Dukung Generasi Muda Manfaatkan Era Digital
A
A
A
PALEMBANG - Bupati Lahat, Sumatera Selatan, Saifudin Aswari Rivai mendukung generasi muda, khususnya mahasiswa di Sumatera Selatan (Sumsel) memanfaatkan kemajuan dunia digital untuk berbisnis melalui ide-ide kreatif, inovatif yang dirancang melalui startup.
Menurut Aswari, usaha melalui startup potensi menemukan pasar nya lebih tepat dan lebih cepat berkembang. Meskipun ia sendiri mengaku sudah lama meninggalkan dunia bisnisnya dan masuk ke dunia birokrasi dan politik, namun ia sangat mengikuti perkembangan bisnis startup di era digital ini.
“Saya lahir dari dunia usaha, setidaknya jiwa itu masih ada, dan saya sangat mendukung sekali, jika generasi muda di Sumsel mulai mengembangkan ide-ide bisnis melalui startup, setidaknya mereka bisa menjadi pengusaha lokal yang dikenal bukan saja di Sumsel, melainkan nasional dan internasional,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel ini, Selasa (8/8/2017).
Apalagi, lanjut dia, ide yang kreatif, inovatif itu sudah dituangkan menjadi bisnis startup itu sudah menghasilkan profit yang menguntungkan, bisa saja investor meliriknya, bahkan karya mereka dapat diakuisisi investor.
Wari (panggilan Aswari) mencontohkan salah satunya usaha transfortasi berbasis aplikasi, Gojek, bisnis startup karya anak bangsa ini bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia, bahkan saat ini sangat membumi bukan saja di Palembang, akan tetapi Tanah Air.
Terlebih mereka juga, urainya terus berinovasi membuat produk-produk turunan yang berbasis aplikasi menjadi mereka perusahaan startup yang besar bisa bersaing dengan perusahaan transfortasi berbasis online luar negeri, seperti Uber (Amerika) dan Grab (Singapura). Selain itu Berrykitchen, Bridestory, CekAja, HaloDiana, , IDNTimes, Kudo, Qraved, YesBoss, dan Fabelio.
Dia berharap generasi muda di Sumsel dapat terus bersemangat, dan bersaing positif menciptakan ide-ide kreatif, inovatif sehingga dapat bersaing dengan startup-startup di Indonesia. “Jika saya jadi gubernur, insya allah saya akan lahirkan startup-startup lokal dan dapat diterima secara nasional dan internasional,” imbuhnya.
Karena dia percaya generasi muda di Sumsel juga banyak yang kreatif dan inovatif, namun memang dukungan untuk menuangkan ide-idenya tersebut belum sepenuhnya optimal dari pemerintah.
“Saya ingin nantinya mereka lebih aktif untuk saling sharing dengan pemerintah, baik melalui seminar maupun kegiatan lainnya sehingga karya mereka tersebut dapat dapat dikembangkan menjadi bisnis startup.
Perkembangan Startup di Indonesia, jelasnya bisa dikatakan cukup pesat menggembirakan. Setiap tahunnya, bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan.
Aswari berharap generasi muda yang masih menimbah ilmu di perguruan tinggi di Sumsel dapat mengembangkan ide kreatif dan inovatif menjadi bisnis di bidang startup sehingga nantinya dapat menjadi salah satu permain dibisnis tersebut sehingga dapat membantu pemerintah daerah dalam membangun Sumsel.
“Setidaknya nanti, Allah memberikan amanah kepada saya untuk memimpin Sumsel, saya akan mendorong dan memfasilitasi mereka untuk berkreasi, minimal yang hobi main game bisa membuat game dan memasarkannya," kata Wari.
Sebagian besar pendapatan dari game, paparnya masuk ke “kantong” pelaku industri luar negeri termasuk game-game yang dibuat oleh developer mancanegara. Hanya kurang dari 1% saja pendapatan tersebut yang masuk ke developer dalam negeri dengan memainkan game-game lokal. Insya Allah Generasi Muda Sumsel mampu bersaing.
“Nilai pasar game Indonesia untuk 2015 itu USD321 juta. Tahun 2016 USD600 juta dan 2017 USD880 juta. Market games ini pasti sudah berkembang terus tapi tidak ada, artinya kalau belum dinikmati oleh developer games Indonesia itu sendiri,” tandasnya.
Menurut Aswari, usaha melalui startup potensi menemukan pasar nya lebih tepat dan lebih cepat berkembang. Meskipun ia sendiri mengaku sudah lama meninggalkan dunia bisnisnya dan masuk ke dunia birokrasi dan politik, namun ia sangat mengikuti perkembangan bisnis startup di era digital ini.
“Saya lahir dari dunia usaha, setidaknya jiwa itu masih ada, dan saya sangat mendukung sekali, jika generasi muda di Sumsel mulai mengembangkan ide-ide bisnis melalui startup, setidaknya mereka bisa menjadi pengusaha lokal yang dikenal bukan saja di Sumsel, melainkan nasional dan internasional,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel ini, Selasa (8/8/2017).
Apalagi, lanjut dia, ide yang kreatif, inovatif itu sudah dituangkan menjadi bisnis startup itu sudah menghasilkan profit yang menguntungkan, bisa saja investor meliriknya, bahkan karya mereka dapat diakuisisi investor.
Wari (panggilan Aswari) mencontohkan salah satunya usaha transfortasi berbasis aplikasi, Gojek, bisnis startup karya anak bangsa ini bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia, bahkan saat ini sangat membumi bukan saja di Palembang, akan tetapi Tanah Air.
Terlebih mereka juga, urainya terus berinovasi membuat produk-produk turunan yang berbasis aplikasi menjadi mereka perusahaan startup yang besar bisa bersaing dengan perusahaan transfortasi berbasis online luar negeri, seperti Uber (Amerika) dan Grab (Singapura). Selain itu Berrykitchen, Bridestory, CekAja, HaloDiana, , IDNTimes, Kudo, Qraved, YesBoss, dan Fabelio.
Dia berharap generasi muda di Sumsel dapat terus bersemangat, dan bersaing positif menciptakan ide-ide kreatif, inovatif sehingga dapat bersaing dengan startup-startup di Indonesia. “Jika saya jadi gubernur, insya allah saya akan lahirkan startup-startup lokal dan dapat diterima secara nasional dan internasional,” imbuhnya.
Karena dia percaya generasi muda di Sumsel juga banyak yang kreatif dan inovatif, namun memang dukungan untuk menuangkan ide-idenya tersebut belum sepenuhnya optimal dari pemerintah.
“Saya ingin nantinya mereka lebih aktif untuk saling sharing dengan pemerintah, baik melalui seminar maupun kegiatan lainnya sehingga karya mereka tersebut dapat dapat dikembangkan menjadi bisnis startup.
Perkembangan Startup di Indonesia, jelasnya bisa dikatakan cukup pesat menggembirakan. Setiap tahunnya, bahkan setiap bulan banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan.
Aswari berharap generasi muda yang masih menimbah ilmu di perguruan tinggi di Sumsel dapat mengembangkan ide kreatif dan inovatif menjadi bisnis di bidang startup sehingga nantinya dapat menjadi salah satu permain dibisnis tersebut sehingga dapat membantu pemerintah daerah dalam membangun Sumsel.
“Setidaknya nanti, Allah memberikan amanah kepada saya untuk memimpin Sumsel, saya akan mendorong dan memfasilitasi mereka untuk berkreasi, minimal yang hobi main game bisa membuat game dan memasarkannya," kata Wari.
Sebagian besar pendapatan dari game, paparnya masuk ke “kantong” pelaku industri luar negeri termasuk game-game yang dibuat oleh developer mancanegara. Hanya kurang dari 1% saja pendapatan tersebut yang masuk ke developer dalam negeri dengan memainkan game-game lokal. Insya Allah Generasi Muda Sumsel mampu bersaing.
“Nilai pasar game Indonesia untuk 2015 itu USD321 juta. Tahun 2016 USD600 juta dan 2017 USD880 juta. Market games ini pasti sudah berkembang terus tapi tidak ada, artinya kalau belum dinikmati oleh developer games Indonesia itu sendiri,” tandasnya.
(dmd)