Nikkei Tuding Toshiba Dan Canon Lakukan Kecurangan

Kamis, 30 Juni 2016 - 14:16 WIB
Nikkei Tuding Toshiba Dan Canon Lakukan Kecurangan
Nikkei Tuding Toshiba Dan Canon Lakukan Kecurangan
A A A
TOKYO - Regulator anti-monopoli Jepang ini mencium proses akuisisi Canon Inc untuk mengambil alih produk alat medis dari Toshiba Corp terjadi praktek “kecurangan sistematis” untuk penggelembungan keuntungan.

Surat kabar Jepang Nikkei mengatakan, meskipun transaksi itu sudah terlaksana namun regulator keuangan Jepang tetap akan melarang kedua perusahaan ini dari struktur atas kesepakatan ini.

Toshiba, terbukti terlibat skandal akuntansi untuk mendapatkan uang tunai sebelum menutup buku pada bulan Maret, dengan jumlah yang tercatat 665500000000 ¥ atau sekitar Rp8,5 triliun. "Toshiba menjual dengan cara yang tidak lazim, merekan melakukan Kecurangan. Pasalanya transaksi itu terjadi sebelum kesepakatan telah disetujui oleh regulator Pemerintah Jepang," Tulis surat kabar Nikkey seperti dilansir surat kabar Reuters, Kamis (30/6/2016).

Pada saat itu, beberapa ahli antitrust dan akuntansi mengatakan kesepakatan itu dipertanyakan, meskipun mereka mengakui mungkin tidak melanggar peraturan apapun.

Perusahaan Jepang yang tengah mengalami kesulitan finansial, Toshiba Corp mengatakan akan mengadakan pembicaraan eksklusif dengan Canon Inc. untuk menjual unit perangkat medis. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk menopang keuangan perusahaan menyusul skandal akuntansi tahun lalu.

Ekspansi ke dalam bisnis peralatan medis menjadi pertaruhan besar bagi Canon, yang telah dikenal sebagai produsen kamera dan printer.

Melalui sebuah pernyataan, Toshiba mengatakan bahwa proposal Canon menjadi yang paling menarik dikarenakan mereka mengajukan harga penawaran tertinggi dan unit medis ini relatif juga lebih sesuai dengan bisnis Canon yang ada. Ke-2 perusahaan menargetkan perjanjian definitif akan dapat tercapai pada 18 Maret mendatang, tambah Toshiba.

Sementara dari pihak Canon, juru bicara perusahaan juga telah mengkonfirmasi kebenaran berita mengenai rencana pembicaraan eksklusif meskipun masih menolak untuk berkomentar lebih lanjut.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6637 seconds (0.1#10.140)