Mark Zuckerberg Angkat Bicara soal Maraknya Hoax di Facebook
A
A
A
CALIFORNIA - Maraknya berita palsu alias hoax yang diposting di Facebook, membuat media sosial tersebut panen kecaman. Tidak sedikit pihak yang meminta Facebook untuk mengidentifikasi dan menghapus hoax dari platform mereka. Bahkan beberapa perusahaan mengancam menghentikan iklan di media sosial atas maraknya peredaran kabar dusta.
Kontroversi hoax dalam Facebook membuat sang pendiri sekaligus CEO Mark Zuckerberg angkat bicara. Melansir dari CNBC, Kamis (13/4/2017), Zuckerberg mengatakan mengatasi hoax merupakan bukan perkara mudah.
“Ketika kami memulai dengan Facebook pada tahun 2004, gagasan menghubungkan dunia belum kontroversial. Saat itu orang-orang umumnya berpikir positif. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, kini sudah bergeser,” ujarnya.
Meski mengaku bukan hal mudah, namun Zuckerberg menampik bahwa Facebook selama ini telah mentolerir berita palsu di platformnya. “Bila Anda mengatakan Facebook mentoleransi informasi yang salah karena akan membuat kami lebih banyak uang, itu tidak benar sama sekali,” tegasnya.
Menurut dia, Facebook sedang berusaha menyeimbangkan antara kebebasan berbicara dan berekspresi dan mengurangi jumlah berita palsu. Kendati demikian, sambung dia, hal tersebut memang tidak pernah membuat semua orang 100% senang.
“Kebebasan berbicara adalah hakikat karena orang selalu ingin kebebasan berbicara kecuali orang tidak setuju dengan hal itu,” terangnya. Namun, ia mengingatkan pengguna untuk tetap menggunakan akal sehat dalam menggunakan platform ini.
Zuckerberg menjelaskan bahwa Facebook terus berkembang dari waktu ke waktu. Dan sebagai produk yang terus berkembang, Facebook memang tidak sempurna dan tidak akan pernah sempurna. “Setiap sistem apapun itu, termasuk bisnis, tidak sempurna. Namun harus terus berjalan. Meski Facebook memiliki kekurangan tapi tetap terus berjalan dan beradaptasi dengan dunia yang berubah,” ucapnya.
Facebook pun terus beradaptasi sejak meluncur dari Harvard pada 2004 dan kini terus berkembang sebagai media sosial terbesar di dunia. Saat ini, Facebook memiliki hampir dua miliar pengguna dari tujuh miliar populasi di dunia.
Kontroversi hoax dalam Facebook membuat sang pendiri sekaligus CEO Mark Zuckerberg angkat bicara. Melansir dari CNBC, Kamis (13/4/2017), Zuckerberg mengatakan mengatasi hoax merupakan bukan perkara mudah.
“Ketika kami memulai dengan Facebook pada tahun 2004, gagasan menghubungkan dunia belum kontroversial. Saat itu orang-orang umumnya berpikir positif. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, kini sudah bergeser,” ujarnya.
Meski mengaku bukan hal mudah, namun Zuckerberg menampik bahwa Facebook selama ini telah mentolerir berita palsu di platformnya. “Bila Anda mengatakan Facebook mentoleransi informasi yang salah karena akan membuat kami lebih banyak uang, itu tidak benar sama sekali,” tegasnya.
Menurut dia, Facebook sedang berusaha menyeimbangkan antara kebebasan berbicara dan berekspresi dan mengurangi jumlah berita palsu. Kendati demikian, sambung dia, hal tersebut memang tidak pernah membuat semua orang 100% senang.
“Kebebasan berbicara adalah hakikat karena orang selalu ingin kebebasan berbicara kecuali orang tidak setuju dengan hal itu,” terangnya. Namun, ia mengingatkan pengguna untuk tetap menggunakan akal sehat dalam menggunakan platform ini.
Zuckerberg menjelaskan bahwa Facebook terus berkembang dari waktu ke waktu. Dan sebagai produk yang terus berkembang, Facebook memang tidak sempurna dan tidak akan pernah sempurna. “Setiap sistem apapun itu, termasuk bisnis, tidak sempurna. Namun harus terus berjalan. Meski Facebook memiliki kekurangan tapi tetap terus berjalan dan beradaptasi dengan dunia yang berubah,” ucapnya.
Facebook pun terus beradaptasi sejak meluncur dari Harvard pada 2004 dan kini terus berkembang sebagai media sosial terbesar di dunia. Saat ini, Facebook memiliki hampir dua miliar pengguna dari tujuh miliar populasi di dunia.
(ven)