Berita Hoax Membunuh Pikiran Masyarakat

Minggu, 12 Februari 2017 - 19:29 WIB
Berita Hoax Membunuh Pikiran Masyarakat
Berita Hoax Membunuh Pikiran Masyarakat
A A A
LONDON - "Berita hoax membunuh pikiran masyarakat," tegas Tim Cook, chief executive officer Apple, seperti dilansir The Guardian, Minggu (12/2/2017). Menurut Cook, pihaknya dan beberapa perusahaan teknologi lainnya sedang mengembangkan alat yang membantu membendung penyebaran berita palsu, tanpa mengebiri kebebasan berbicara.

Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris itu, Cook juga menyerukan agar pemerintah memimpin kampanye informasi untuk menindak berita palsu alias hoax. Berita palsu kini menjadi momok dalam politik utama di dunia, dimana pendukung masing-masing pihak saling mempromosikan informasi yang salah demi kepentingan politik.

Mengutip dari The Daily Telegraph, Cook juga mencibir perilaku para penyebar berita hoax yang ingin memenangkan suara masyarakat, dengan mempromosikan informasi palsu. “Kita sedang menjalani masa dimana beberapa orang memenangkan suara masyarakat dengan menghabiskan waktu melakukan banyak klik bukan untuk kebenaran. Dan itu dapat membunuh pikiran masyarakat,” tukasnya.

Kondisi ini, kata dia, membuat banyak pembaca menjadi mengeluh dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, pria kelahiran Alabama, Amerika Serikat, 1 November 1960 itu menambahkan bahwa hoax bersifat jangka pendek, karena kebanyakan orang tidak menginginkan informasi tersebut.

Masalah hoax pun sempat melanda pelantikan Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump. Beberapa orang yang tidak suka dengan Trump, mengirimkan kabar bohong secara massif bahwa pelantikan Trump sepi dari penggemar. Hal ini untuk memberi kesan bahwa Trump “tidak disukai” warga Amerika.

Namun, faktanya, menurut Juru Bicara Trump, Sean Spicer bahwa banyak warga Amerika yang datang ke inagurasi Trump ke Monumen Washington. Bahkan Spicer menyebut pelantikan itu merupakan upacara terbesar yang pernah ia saksikan.

Penyebaran hoax memang bukan hanya menjadi masalah di Negeri Paman Sam, juga di Indonesia. Maraknya berita palsu kini menjadi bagian sehari-hari masyarakat terlebih saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta saat ini.

Media Sosial seperti Facebook, Twitter, dan mesin pencari Google, pun kewalahan menghadapi massifnya kabar hoax di jagat maya. Mereka dianggap “bertanggung jawab” karena platform mereka menjadi wahana penyebaran kabar dusta.

Alhasil, pendiri Facebook, Mark Zuckerberg menggandeng media Prancis guna memberantas peredaran kabar hoax. Bersama Agence France Presse, BFM TV, L'Express, dan Le Monde, mereka melakukan verifikasi atas sebuah informasi.

Sementara itu, Jerman melakukan kebijakan keras demi menjaga negaranya dari wabah kabar hoax. Jerman memberikan hukuman denda kepada Facebook dan perusahaan media sosial lainnya sampai 500 ribu euro (Rp 7 miliar) untuk setiap penerbitan berita palsu atau hoax.

Bagaimana dengan Indonesia? Kementerian Komunikasi dan Informatika kabarnya akan menggelar pertemuan dengan perwakilan Facebook pada pekan depan untuk membahas pemberantasan berita hoax sekaligus pemasaran Facebook. Karena Indonesia merupakan salah satu negara pengguna terbanyak Facebook.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1202 seconds (0.1#10.140)