Menperin Tantang Hisense Perkuat 4G LTE di Indonesia
A
A
A
QINGDAO - Jaringan seluler berbasis 4G LTE sudah beroperasi di Indonesia. Selain oleh perusahaan operator telekomunikasi, produsen smartphone turut meramaikan bisnis di jaringan ini.
Sebagai negara yang luas, berpenduduk besar serta jumlah pengguna ponsel mencapai 80 juta, maka para produsen smartphone 4G LTE harus mampu menghasilkan produk berkualitas, tangguh dan dapat diandalkan konsumen.
Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat mengunjungi kantor pusat produsen elektronika dan teleomunikasi seluler Hisense, di Qingdao, China, belum lama ini.
Hisense merupakan perusahaan raksasa elektronik kelas atas di China yang memproduksi smartTV, home appliances, dan juga smartphone. Di Indonesia, Hisense memproduksi ponsel berlabel Andromax, yang merupakan merek ponsel milik PT Smartfren Telecom Tbk.
Menurutnya, Indonesia merupakan pasar menarik bagi pabrikan. Selain menikmati market ini, sudah saatnya pabrikan ditantang untuk membuktikan produk mereka tangguh. "Termasuk juga memperkuat jaringan 4G LTE. Mereka juga kita dorong bangun pabrik di Indonesia, sehingga ada aliran masuk investasi," katanya.
Menperin juga berharap makin banyaknya pabrikan akan mengembangkan industri ikutan, yaitu komponen ponsel dan bisnis pengembang aplikasi (developer).
Executive Vice President of Hisense Co Ltd Lin Lan mengatakan, pihaknya mengakui Indonesia merupakan negara besar dan memiliki potensi besar. "Kami terbuka untuk bermitra dengan perusahaan Indonesia, bukan hanya ponsel tapi juga produk lain seperti TV, dan perlengkapan rumah tangga lainnya," ujarnya.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menekankan, Kemenperin berharap kehadiran perusahaan produsen smartphone seperti Hisense dapat menumbuhkan dan menggandeng 10-20 industri komponen pendukung.
Menperin melihat dari dekat hasil riser dan produk unggulan yang merambah dari telekomunikasi. Saat ini, Hisense telah menjangkau 130 negara dengan memiliki 17 fasilitas produksi yang tersebar di China, Afrika Selatan, Algeria, dan Mesir dan memiliki 7 pusat R&D (riset dan pengembangan) produk.
Hisense mampu memproduksi 15 juta unit ponsel per tahun dengan kapasitas produksi per hari mencapai 3.500 unit ponsel. Indonesia adalah pasar terbesar produk ponsel Hisense di luar China. Mereka tengah ancang-ancang memperkuat penguasaan pasar di Amerika melalui pemasaran dan akuisisi.
"Kami harapkan supaya ke depan investasi Hisense yang masuk di Indonesia tidak hanya perakitan, tetapi juga sebagai basis produksi mereka untuk pasar ekspor serta mampu meningkatkan komponen lokal dari Indonesia," papar Menperin.
Saleh mengharapkan, dalam kunjungan kerjanya ini, juga akan menggaet lebih banyak investor asal China dan betul-betul merealisasikan investasinya. "Ini salah satu upaya untuk lebih memantapkan rencana investasi mereka agar lebih dapat segera terealisasi, sekaligus memastikan calon investor memang serius, dan mereka juga merasa kita serius menanggapi minat mereka," urainya.
Pada kunjungan ke Hisense Tower itu, Menperin menyambangi ruang pamer dan berdialog dengan Presiden Hisense Co Ltd, Liu Hongxin. Turut mendampingi Inspektur Jenderal Kemenperin, Soerjono.
Sebelumnya, Menperin disambut oleh Wali Kota Qingdao Zhang Xingi yang mengakui posisi Indonesia sangat penting bagi China, baik perdagangan dan investasi. "Pemerintah pusat dan daerah di Tiongkok terus mendorong peningkatan dan perluasan kerja sama industri manufaktur kedua negara," tandasnya.
Sebagai negara yang luas, berpenduduk besar serta jumlah pengguna ponsel mencapai 80 juta, maka para produsen smartphone 4G LTE harus mampu menghasilkan produk berkualitas, tangguh dan dapat diandalkan konsumen.
Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat mengunjungi kantor pusat produsen elektronika dan teleomunikasi seluler Hisense, di Qingdao, China, belum lama ini.
Hisense merupakan perusahaan raksasa elektronik kelas atas di China yang memproduksi smartTV, home appliances, dan juga smartphone. Di Indonesia, Hisense memproduksi ponsel berlabel Andromax, yang merupakan merek ponsel milik PT Smartfren Telecom Tbk.
Menurutnya, Indonesia merupakan pasar menarik bagi pabrikan. Selain menikmati market ini, sudah saatnya pabrikan ditantang untuk membuktikan produk mereka tangguh. "Termasuk juga memperkuat jaringan 4G LTE. Mereka juga kita dorong bangun pabrik di Indonesia, sehingga ada aliran masuk investasi," katanya.
Menperin juga berharap makin banyaknya pabrikan akan mengembangkan industri ikutan, yaitu komponen ponsel dan bisnis pengembang aplikasi (developer).
Executive Vice President of Hisense Co Ltd Lin Lan mengatakan, pihaknya mengakui Indonesia merupakan negara besar dan memiliki potensi besar. "Kami terbuka untuk bermitra dengan perusahaan Indonesia, bukan hanya ponsel tapi juga produk lain seperti TV, dan perlengkapan rumah tangga lainnya," ujarnya.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menekankan, Kemenperin berharap kehadiran perusahaan produsen smartphone seperti Hisense dapat menumbuhkan dan menggandeng 10-20 industri komponen pendukung.
Menperin melihat dari dekat hasil riser dan produk unggulan yang merambah dari telekomunikasi. Saat ini, Hisense telah menjangkau 130 negara dengan memiliki 17 fasilitas produksi yang tersebar di China, Afrika Selatan, Algeria, dan Mesir dan memiliki 7 pusat R&D (riset dan pengembangan) produk.
Hisense mampu memproduksi 15 juta unit ponsel per tahun dengan kapasitas produksi per hari mencapai 3.500 unit ponsel. Indonesia adalah pasar terbesar produk ponsel Hisense di luar China. Mereka tengah ancang-ancang memperkuat penguasaan pasar di Amerika melalui pemasaran dan akuisisi.
"Kami harapkan supaya ke depan investasi Hisense yang masuk di Indonesia tidak hanya perakitan, tetapi juga sebagai basis produksi mereka untuk pasar ekspor serta mampu meningkatkan komponen lokal dari Indonesia," papar Menperin.
Saleh mengharapkan, dalam kunjungan kerjanya ini, juga akan menggaet lebih banyak investor asal China dan betul-betul merealisasikan investasinya. "Ini salah satu upaya untuk lebih memantapkan rencana investasi mereka agar lebih dapat segera terealisasi, sekaligus memastikan calon investor memang serius, dan mereka juga merasa kita serius menanggapi minat mereka," urainya.
Pada kunjungan ke Hisense Tower itu, Menperin menyambangi ruang pamer dan berdialog dengan Presiden Hisense Co Ltd, Liu Hongxin. Turut mendampingi Inspektur Jenderal Kemenperin, Soerjono.
Sebelumnya, Menperin disambut oleh Wali Kota Qingdao Zhang Xingi yang mengakui posisi Indonesia sangat penting bagi China, baik perdagangan dan investasi. "Pemerintah pusat dan daerah di Tiongkok terus mendorong peningkatan dan perluasan kerja sama industri manufaktur kedua negara," tandasnya.
(izz)