Grab Luncurkan Taksi Tanpa Pengemudi di Singapura
A
A
A
SINGAPURA - Tidak mau kalah dengan kompetitornya, Uber yang telah meluncurkan mobil driverless (tanpa pengemudi) di Amerika Serikat, Grab pun melakukan aksi serupa. Melansir Nikkei Asian Review, Sabtu (24/9/2016), Grab meluncurkan kendaraan driverless dalam sebuah uji coba di Singapura.
Untuk proyek ini, Grab menggandeng kemitraan dengan stratup nuTonomy yang berbasis di Amerika. Kemitraan ini menggabungkan platform yang diberi nama “Robo-Car Trial”, dimana pengguna dapat mengunduh aplikasi tersebut dan memilih kendaraan yang ingin mereka pesan.
Dalam uji coba ini, mobil driverless dilengkapi wahana self-dribing sensor dan ditawarkan secara gratis. Meski demikian terdapat back-up sopir yang bertujuan untuk menjaga keselamatan penumpang. Promosi tersebut berlangsung selama dua bulan ke depan.
Operator nuTonomy berharap uji coba ini berjalan sukses. Sehingga mereka dapat meluncurkan taksi self-driving secara komersial pada 2018.
Grab sendiri melihat potensi taksi driverless di Singapura sangat besar. Permintaan taksi di negara kota yang padat penduduk itu sering melebihi pasokan, terutama saat malam akhir pekan dan daerah pusat bisnis. “Kemitraan kami dengan nuTonomy untuk melengkapi jaringan transportasi di Singapura. Dan kami siap melayani untuk itu,” ujar Chief Executive Grab, Anthony Tan seperti dilansir Asian Review.
Ketika mereka mengadakan uji coba taksi driverless di jalan umum, Karl Iagnemma, CEO dan co-founder dari nuTonomy, mengatakan menerima ribuan pelamar untuk naik dalam waktu 48 jam setelah peluncuran.
Teknologi mengemudi otonom ini merupakan aliansi dari penelitian bersama antara National University of Singapore dan Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, selama tiga tahun. Kemitraan keduanya juga mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Singapura. Termasuk Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura yang menjadi salah satu investor di perusahaan.
Kendaraan self-driving kini menjadi isu seksi di kalangan perusahaan teknologi di seluruh dunia, termasuk Google, yang mulai mengembangkan platform sejenis. Namun Iagnemma mencoba “mengancam” para pesaing dengan mengatakan bahwa perusahaan tanpa pengetahuan yang mendalam tentang teknologi self-driving akhirnya akan menjumpai kesia-siaan.
Untuk proyek ini, Grab menggandeng kemitraan dengan stratup nuTonomy yang berbasis di Amerika. Kemitraan ini menggabungkan platform yang diberi nama “Robo-Car Trial”, dimana pengguna dapat mengunduh aplikasi tersebut dan memilih kendaraan yang ingin mereka pesan.
Dalam uji coba ini, mobil driverless dilengkapi wahana self-dribing sensor dan ditawarkan secara gratis. Meski demikian terdapat back-up sopir yang bertujuan untuk menjaga keselamatan penumpang. Promosi tersebut berlangsung selama dua bulan ke depan.
Operator nuTonomy berharap uji coba ini berjalan sukses. Sehingga mereka dapat meluncurkan taksi self-driving secara komersial pada 2018.
Grab sendiri melihat potensi taksi driverless di Singapura sangat besar. Permintaan taksi di negara kota yang padat penduduk itu sering melebihi pasokan, terutama saat malam akhir pekan dan daerah pusat bisnis. “Kemitraan kami dengan nuTonomy untuk melengkapi jaringan transportasi di Singapura. Dan kami siap melayani untuk itu,” ujar Chief Executive Grab, Anthony Tan seperti dilansir Asian Review.
Ketika mereka mengadakan uji coba taksi driverless di jalan umum, Karl Iagnemma, CEO dan co-founder dari nuTonomy, mengatakan menerima ribuan pelamar untuk naik dalam waktu 48 jam setelah peluncuran.
Teknologi mengemudi otonom ini merupakan aliansi dari penelitian bersama antara National University of Singapore dan Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, selama tiga tahun. Kemitraan keduanya juga mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Singapura. Termasuk Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura yang menjadi salah satu investor di perusahaan.
Kendaraan self-driving kini menjadi isu seksi di kalangan perusahaan teknologi di seluruh dunia, termasuk Google, yang mulai mengembangkan platform sejenis. Namun Iagnemma mencoba “mengancam” para pesaing dengan mengatakan bahwa perusahaan tanpa pengetahuan yang mendalam tentang teknologi self-driving akhirnya akan menjumpai kesia-siaan.
(ven)