Awal Era Desain Laptop Tak Biasa buat Pekerja

JAKARTA - Pameran elektronik Consumer Electronic Show (CES) 2023 yang berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat, akhir pekan lalu memperlihatkan tanda-tanda baru dalam desain laptop pekerja. Beberapa laptop tampil dengan desain yang kontroversial seolah-olah jadi tanda buat kita untuk mengucapkan selamat tinggal pada desain laptop yang konvensional.

Misalnya saja laptop buatan Lenovo yakni Yoga Book 9i . Laptop buatan China itu sebenarnya adalah laptop dengan dua layar yang masing-masing berukuran 13,3 inci.

Bedanya Lenovo memberikan keyboard fisik terpisah buat laptop tersebut. Begitu juga dengan kick stand yang bisa digunakan untuk membuat laptop itu berdiri secara vertikal.

Jadi laptop tersebut memungkinkan penggunannya untuk bermanuver dalam bekerja. Misalnya memaksimalkan dua layar tersebut untuk kepentingan bekerja secara vertikal atau mengeksplorasi kedua layar untuk kepentingan grafis tanpa halangan terhalang oleh ukuran layar.

Bagi pengguna yang suka menggambar menggunakan aplikasi desain grafis bisa memanfaatkan layar kedua di bawah sebagai tempat untuk menggoreskan Stylus Pen.





Sedangkan untuk pengguna yang ingin bekerja sambil menonton film bisa membuka layar pertama dan layar kedua secara sekaligus.

Desain yang tidak biasa juga dihadirkan oleh Samsung yang menghadirkan teknologi Flex Hybrid. Teknologi ini sejatinya jadi gambaran Samsung terhadap smartphone, tablet, maupun laptop di masa mendatang.

Teknologi Flex Hybrid sesuai namanya yang fleksibel memungkinkan layar bisa digeser dan bahkan dilipat untuk memberikan ukuran layar yang jauh lebih besar. Selain jadi lebih praktis, teknologi tersebut justru membuat kerja di laptop, tablet, dan smartphone jadi lebih fungsional.

Steve Ranger dari ZDNET mengatakan perhelatan CES memang selalu menghadirkan terobosan-terobosan baru yang tidak biasa. Menurut dia terobosan desain di laptop yang ditawarkan Lenovo, Samsung, dan lainnya justru merupakan awal bahwa ke depannya laptop akan tampil tidak biasa.





Hal itu justru terjadi karena metode kerja pascapandemi yang memungkinkan semua orang bekerja secara hibrid. Orang-orang saat ini tidak terjebak di kantor yang mengharuskan mereka bekerja dengan laptop atau personal computer (PC) dengan desain konvensional.

"Banyak pekerja tidak lagi terjebak di kantor setiap hari, dan mencari tempat baru dalam beraktivitas seperti sofa, meja dapur, dan tempat tidur. Bentuk laptop tradisional bisa saja tidak berfungsi dengan baik di lokasi baru ini. Mungkin satu layar datar tidak cukup," tulis Steve Ranger.

Dia melanjutkan desain yang tidak biasa itu justru jadi kendaraan utama untuk semua jenis karya kreatif. Desain itu justru akan membantu para pekerja dalam memaksimalkan kerja mereka.

"Saat ini kita sudah memasuki era kerja baru, dan itu berarti gagasan baru tentang bagaimana kita menjalankan pekerjaan dan itu berarti kita juga membutuhkan alat baru," tegasnya.