Perkembangan Teknologi Informasi Butuh Inovasi dan Kolaborasi

Kamis, 03 November 2016 - 08:42 WIB
Perkembangan Teknologi Informasi Butuh Inovasi dan Kolaborasi
Perkembangan Teknologi Informasi Butuh Inovasi dan Kolaborasi
A A A
SYDNEY - Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) di dunia sangat pesat. Berbagai pihak terus melakukan inovasi pada ICT untuk membuat kehidupan manusia semakin mudah. Ke depan kehidupan manusia akan banyak ditopang oleh ICT. Percepatan pertumbuhan ICT membutuhkan kolaborasi antara industri, pemerintah, akademisi, dan peneliti.

Rabu, 2 November 2016 di Sydney, Australia beberapa pihak yang konsen terhadap ICT mendiskusikan inovasi dalam Huawei Innovation Day 2016 yang mengambil tema Brilian of Explorations. Selain pihak Huawei, beberapa akademisi, industri, dan perwakilan pemerintah mengikuti seminar tersebut. Para pimpinan di industri ICT, peneliti, dan pemerintah saling berbagi pengalaman dalam mengeksplorasi dan inovasi.

Menteri Industri, Inovasi, dan Sains Australia Greg Hunt saat membuka acara mengatakan ICT adalah backbone dan menjadi bagian jagat inovasi. Pemerintah Australia selalu terlibat dan terus mendorong inovasi untuk meningkatkan ekonomi, membantu masyarakat, dan meningkatkan kualitas kehidupan. "Dalam agenda kementerian, kita mengajak anak-anak muda ke dalam inovasi dan sains dan program itu senilai 100 juta dolar (Australia)," kata Greg, Rabu 2 November 2016.

Greg mengatakan inovasi saat ini mendorong 60% produktivitas nasional negaranya. Selain itu, inovasi menjadi dasar untuk produktivitas nasional dalam mendorong pekerjaan, pertumbuhan, dan peluang.

Presiden Huawei Asia Pacific Li Jinge mengatakan masa depan eksplorasi ICT akan bergantung kepada semua pihak. Li beralasan banyak pihak yang akan terlibat dari pertumbuhan ICT. "Pertumbuhan dan kesuksesan Huawei dari dedikasi semangat dan fokus pada pelanggan," kata Li pada pembukaan seminar.

Eksplorasi Huawei hanya didasarkan pada analisa internal untuk masa depan dan menciptakan nilai untuk para pelanggan. Li menambahkan Huawei secara intensif mendorong kolaborasi antara industri, akademisi, pemerintah, dan peneliti untuk menciptakan ekosistem ICT. "Industri, pemerintah, dan peneliti harus melakukan eksplorasi inovasi bersama untuk menciptakan jalur masa depan," katanya.

Pada seminar tersebut juga didiskusikan tentang IoT (Internet of Think) yang ke depannya akan mempermudah kehidupan manusia. Namun IoT membutuhkan inovasi ICT.

Salah satu yang akan menunjang itu semua adalah jaringan 5G yang tengah dipersiapkan semua pihak. Jaringan 5G memungkinkan semua manusia akan terhubung dengan aplikasi internet (mesin) dalam semua kehidupan.

Di dunia internasional persiapan teknologi telah disiapkan, salah satunya dengan menggunakan 4.5 G. Di Indonesia, 4.5 G akan digunakan pada perhelatan Asian Games 2018.

Abdurazak Mubasir, VP of 5G Marketing Europe Huawei mengatakan, syarat untuk mempersiapkan 5G, adalah ketersediaan 4.5 G. Mubasir mengatakan saat ini banyak pihak yang sudah mempersiapkan 4G LTE, yang merupakan tahapan menuju 5G. Jaringan 5G, menurut Mubasir, tidak hanya mempermudah konektivitas manusia kepada aplikasi (human to machine) tapi juga machine to machine.

Bahkan Mubasir berkeyakinan kehadiran teknologi 5G akan mengubah strategi perekonomian suatu negara. "Saya setuju jika 5G akan mengubah struktur strategi perekonomian suatu negara. Karena ke depan manusia dunia akan membayar pada pelayanan," katanya.

Inovasi ICT memang berkembang dengan baik membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, peneliti dan industri. Kemajuan ICT tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tapi membutuhkan kerja sama semua pihak.
(poe)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8154 seconds (0.1#10.140)