Teknologi Biometrik Bukan Obat Mujarab untuk Keamanan

Sabtu, 06 Agustus 2016 - 13:50 WIB
Teknologi Biometrik...
Teknologi Biometrik Bukan Obat Mujarab untuk Keamanan
A A A
JAKARTA - Samsung belum lama ini meluncurkan perangkat flagship terbarunya, Samsung Galaxy Note 7 yang dibekali teknologi pemindai iris mata. Namun, sejauh manakah keamanan dari teknologi sensor biometrik ini.

Principal Security Researcher, Kaspersky Lab, David Emm mengatakan, pemberitaan bahwa teknologi terbaru iris scanner dari Samsung Galaxy Note 7 menandai langkah berikutnya dalam teknologi biometrik. Di mana, sekarang ini para vendor teknologi mengklaim bahwa sensor biometrik dapat meningkatkan baik itu dari sisi pengalaman dan keamanan dari pengguna perangkat mobile.

"Namun, pada kenyataannya semakin meningkatnya penggunaan teknologi biometrik maka akan muncul kebutuhan dari sisi keamanan yang lebih tinggi lagi," ujar David dalam rilisnya, Sabtu (6/8/2016).

Contohnya, tidaklah sulit untuk mengkompromikan biometrik milik orang lain, seperti scan sidik jari dan iris mata, bahkan hal tersebut dapat dilakukan dari jarak jauh. Sebuah spesialis biometrik dari Jerman Jan Krisller, yang menjadi terkenal dengan aksi peretasan Apple TouchID, baru-baru ini menemukan cara untuk menyalin iris dan sidik jari dari foto beresolusi tinggi.

Lebih lanjut, biometrik juga memiliki kebutuhan untuk mempertahankan basis data biometrik yang besar informasi pribadi dari pengguna. Karena itu, setiap pelanggaran keamanan yang mengakibatkan kebocoran informasi ini bisa memiliki konsekuensi yang jauh lebih serius daripada pencurian.

Misalnya password, bagaimanapun juga kita bisa mengubah password yang lemah, tetapi tidak bisa mengubah scan sidik jari atau iris yang berhasil dikompromikan.

Selama beberapa tahun ke depan penggunaan teknologi biometrik ini akan semakin luas dan menjadi respons terhadap permasalahan keamanan yaitu penggunaan metode otentikasi yang ada saat ini.

Contohnya, bahaya yang melekat pada password yang lemah atau re-cycle. Pada saat yang sama, pihaknya juga berharap untuk melihat tren biometrik ini mengalami peningkatan-khususnya dalam pengembangan bio-hack.

"Biometrik bukanlah obat mujarab bagi masalah keamanan. Pada akhirnya, otentikasi multi-faktor menjadi penting. Artinya gunakan biometrik bersama dengan password atau cara lain untuk memverifikasi identitas Anda. Ini berarti menggabungkan lebih dari satu item baik itu sesuatu yang Anda tahu, sesuatu yang Anda miliki dan sesuatu yang ada pada diri Anda untuk memverifikasi identitas Anda," tegasnya.
(izz)
Berita Terkait
Pakai OS Kaspersky,...
Pakai OS Kaspersky, Rusia Siapkan Ponsel yang Tak Bisa Diretas
Kaspersky: 2021, Masyarakat...
Kaspersky: 2021, Masyarakat Kian Anggap Penting Privasi Data
Melindungi Pahlawan...
Melindungi Pahlawan Jalanan: Telkomsel, Kaspersky, dan Gojek Bersatu Padu Hadirkan Paket Swadaya Aman
Ransomware: Ancaman...
Ransomware: Ancaman Nyata di 2025, Bagaimana Organisasi di Indonesia Melindungi Diri?
5 Cara Mencegah Serangan...
5 Cara Mencegah Serangan Pencurian Data Pribadi atau Phising
Waspada Ransomware!...
Waspada Ransomware! 8 Tips Cegah Serangan Siber Paling Berbahaya di Dunia
Berita Terkini
Terjadi di Zaman Nabi,...
Terjadi di Zaman Nabi, Fenomena Alam Ini Jadikan Organ Tubuh seperti Kaca
55 menit yang lalu
Pantai di Iran Tiba-tiba...
Pantai di Iran Tiba-tiba Berubah Warna Menjadi Merah Darah
4 jam yang lalu
Indonesia Hapus 1,3...
Indonesia Hapus 1,3 Juta Konten Berbahaya Terkait Pornografi dan Judi Online
7 jam yang lalu
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
8 jam yang lalu
Cara Mengatasi Bootloop...
Cara Mengatasi Bootloop di HP Oppo yang Langsung Tokcer
13 jam yang lalu
4 Cara Menghapus Aplikasi...
4 Cara Menghapus Aplikasi Bawaan Realme Anti Ribet
14 jam yang lalu
Infografis
Syarat Penderita Diabetes...
Syarat Penderita Diabetes Diperbolehkan untuk Puasa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved