300 Aplikasi Game Berhasil Terkumpul dalam Microsoft YouthSpark
A
A
A
YOGYAKARTA - Ada 300 ide aplikasi game berhasil dikumpulkan dari 800 orang peserta lomba aplikasi bertajuk Microsoft YouthSpark yang diselenggarakan Microsoft Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Semua peserta dari kalangan pelajar Yogyakarta ini menunjukkan teknologi sudah mulai mendarah di Kota Gudeg.
Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia, Ruben Hattari mengatakan, Microsoft YouthSpark kali ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan kompetisi membuat aplikasi di kalangan pelajar. Tujuannya untuk memperkenalkan kepada anak muda tentang pemanfaatan teknologi bukan sekedar konsumtif semata.
“Kami ingin mendidik generasi muda memanfaatkan teknologi dengan cara yang produktif,”paparnya saat puncak acara Microsoft YouthSpark di Univercity UGM, Rabu (15/6/2016).
Menurutnya, jika tidak memanfaatkan teknologi untuk kegiatan produktif, maka Indonesia akan tertinggal jauh dengan negara lain. Bahkan kini Indonesia sudah tertinggal dari Singapura, Malaysia dan bahkan Thailand. Program-program edukasi pemanfaatan tehnologi dari semua lini memang diperlukan untuk menggerakkan potensi bangsa ini.
Untuk kompetisi para pelajar ini, pihaknya memang sengaja membuat program untuk kompetisi aplikasi game. Sebab menurutnya, game-lah satu-satunya yang memiliki potensi besar dari sisi ekonomi dibanding aplikasi lain. Sebab, game memiliki peran strategis bisa diakses di semua lini pengguna internet mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun.
Sebenarnya pihaknya juga memiliki kompetisi aplikasi lain selain game untuk kalangan yang lain. dua kompetisi lain tersebut adalah Citizenship dan juga innovation development. Citizenship lebih mengarah membuat aplikasi sesuai dengan kebijakan pemerintah, seperti pemanfaatan tehnologi untuk mengentaskan kemiskinan dan juga kelaparan.
“Kalau yang inovasi itu kami contohkan pembuatan aplikasi untuk saudara-saudara kita yang autis,”tuturnya.
Ruben menambahkan, Setelah Microsoft YouthSpark Idea Generation, pelatihan khusus diberikan oleh Microsoft Innovation Center kepada para peserta yang terpilih. Para peserta yang berasal dari 26 sekolah dan 3 organisasi nirlaba di Yogyakarta, kemudian terbagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari siswa dan guru atau mentor dan diberikan pembelajaran coding menggunakan Kodu/Hour of Code untuk menciptakan aplikasi permainan.
“Aplikasi-aplikasi yang mereka ciptakan menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki oleh generasi muda Yogyakarta apabila mereka mendapatkan
akses pada pengetahuan dan pelatihan yang tepat,”ujarnya.
Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia, Ruben Hattari mengatakan, Microsoft YouthSpark kali ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan kompetisi membuat aplikasi di kalangan pelajar. Tujuannya untuk memperkenalkan kepada anak muda tentang pemanfaatan teknologi bukan sekedar konsumtif semata.
“Kami ingin mendidik generasi muda memanfaatkan teknologi dengan cara yang produktif,”paparnya saat puncak acara Microsoft YouthSpark di Univercity UGM, Rabu (15/6/2016).
Menurutnya, jika tidak memanfaatkan teknologi untuk kegiatan produktif, maka Indonesia akan tertinggal jauh dengan negara lain. Bahkan kini Indonesia sudah tertinggal dari Singapura, Malaysia dan bahkan Thailand. Program-program edukasi pemanfaatan tehnologi dari semua lini memang diperlukan untuk menggerakkan potensi bangsa ini.
Untuk kompetisi para pelajar ini, pihaknya memang sengaja membuat program untuk kompetisi aplikasi game. Sebab menurutnya, game-lah satu-satunya yang memiliki potensi besar dari sisi ekonomi dibanding aplikasi lain. Sebab, game memiliki peran strategis bisa diakses di semua lini pengguna internet mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun.
Sebenarnya pihaknya juga memiliki kompetisi aplikasi lain selain game untuk kalangan yang lain. dua kompetisi lain tersebut adalah Citizenship dan juga innovation development. Citizenship lebih mengarah membuat aplikasi sesuai dengan kebijakan pemerintah, seperti pemanfaatan tehnologi untuk mengentaskan kemiskinan dan juga kelaparan.
“Kalau yang inovasi itu kami contohkan pembuatan aplikasi untuk saudara-saudara kita yang autis,”tuturnya.
Ruben menambahkan, Setelah Microsoft YouthSpark Idea Generation, pelatihan khusus diberikan oleh Microsoft Innovation Center kepada para peserta yang terpilih. Para peserta yang berasal dari 26 sekolah dan 3 organisasi nirlaba di Yogyakarta, kemudian terbagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari siswa dan guru atau mentor dan diberikan pembelajaran coding menggunakan Kodu/Hour of Code untuk menciptakan aplikasi permainan.
“Aplikasi-aplikasi yang mereka ciptakan menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki oleh generasi muda Yogyakarta apabila mereka mendapatkan
akses pada pengetahuan dan pelatihan yang tepat,”ujarnya.
(dol)