Smartfren Dukung Pemerintah Soal Network Sharing
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah semakin menggalakkan rencana mewujudkan program active network sharing. Smartfren sebagai salah satu operator telekomunikasi penyedia jaringan 4G LTE menilai, network sharing sebenarnya dapat memberikan efisiensi karena dapat menekan cost pemasangan jaringan.
"Bila kita berkaca pada beberapa tahun lalu, semua operator itu wajib membangun jaringan yang sama untuk melayani pelanggan di setiap daerah. Bayangkan saja kalau ada 10 operator dan semuanya menyediakan jaringan yang sama pada satu daerah, jelas sebuah pemborosan luar biasa. Sebab di setiap daerah pasti akan ada bangunan dari masing-masing operator," papar Direktur Utama Smartfren Telecom, Merza Fachys di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Dengan network sharing ini, dirinya melanjutkan, yang jelas Smartfren sangat mendukung hal ini, dengan catatan dapat menguntungkan juga secara investasi. Pasalnya, dengan sistem itu masyarakat juga dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan harga lebih murah.
Meski demikian, pihaknya belum bisa membeberkan seberapa efektif penggunaan network sharing nantinya. "Untuk rencana Pemerintah ini yang jelas kita akan hitung dulu cost-nya berapa. Walaupun memang dapat dipastikan kalau operator bisa mengeluarkan biaya yang lebih sedikit dan lebih efektif bila dibandingkan dengan memasang sendiri-sendiri," terang Merza.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan Peraturan Menteri terkait dengan rencana active network sharing. Mekanisme tersebut coba diambil dalam rangka efisiensi, keberlanjutan investasi industri, dan keterjangkauan layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia.
Active network sharing sendiri merupakan sebuah mekanisme penggunaan infrastruktur aktif telekomunikasi antar operator di suatu negara. Saat ini ada lima model network sharing, yakni CME Sharing, Multi Operator Radio Access Network (MORAN), Multi Operator Core Network (MOCN), Roaming, dan Mobile Virtual Network Operator (MVNO).
"Bila kita berkaca pada beberapa tahun lalu, semua operator itu wajib membangun jaringan yang sama untuk melayani pelanggan di setiap daerah. Bayangkan saja kalau ada 10 operator dan semuanya menyediakan jaringan yang sama pada satu daerah, jelas sebuah pemborosan luar biasa. Sebab di setiap daerah pasti akan ada bangunan dari masing-masing operator," papar Direktur Utama Smartfren Telecom, Merza Fachys di Jakarta, Senin (25/1/2016).
Dengan network sharing ini, dirinya melanjutkan, yang jelas Smartfren sangat mendukung hal ini, dengan catatan dapat menguntungkan juga secara investasi. Pasalnya, dengan sistem itu masyarakat juga dapat menikmati layanan telekomunikasi dengan harga lebih murah.
Meski demikian, pihaknya belum bisa membeberkan seberapa efektif penggunaan network sharing nantinya. "Untuk rencana Pemerintah ini yang jelas kita akan hitung dulu cost-nya berapa. Walaupun memang dapat dipastikan kalau operator bisa mengeluarkan biaya yang lebih sedikit dan lebih efektif bila dibandingkan dengan memasang sendiri-sendiri," terang Merza.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan Peraturan Menteri terkait dengan rencana active network sharing. Mekanisme tersebut coba diambil dalam rangka efisiensi, keberlanjutan investasi industri, dan keterjangkauan layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia.
Active network sharing sendiri merupakan sebuah mekanisme penggunaan infrastruktur aktif telekomunikasi antar operator di suatu negara. Saat ini ada lima model network sharing, yakni CME Sharing, Multi Operator Radio Access Network (MORAN), Multi Operator Core Network (MOCN), Roaming, dan Mobile Virtual Network Operator (MVNO).
(dyt)