Review Moto E3 Power Kurang Sentuhan Personal
A
A
A
E3 Power adalah model pertama Motorola sekarang bernama Moto untuk pasar Indonesia. Perangkat entry level tersebut sudah dirilis di Eropa dan India, dengan sejumlah peningkatan di Indonesia.
Dari segi desain, misalnya, E3 Power terlihat standar sekali dan tidak mencerminkan sebuah semangat rebranding sebagai sebuah brand yang baru muncul kembali. Desainnya membulat di tiap sudutnya, dan cukup tebal walau sangat ringan.
Moto E3 Power mengusung layar 5 inci beresolusi 1.280x720 piksel alias HD. Di depan, hanya ada dua buah grill speaker dengan bentuk memanjang dari kiri ke kanan. Kamera depan 5MP menggantung di pojok kiri bagian atas.
Tombol navigasi di desain on-screen, membuat wajah E3 Power sangat polos. Sepintas, Anda tidak akan menyangka ponsel itu keluaran vendor global. Lebih terlihat seperti ponsel entry level keluaran China.
Di belakang, E3 Power menggunakan material polycarbonate bertekstur pada cangkang belakangnya sehingga ringan dan kesat. Kamera utama 8 MP dengan LED Flash dalam posisi vertikal dan motif Moto terlihat elegan.
Ponsel tersebut tidak mengusung desain unibodi yang sedang populer. Artinya, baterai 3.500mAh bisa dilepas (removable). Jika suatu hari kemampuan baterainya memburuk, pengguna cukup mengganti baterai baru. Penggunaan desain unibodi serta baterai non-removeable walau lebih indah dilihat, tidak selalu disukai konsumen Indonesia.
Moto E3 Power mendukung dua selot kartu SIM 4G LTE serta selot kartu memori MicroSD hingga 32GB. Prosesornya menggunakan MediaTek MTK 6735p quad-core 1GHz, RAM 2 GB, dan memori internal 16GB.
E3 Power yang dirilis di Indonesia dan diluar memiliki perbedaan mencolok di RAM dan ROM serta kapasitas baterai. Sebab perangkat yang dirilis di luar negeri memiliki RAM 1GB dengan ROM 8GB serta kapasitas baterai 2.800 mAh saja.
Sistesam operasi yang digunakan adalah Android Marshmallow 6.0, sayangnya user interface terlalu simpel, terkesan tidak ada sentuhan personal Motorola.
Padahal brand tersebut memiliki kesan colorful. Kemampuan kamera belakang dan depannya menghasilkan foto dengan noise yang cukup terlihat jika digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan dengan kondisi cahaya minim.
Tapi, dari kualitas foto keseluruhan, baik di luar dan maupun di dalam ruangan, dengan kemampuan kameranya tadi masih lebih baik ketimbang perangkat entry level brand lain. Dengan banderol Rp1,9 juta, E3 Power bisa dibilang cukup kompetitif. Meski, ada sejumlah fitur yang absen seperti sensor gyroscope.
Dari segi desain, misalnya, E3 Power terlihat standar sekali dan tidak mencerminkan sebuah semangat rebranding sebagai sebuah brand yang baru muncul kembali. Desainnya membulat di tiap sudutnya, dan cukup tebal walau sangat ringan.
Moto E3 Power mengusung layar 5 inci beresolusi 1.280x720 piksel alias HD. Di depan, hanya ada dua buah grill speaker dengan bentuk memanjang dari kiri ke kanan. Kamera depan 5MP menggantung di pojok kiri bagian atas.
Tombol navigasi di desain on-screen, membuat wajah E3 Power sangat polos. Sepintas, Anda tidak akan menyangka ponsel itu keluaran vendor global. Lebih terlihat seperti ponsel entry level keluaran China.
Di belakang, E3 Power menggunakan material polycarbonate bertekstur pada cangkang belakangnya sehingga ringan dan kesat. Kamera utama 8 MP dengan LED Flash dalam posisi vertikal dan motif Moto terlihat elegan.
Ponsel tersebut tidak mengusung desain unibodi yang sedang populer. Artinya, baterai 3.500mAh bisa dilepas (removable). Jika suatu hari kemampuan baterainya memburuk, pengguna cukup mengganti baterai baru. Penggunaan desain unibodi serta baterai non-removeable walau lebih indah dilihat, tidak selalu disukai konsumen Indonesia.
Moto E3 Power mendukung dua selot kartu SIM 4G LTE serta selot kartu memori MicroSD hingga 32GB. Prosesornya menggunakan MediaTek MTK 6735p quad-core 1GHz, RAM 2 GB, dan memori internal 16GB.
E3 Power yang dirilis di Indonesia dan diluar memiliki perbedaan mencolok di RAM dan ROM serta kapasitas baterai. Sebab perangkat yang dirilis di luar negeri memiliki RAM 1GB dengan ROM 8GB serta kapasitas baterai 2.800 mAh saja.
Sistesam operasi yang digunakan adalah Android Marshmallow 6.0, sayangnya user interface terlalu simpel, terkesan tidak ada sentuhan personal Motorola.
Padahal brand tersebut memiliki kesan colorful. Kemampuan kamera belakang dan depannya menghasilkan foto dengan noise yang cukup terlihat jika digunakan di dalam ruangan atau di luar ruangan dengan kondisi cahaya minim.
Tapi, dari kualitas foto keseluruhan, baik di luar dan maupun di dalam ruangan, dengan kemampuan kameranya tadi masih lebih baik ketimbang perangkat entry level brand lain. Dengan banderol Rp1,9 juta, E3 Power bisa dibilang cukup kompetitif. Meski, ada sejumlah fitur yang absen seperti sensor gyroscope.
(dol)