Pertumbuhan Industri Elekronik Tahun 2016 Minus 2,7%

Rabu, 25 Januari 2017 - 14:02 WIB
Pertumbuhan Industri Elekronik Tahun 2016 Minus 2,7%
Pertumbuhan Industri Elekronik Tahun 2016 Minus 2,7%
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan industri elektronik, khususnya home appliance atau alat-alat rumah tangga pada 2016 mengalami penurunan 2,7%. Hal ini dikarenakan banyak hal, antara lain isu politik yang memanas di 2016 dan juga isu ekonomi.

Untuk isu ekonomi, adanya pengenaan pajak barang mewah terhadap barang mewah dan tax amnesty memicu penyerapan perangkat elektronik rumah tangga menurun.

"Pajak barang mewah membuat banyak perusahaan menahan pembelian AC berkapasitas besar. Kemudian tax amnesty membuat dealer-dealer besar menahan diri melakukan penyerapan untuk menyelesaikan masalah perpajakannya," kata Andri Adi Utomo, National Sales General Manager PT Sharp Electronics Indonesia saat memaparkan strategi perusahaan Sharp kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Dikatakan Andri, secara nasional pasar elektronik tahun lalu mencapai Rp10,582,025 triliun atau turun tipis dibandingkan 2015 yakni Rp10,853,903 triliun. Walaupun industri turun, dia menegaskan Sharp tetap sukses membukukan kenaikan penjualan yakni dari Rp2,047,308 menjadi Rp2,072,996 triliun.

Meski demikian, lanjut dia, pada akhir 2016 permintaan elektronik mengalami kenaikan signifikan hingga Januari ini. "Jadi saya lihat masih ada optimisme di tahun ini. Terlebih pemerintah terus menunjukan komitmennya untuk pembangunan infrastruktur sehingga bisa memacu ekonomi daerah.

Belum lagi keberhasilan program pengampunan pajak. Jika sebagian saja dari Rp11.000 triliun dana orang Indonesia kembali ke Tanah Air, saya yakin industri elektronik rumah tangga bakal terkena dampak positif. Ada lagi program satu juta rumah yang tentu membutuhkan perangkat elektronik baru. Ini menambah keyakinan kami," ujarnya.

Namun dia mengingatkan pemerintah, jika tahun ini kondisinya sama yakni terjadi penurunan pasar lagi. Maka mau tak mau perusahaan harus melakukan efisiensi. "Misalnya pengurangan karyawan," katanya
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9894 seconds (0.1#10.140)