Indosat Dorong Lahirnya Developer Cilik Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi anggota Grup Ooredoo, PT Indosat Tbk (ISAT), menggelar Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) untuk mendorong terciptanya ekosistem digital Indonesia yang dibesarkan oleh anak bangsa.
Dalam rangkaian kompetisi yang sudah digelar ke-9 kali ini melombakan Kids & Teens Hackathon, berupa coding competition yang pesertanya berusia 7-15 tahun.
"Indosat menyadari bahwa teknologi kini sudah diperkenalkan kepada anak sejak usia dini sebagai alat yang mendidik serta sebagai sumber informasi. Dengan dilakukannya coding competition ini, kami berharap bakal lahir para developer aplikasi mobile cilik di Indonesia," ujar Group Head Corporate Communications Indosat Trisula Dewantara dalam rilisnya, Senin (31/8/2015).
Dalam kegiatan IWIC tersebut terpilih tiga jawara dari masing-masing kategori, yakni Pro dan Rokie. Untuk kategori Pro, sebagai juara pertama adalah Andika dengan karya bertajuk 'Zombie Invasion'.
Kemudian berturut-turut juara kedua dan ketiga adalah Alif (Quiz sejarah Indonesia), dan Matthew (Perjuangan untuk Merdeka). Sedangkan untuk kategori Rokie, didaulat sebagai juara pertama adalah Angel Anle dengan karya 'Kartu Ucapan Hari Merdeka', kemudian Varian Almerridho (Melawan Penjajah) sebagai juara kedua dan juara ketiga diraih Hermawan Setiawan dengan karya 'Lomba Panjat Tiang Listrik'.
"Kita berharap mereka yang mengikuti ajang kompetisi coding ini akan mampu menjadi pengembang profesional yang menciptakan segudang inovasi solutif," sambungnya.
Kedua kategori tersebut merupakan konsep terbaru pada pelaksanaan Kids & Teens Hackathon 2015 yang mengusung tema Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Kali ini, Kids Coding Competition dibagi dalam dua kategori.
Pertama, kategori Umum atau Rokie, di mana partisipannya merupakan anak-anak yang belum pernah belajar pemrograman. Kedua, kategori Pro. Yakni berisi anak-anak yang sudah pernah belajar coding sebelumnya.
Para pemenang mendapatkan hadiah berupa laptop, smartphone, dan voucher untuk kursus di Cody’s App Academy. Sedangkan juara pertama juga mendapatkan piala dari Walikota Tangerang Selatan.
"Belajar coding akan membuat anak kreatif, percaya diri, dan merasa berharga. Jika ingin sifat itu dibawa sampai dewasa, coding harus diperkenalkan kepada anak-anak kita sejak dini," ujarnya.
Dalam kegiatan yang digelar di Bintaro Entertainment Centre kali ini ada sekitar 70 peserta yang berasal dari Jabotabek. Sebelum ikut lomba, para peserta dari kategori Umum dibimbing langsung oleh trainer profesional terlebih dahulu. Mereka bakal dibekali dengan pengetahuan dasar tentang algoritma pemrograman, transformasi dasar dan pembuatan animasi.
"Kelak anak-anak dan remaja Indonesia tidak lagi hanya menjadi konsumen, tetapi juga membuat dunia digital sebagai wadah baru untuk berkarya. Pada akhirnya semua upaya tersebut akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong kemajuan bangsa kita," tegasnya.
Dalam rangkaian kompetisi yang sudah digelar ke-9 kali ini melombakan Kids & Teens Hackathon, berupa coding competition yang pesertanya berusia 7-15 tahun.
"Indosat menyadari bahwa teknologi kini sudah diperkenalkan kepada anak sejak usia dini sebagai alat yang mendidik serta sebagai sumber informasi. Dengan dilakukannya coding competition ini, kami berharap bakal lahir para developer aplikasi mobile cilik di Indonesia," ujar Group Head Corporate Communications Indosat Trisula Dewantara dalam rilisnya, Senin (31/8/2015).
Dalam kegiatan IWIC tersebut terpilih tiga jawara dari masing-masing kategori, yakni Pro dan Rokie. Untuk kategori Pro, sebagai juara pertama adalah Andika dengan karya bertajuk 'Zombie Invasion'.
Kemudian berturut-turut juara kedua dan ketiga adalah Alif (Quiz sejarah Indonesia), dan Matthew (Perjuangan untuk Merdeka). Sedangkan untuk kategori Rokie, didaulat sebagai juara pertama adalah Angel Anle dengan karya 'Kartu Ucapan Hari Merdeka', kemudian Varian Almerridho (Melawan Penjajah) sebagai juara kedua dan juara ketiga diraih Hermawan Setiawan dengan karya 'Lomba Panjat Tiang Listrik'.
"Kita berharap mereka yang mengikuti ajang kompetisi coding ini akan mampu menjadi pengembang profesional yang menciptakan segudang inovasi solutif," sambungnya.
Kedua kategori tersebut merupakan konsep terbaru pada pelaksanaan Kids & Teens Hackathon 2015 yang mengusung tema Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Kali ini, Kids Coding Competition dibagi dalam dua kategori.
Pertama, kategori Umum atau Rokie, di mana partisipannya merupakan anak-anak yang belum pernah belajar pemrograman. Kedua, kategori Pro. Yakni berisi anak-anak yang sudah pernah belajar coding sebelumnya.
Para pemenang mendapatkan hadiah berupa laptop, smartphone, dan voucher untuk kursus di Cody’s App Academy. Sedangkan juara pertama juga mendapatkan piala dari Walikota Tangerang Selatan.
"Belajar coding akan membuat anak kreatif, percaya diri, dan merasa berharga. Jika ingin sifat itu dibawa sampai dewasa, coding harus diperkenalkan kepada anak-anak kita sejak dini," ujarnya.
Dalam kegiatan yang digelar di Bintaro Entertainment Centre kali ini ada sekitar 70 peserta yang berasal dari Jabotabek. Sebelum ikut lomba, para peserta dari kategori Umum dibimbing langsung oleh trainer profesional terlebih dahulu. Mereka bakal dibekali dengan pengetahuan dasar tentang algoritma pemrograman, transformasi dasar dan pembuatan animasi.
"Kelak anak-anak dan remaja Indonesia tidak lagi hanya menjadi konsumen, tetapi juga membuat dunia digital sebagai wadah baru untuk berkarya. Pada akhirnya semua upaya tersebut akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong kemajuan bangsa kita," tegasnya.
(izz)