Galaxy Note 7 Meledak, Terbukti Bikin Samsung Untung Telak
A
A
A
SEOUL - Kabar yang menyebutkan keputusan Recall Samsung terhadap Galaxy Note 7 yang dirudung masalah bisa menyebabkan Samsung Electronics rugi besar ternyata terbantahkan. Pasalnya pasca Recall, laba Samsung justru mengalami peningkatan yang mencolok selama periode kuartal ketiga 2016.
Seperti dilansir The Verge, Senin (10/10/2016), laporan pendapatan kuartal III, Samsung meraup laba usaha sekitar US 7 miliar atau setara Rp 91 triliun. Padahal penjualannya hanya mencapai US 44 miliar atau Rp 571 triliun. Dengan angka tersebut, Samsung berhasil meningkatkan pendapatan lebih dari US 3,6 miliar atau Rp 46,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selama ini, tak sedikit analis yang mengestimasi pendapatan Samsung bakal turun di kuartal ini sebagai dampak langsung recall produk Galaxy Note 7. Selama periode Juli hingga September, analis memproyeksi penjualan bakal menurun karena adanya masalah dari pada baterai Galaxy Note 7, September lalu.
Namun, data angka-angka yang dilaporkan Samsung menunjukkan adanya kenaikan dari waktu ke waktu. “Samsung berharap agar ada kenaikan dari tahun ke tahun,” kata analis Nomura Holding Chung Chang Won ke pada Bloomberg.
Menurutnya, jikalau ada satu saja smartphone yang di recall bakal mempengaruhi pendapatan kini terbantahkan. Pasalnya masukan dari perangkat bisnis lainya terus mengalir ke pundi-pundi Samsung.
Analis IBK Security Lee Seung-woo mengatakan, bisnis Samsung yang menyumbang keuntungan terbanyak saat ini adalah bisnis semikonduktor. “Harga semikonduktor selalu meningkat selama beberapa bulan terakhir, hal ini juga terlihat pada kompetitornya, Intel,” tutur Lee.
Lanjutnya, kalau ke depannya unit mobile tidak terkena masalah dan terus menunjukkan performa baiknya, harga saham Samsung akan lebih tinggi lagi.
Seperti dilansir The Verge, Senin (10/10/2016), laporan pendapatan kuartal III, Samsung meraup laba usaha sekitar US 7 miliar atau setara Rp 91 triliun. Padahal penjualannya hanya mencapai US 44 miliar atau Rp 571 triliun. Dengan angka tersebut, Samsung berhasil meningkatkan pendapatan lebih dari US 3,6 miliar atau Rp 46,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selama ini, tak sedikit analis yang mengestimasi pendapatan Samsung bakal turun di kuartal ini sebagai dampak langsung recall produk Galaxy Note 7. Selama periode Juli hingga September, analis memproyeksi penjualan bakal menurun karena adanya masalah dari pada baterai Galaxy Note 7, September lalu.
Namun, data angka-angka yang dilaporkan Samsung menunjukkan adanya kenaikan dari waktu ke waktu. “Samsung berharap agar ada kenaikan dari tahun ke tahun,” kata analis Nomura Holding Chung Chang Won ke pada Bloomberg.
Menurutnya, jikalau ada satu saja smartphone yang di recall bakal mempengaruhi pendapatan kini terbantahkan. Pasalnya masukan dari perangkat bisnis lainya terus mengalir ke pundi-pundi Samsung.
Analis IBK Security Lee Seung-woo mengatakan, bisnis Samsung yang menyumbang keuntungan terbanyak saat ini adalah bisnis semikonduktor. “Harga semikonduktor selalu meningkat selama beberapa bulan terakhir, hal ini juga terlihat pada kompetitornya, Intel,” tutur Lee.
Lanjutnya, kalau ke depannya unit mobile tidak terkena masalah dan terus menunjukkan performa baiknya, harga saham Samsung akan lebih tinggi lagi.
(wbs)