Penjualan Canon Diselamatkan Kamera SLR

Rabu, 13 Mei 2015 - 09:19 WIB
Penjualan Canon Diselamatkan Kamera SLR
Penjualan Canon Diselamatkan Kamera SLR
A A A
BANDUNG - Penjualan produk Canon di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini cenderung stagnan, dan yang cukup signifikan terjadi pada produk kamera poket digital. Berbeda dengan kamera SLR yang cenderung mengalami kenaikan.

Demikian disampaikan Direktur Divisi Canon, PT. Datascrip, Merry Harun selepas peresmian kantor baru Datascrip Service Center di Ruko Paskal Hyper Square Blok C-26 Jalan Pasirkaliki Bandung, Selasa (12/5/2015).

“Realisasi penjualan poket kamera digital tahun 2014 sekitar 200.000 unit. Kita realistis, karena penjualan sedang stagnan, tahun ini target penjualan kamera poket digital hanya sekitar 150.000 unit,” ungkapnya.

Merry mengakui, penurunan penjualan tersebut lebih terasa sejak pertengahan lalu hingga akhir tahun. Faktor penyebabnya sudah bisa ditebak, ya, karena menjamurnya smartphone dengan fitur kamera yang makin canggih.

“Proses peralihan teknologi ini berdampak besar pada penjualan kamera poket. Meskipun secara unit menurun, tetapi secara value tidak,” sambungnya. Sebab, kata Merry, penjualan SLR Canon seluruh Indonesia mencapai 150.000 unit pada 2014. Sehingga pada tahun ini pihaknya menargetkan penjualan mencapai 160.000 unit.

Penurunan juga terjadi pada penjualan semua jenis printer baik single function maupun multifunction. Dari realisasi penjualan di tahun lalu yang mencapai 1,3 juta unit, pihaknya menargetkan 1,1 juta unit terjual di tahun ini.

“Kita realistis aja. Enggak neko-neko. Saat ini penjualan tinta yang meningkat. Karena meskipun printer single function makin kurang diminati, tapi printer multi function sangat diandalkan,” katanya.

Dia menyebutkan, realisasi penjualan seluruh unit pada kuartal pertama tahun ini agak sepi baru mencapai 18% dari target. Namun begitu, pihaknya tetap optimistis bisa mencapai target di akhir tahun.

Untuk menghadapi tantangan perkembangan jaman yang demikian pesat, pihak Canon mengantisipasi dengan produk kamera yang bisa diputar LCD, fitur wifi, wide angle, low light, maupun long zoom. Semuanya yang tidak memungkinkan penggunaannya di smartphone.

“Secara industri memang mengecil, kami hanya fokus pada bagaimana caranya mempertahankan target market. Apalagi hampir secara keseluruhan sektor masih stagnan. Semuanya mengeluhkan, karena faktor ekonomi,” pungkas Merry.
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8787 seconds (0.1#10.140)