Masalah Ini Bisa Membunuh iPhone 6 Anda
A
A
A
CUPERTINO - Ribuan pengguna iPhone 6 mengklaim, mereka tidak bisa menggunakan ponselnya lagi. Pasalnya, sistem operasi terbaru Apple secara permanen menonaktifkan handset, jika mendeteksi bahwa perbaikan telah dilakukan oleh teknisi non-Apple.
Dikutip dari Guardian, Sabtu (6/2/2016), belum banyak yang tahu apa yang menjadi penyebab penonaktifan headset ini. Masalah ini diseut dengan "error 53".
Dan menurut salah seorang wartawan spesialis, itu "akan membunuh iPhone Anda". Masalah ini tampaknya mempengaruhi pada tombol Home handset, yang memiliki pengenalan sidik jari Touch ID.
Pasalnya, tombol Home tersebut telah diperbaiki oleh perusahaan "non-resmi" atau individu. Hal ini juga dilaporkan oleh pelanggan yang menelpon karena ponsel miliknya rusak, tetapi kemudian mampu melanjutkan menggunakannya tanpa perlu perbaikan.
Tapi masalah hanya datang pada versi terbaru dari perangkat lunak iPhone Apple, iOS 9, diinstal. Memang, ponsel mungkin telah bekerja dengan sempurna selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian rusak serta membutuhkan perbaikan.
Setelah instalasi, ada beberapa pengguna yang bahkan harus menguras koceknya lebih dari 500 pound atau setara Rp9 jutaan. Berbagai foto dan data yang ada di handset hilang, dan bisa diperbaiki.
Ahli teknologi mengklaim, Apple tahu tentang semua masalah ini tetapi belum melakukan apa-apa untuk memperingatkan pengguna. Ahli teknologi yang tidak menyebutkan namanya itu mengungkapkan, Appe tidak memberikan peringatan pada pemilik iPhone, bahwa jika telah menginstal upgrade iOS maka ponsel akan mengalami gangguan.
Prosesnya, saat pengguna meng-upgrade iOS terbaru, dalam hitungan detik telepon akan menampilkan "error 53" dan kemudian mati. Dan saat dibawa ke bagian service, tidak ada yang bisa mereka lakukan.
Ahli teknologi dari California, Kyle Wiens, yang menjalankan situs iFixit mengatakan, ini adalah masalah besar. "error 53" halaman di website kami telah memiliki lebih dari 183.000 hits.
"Masalah terjadi jika dilakukan perbaikan pada tombol Home atau kabel. Berikut upgrade software telepon harus dipastikan menggunakan komponen asli dan jika tidak, akan mengunci telepon," ucapnya kepada The Guardian Money.
Dia mengatakan, tidak jelas apakah ini adalah langkah yang disengaja atau seperti apa. "Selama ini, Apple selalu menenkankan agar pemilik iPhone tidak melakukan perbaikan pada pihak ketiga," katanya.
Seorang juru bicara Apple mengatakan, pihaknya melindungi data sidik jari menggunakan kantong aman, yang unik dipasangkan dengan sensor ID sentuh. Ketika iPhone dilayani oleh penyedia layanan resmi Apple atau toko ritel Apple untuk perubahan yang mempengaruhi sentuhan ID sensor, maka akan kembali divalidasi.
"Pemeriksaan ini memastikan perangkat dan iOS fitur yang berkaitan dengan menyentuh ID tetap aman. Ketika iOS mendeteksi bahwa sidik jari yang dimasukkan pada Touch ID gagal, termasuk Apple Pay, kemudian akan dinonaktifkan sehingga perangkat tetap aman," paparnya.
Dikutip dari Guardian, Sabtu (6/2/2016), belum banyak yang tahu apa yang menjadi penyebab penonaktifan headset ini. Masalah ini diseut dengan "error 53".
Dan menurut salah seorang wartawan spesialis, itu "akan membunuh iPhone Anda". Masalah ini tampaknya mempengaruhi pada tombol Home handset, yang memiliki pengenalan sidik jari Touch ID.
Pasalnya, tombol Home tersebut telah diperbaiki oleh perusahaan "non-resmi" atau individu. Hal ini juga dilaporkan oleh pelanggan yang menelpon karena ponsel miliknya rusak, tetapi kemudian mampu melanjutkan menggunakannya tanpa perlu perbaikan.
Tapi masalah hanya datang pada versi terbaru dari perangkat lunak iPhone Apple, iOS 9, diinstal. Memang, ponsel mungkin telah bekerja dengan sempurna selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian rusak serta membutuhkan perbaikan.
Setelah instalasi, ada beberapa pengguna yang bahkan harus menguras koceknya lebih dari 500 pound atau setara Rp9 jutaan. Berbagai foto dan data yang ada di handset hilang, dan bisa diperbaiki.
Ahli teknologi mengklaim, Apple tahu tentang semua masalah ini tetapi belum melakukan apa-apa untuk memperingatkan pengguna. Ahli teknologi yang tidak menyebutkan namanya itu mengungkapkan, Appe tidak memberikan peringatan pada pemilik iPhone, bahwa jika telah menginstal upgrade iOS maka ponsel akan mengalami gangguan.
Prosesnya, saat pengguna meng-upgrade iOS terbaru, dalam hitungan detik telepon akan menampilkan "error 53" dan kemudian mati. Dan saat dibawa ke bagian service, tidak ada yang bisa mereka lakukan.
Ahli teknologi dari California, Kyle Wiens, yang menjalankan situs iFixit mengatakan, ini adalah masalah besar. "error 53" halaman di website kami telah memiliki lebih dari 183.000 hits.
"Masalah terjadi jika dilakukan perbaikan pada tombol Home atau kabel. Berikut upgrade software telepon harus dipastikan menggunakan komponen asli dan jika tidak, akan mengunci telepon," ucapnya kepada The Guardian Money.
Dia mengatakan, tidak jelas apakah ini adalah langkah yang disengaja atau seperti apa. "Selama ini, Apple selalu menenkankan agar pemilik iPhone tidak melakukan perbaikan pada pihak ketiga," katanya.
Seorang juru bicara Apple mengatakan, pihaknya melindungi data sidik jari menggunakan kantong aman, yang unik dipasangkan dengan sensor ID sentuh. Ketika iPhone dilayani oleh penyedia layanan resmi Apple atau toko ritel Apple untuk perubahan yang mempengaruhi sentuhan ID sensor, maka akan kembali divalidasi.
"Pemeriksaan ini memastikan perangkat dan iOS fitur yang berkaitan dengan menyentuh ID tetap aman. Ketika iOS mendeteksi bahwa sidik jari yang dimasukkan pada Touch ID gagal, termasuk Apple Pay, kemudian akan dinonaktifkan sehingga perangkat tetap aman," paparnya.
(dyt)