Kumpulkan 600.000 Data Pengguna, Meta Gugat Voyager Labs

Senin, 16 Januari 2023 - 19:54 WIB
loading...
Kumpulkan 600.000 Data...
Voyager Labs mengklaim dapat menggunakan informasi media sosial untuk memprediksi kepribadian pengguna, termasuk siapa yang mungkin melakukan kejahatan di masa depan. FOTO/ THE SUN
A A A
CUPERTINO - Meta menggugat perusahaan pengawasan bernama Voyager Labs karena mengumpulkan 600.000 data pengguna Facebook dan Instagram untuk memprediksi kepribadian mereka.



Meta mengatakan sedang memulai tindakan hukum, di mana tindakan hukum tersebut menyusul penyelidikan Guardian yang mengungkapkan bahwa Voyager Labs telah bermitra dengan Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) pada tahun 2019.

Seperti dihimpun dari Metro, Senin (16/1/2023) Voyager Labs mengklaim dapat menggunakan informasi media sosial untuk memprediksi kepribadian pengguna, termasuk siapa yang mungkin melakukan kejahatan di masa depan.

Menurut catatan publik yang diperoleh oleh Brennan Center for Justice, layanan Voyager sendiri memungkinkan polisi mengawasi dan menyelidiki orang dengan merekonstruksi kehidupan digital mereka dan membuat asumsi tentang aktivitas mereka.

Catatan menunjukkan bahwa Voyager menyatakan bahwa nama Instagram yang menampilkan kebanggaan terhadap tanah Arab atau memposting sebuah postingan tentang Islam menunjukkan tanda-tanda potensi ekstremisme.

Meta dalam tulisan sebuah blog mengtakan bahwa Voyager adalah bagian dari industri yang menyediakan layanan scraping kepada siapa pun terlepas dari pengguna yang mereka targetkan dan untuk tujuan apa.

Tidak berhenti di situ, perusahaan yang diketahui berambisi untuk menyemlurnakan ekosistem metaverse itu juga mengatakan bahwa Voyager juga dijadikan sebagai alat atau cara untuk membuat profil orang untuk perilaku kriminal.

"Industri ini secara diam-diam mengumpulkan informasi yang dibagikan orang dengan komunitas, keluarga, dan teman mereka, tanpa pengawasan atau pertanggungjawaban, dan dengan cara yang dapat melibatkan hak-hak sipil orang," ungkap Meta.

Voyager Labs, yang mengklaim menyediakan 'solusi investigasi berbasis AI', memiliki kantor di AS, Inggris, Israel, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Voyager dituduh mengoperasikan lebih dari 38.000 akun Facebook palsu untuk mengumpulkan informasi dari lebih dari 600.000 pengguna.

Adapun infomasi yang dikumpulkan termasuk foto, komentar, dan informasi dari grup dan halaman. Perusahaan diduga merancang perangkat lunaknya agar tidak terdeteksi oleh Meta, sambil menjual dan melisensikan data yang diperolehnya.

Meta mengklaim karyawan nirlaba, universitas, organisasi media, fasilitas kesehatan, angkatan bersenjata AS dan lembaga pemerintah lokal, negara bagian dan federal, pensiunan, dan anggota serikat pekerja tunduk pada aktivitas Voyager.

Tidak jelas siapa klien Voyager saat itu atau untuk apa data itu digunakan.

Namun yang jelas gugatan baru-baru ini menggemakan skandal Facebook dan Cambridge Analytica 2018 di mana data pribadi 50 juta pengguna Facebook diambil tanpa seizin mereka.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4239 seconds (0.1#10.140)