Ini Perbedaan Kamera DSLR dan Mirrorless
A
A
A
JAKARTA - Kamera DSLR dan mirrorless, memiliki fungsi yang serupa yakni untuk menghasilkan pengambilan gambar secara apik. Namun buat pendatang baru di dunia fotografer ada beberapa hal yang dapat dijadikan pegangan, untuk membedakan diantara keduanya.
Kelemahan DSLR pertama adalah sebagai kamera yang aslinya dirancang untuk dipakai dengan film. Saat teknologi digital merambah ke dunia fotografi, digital mendapat perlakuan yang sama seperti segulung film.
Bahkan, secara mekanis ditempatkan di bodi yang sama, jadi hanya meneruskan kebiasaan lama dari masa teknologi film. Makanya, bentuk kamera DSLR tetap besar dan berat karena cermin di dalam kamera DSLR ukurannya harus sama dengan ukuran sensornya. Jadi makin besar sensor yang dipakai, makin besar pula cermin yang dibutuhkan.
Kemudian pentaprisma yang dipakai untuk mengubah sinar vertikal ke sinar horisontal, pada viewfinder ukurannya juga sama dengan ukuran sensor, membuat bagian atas DSLR tampak besar.
Fotografer senior, Arbain Rambey mengatakan, dengan menghilangkan bagian cermin dan pentaprisma dari sebuah kamera, maka dinamai kamera Mirror-less. Produsen kamera, seperti Olympus, Sony, Panasonic, Canon mulai menyadari bahwa sistem mirrorless adalah jawaban untuk kamera masa depan. Bodinya ringkas, lebih kecil, kemampuannya luar biasa.
“Mirror-less adalah masa kini, cermin di DSLR adalah warisan zaman film yang sudah usang. Adanya cermin, membatasi kecepatan pemotretan hanya maksimal 14 frame per detik,” ungkap Arbain.
Diantara sederet produsen kamera yang konsisten dan pioneer dalam mengembangkan kamera mirrorless, adalah Olympus. Brand ini memiliki teknologi yang dibangun khusus untuk digital photography dan tanpa crop factor dengan varian lebih banyak, baik kamera maupun lensa pendukungnya.
“Kami memiliki 2 tipe kamera mirrorless. Salah satunya adalah seri OM-D, dimana sasaran utama penggunanya adalah dari penggemar foto antusias sampai profesional. Saat ini kami memiliki E-M1, E-M5 Mark II dan E-M10. Tipe lainnya adalah seri PEN, dan salah satu konsep utamanya adalah lifestyle camera, kami memiliki E-P5, E-PL7 dan E-PL6," papar Manager Imaging Business Division, Southeast Asia and Oceania, Olympus Corporation of Asia Pasific Limited, Shinobu Ikuta.
Selain itu, Olympus juga memiliki berbagai lensa dengan kategori PRO, PREMIUM dan Standard. Untuk lensa PRO, baru-baru ini dihadirkan lensa ED 7-14mm f2.8 PRO dan ED 8mm f1.8 fisheye PRO di pasar ini.
Dan Lensa PRO yang ada adalah ED 8mm f1.8 fisheye PRO, ED 7-14 mm f2.8 PRO, ED-12-40 mm f2.8 PRO dan ED-40-150mm f2.8 PRO. Juga lensa Premium, yaitu ED 75mm f1.8, ED 45mm f1.8, ED 25mm f1.8, ED 17mm f1.8 dan ED 12mm f2.0.
"Kami sangat serius dalam mengembangkan teknologi mirrorless, karena Olympus selalu menyediakan teknologi terbaru untuk pasar," pungkas Ikuta.
Kelemahan DSLR pertama adalah sebagai kamera yang aslinya dirancang untuk dipakai dengan film. Saat teknologi digital merambah ke dunia fotografi, digital mendapat perlakuan yang sama seperti segulung film.
Bahkan, secara mekanis ditempatkan di bodi yang sama, jadi hanya meneruskan kebiasaan lama dari masa teknologi film. Makanya, bentuk kamera DSLR tetap besar dan berat karena cermin di dalam kamera DSLR ukurannya harus sama dengan ukuran sensornya. Jadi makin besar sensor yang dipakai, makin besar pula cermin yang dibutuhkan.
Kemudian pentaprisma yang dipakai untuk mengubah sinar vertikal ke sinar horisontal, pada viewfinder ukurannya juga sama dengan ukuran sensor, membuat bagian atas DSLR tampak besar.
Fotografer senior, Arbain Rambey mengatakan, dengan menghilangkan bagian cermin dan pentaprisma dari sebuah kamera, maka dinamai kamera Mirror-less. Produsen kamera, seperti Olympus, Sony, Panasonic, Canon mulai menyadari bahwa sistem mirrorless adalah jawaban untuk kamera masa depan. Bodinya ringkas, lebih kecil, kemampuannya luar biasa.
“Mirror-less adalah masa kini, cermin di DSLR adalah warisan zaman film yang sudah usang. Adanya cermin, membatasi kecepatan pemotretan hanya maksimal 14 frame per detik,” ungkap Arbain.
Diantara sederet produsen kamera yang konsisten dan pioneer dalam mengembangkan kamera mirrorless, adalah Olympus. Brand ini memiliki teknologi yang dibangun khusus untuk digital photography dan tanpa crop factor dengan varian lebih banyak, baik kamera maupun lensa pendukungnya.
“Kami memiliki 2 tipe kamera mirrorless. Salah satunya adalah seri OM-D, dimana sasaran utama penggunanya adalah dari penggemar foto antusias sampai profesional. Saat ini kami memiliki E-M1, E-M5 Mark II dan E-M10. Tipe lainnya adalah seri PEN, dan salah satu konsep utamanya adalah lifestyle camera, kami memiliki E-P5, E-PL7 dan E-PL6," papar Manager Imaging Business Division, Southeast Asia and Oceania, Olympus Corporation of Asia Pasific Limited, Shinobu Ikuta.
Selain itu, Olympus juga memiliki berbagai lensa dengan kategori PRO, PREMIUM dan Standard. Untuk lensa PRO, baru-baru ini dihadirkan lensa ED 7-14mm f2.8 PRO dan ED 8mm f1.8 fisheye PRO di pasar ini.
Dan Lensa PRO yang ada adalah ED 8mm f1.8 fisheye PRO, ED 7-14 mm f2.8 PRO, ED-12-40 mm f2.8 PRO dan ED-40-150mm f2.8 PRO. Juga lensa Premium, yaitu ED 75mm f1.8, ED 45mm f1.8, ED 25mm f1.8, ED 17mm f1.8 dan ED 12mm f2.0.
"Kami sangat serius dalam mengembangkan teknologi mirrorless, karena Olympus selalu menyediakan teknologi terbaru untuk pasar," pungkas Ikuta.
(dyt)