Misteri Bulu Serigala Berubah Jadi Hitam Terungkap, Dipicu Virus Mematikan

Senin, 02 Januari 2023 - 16:23 WIB
loading...
Misteri Bulu Serigala...
Misteri perubahan warna bulu serigala abu-abu menjadi hitam di seluruh Amerika Utara dan Eurasia akhirnya terungkap. Foto/Defenders
A A A
WASHINGTON - Misteri perubahan warna bulu serigala abu-abu menjadi hitam di seluruh Amerika Utara dan Eurasia akhirnya terungkap. Fenomena itu menjadi misteri untuk waktu yang lama, tetapi sekarang para ilmuwan berhasil mengungkap bahwa perubahan itu membuat serigala lebih tahan penyakit.

Di benua Amerika Utara, khususnya, semakin jauh ke selatan, semakin banyak serigala berbulu hitam. Fenomena langka itu tidak dapat dijelaskan untuk waktu yang lama dan menarik perhatian para ilmuwan.

"Di sebagian besar dunia, serigala hitam tidak ada atau sangat langka. Namun di Amerika Utara, mereka umum di beberapa daerah dan tidak ada di daerah lain,” jelas ahli biologi Tim Coulson dari University of Oxford dikutip dari laman sciencealert, Senin (2/1/2023).

Baca juga; China Berhasil Lahirkan Serigala Kutub Kloning Pertama di Dunia

Sebuah tim internasional yang dipimpin oleh ahli ekologi Sarah Cubaynes dari University of Montpellier di Prancis melakukan penelitian yang berhasil mengungkap fenomena langka ini. Hasil diketahui bahwa penyebabnya adalah virus distemper anjing yang mematikan, sebagai pemicu banyaknya serigala berbulu hitam (Canis lupus).

Dalam kasus serigala, warna bulu serigala ditentukan oleh gen yang disebut CPD103, yang secara historis membuat bulu berwarna abu-abu. Setiap serigala memiliki dua salinan gen CPD103, masing-masing diwarisi dari orangtua.

Namun, mutasi gen CPD103 muncul pada anjing dan berpindah ke serigala, menghasilkan bulu hitam. Para ilmuwan menduga penyebab mutasi ini adalah virus distemper anjing. Sebab, wilayah DNA tempat tinggal CPD103 juga terlibat dalam pengkodean protein yang melindungi dari infeksi paru-paru seperti distemper anjing.

Ini berarti serigala dengan bulu hitam lebih mungkin bertahan dari penyakit distemper anjing yang mematikan. Kemudian, serigala hitam akan bereproduksi dan meneruskan varian CPD103 kepada anaknya.

Baca juga; Ilmuwan Yakin Semua Serigala Berasal dari Siberia, Berbeda dengan Genetik Anjing

Para peneliti menganalisis 12 populasi serigala di seluruh Amerika Utara untuk melihat korelasi antara antibodi distemper anjing dengan serigala berbulu hitam. Mereka menemukan serigala dengan antibodi memang lebih cenderung memiliki bulu hitam, terutama pada serigala yang lebih tua.

Serigala berbulu hitam juga lebih umum di daerah yang pernah dilanda wabah penyakit itu. Berdasarkan data populasi serigala selama 20 tahun di Taman Nasional Yellowstone, terdiri dari 55 persen serigala abu-abu dan 45 persen serigala hitam.
Misteri Bulu Serigala Berubah Jadi Hitam Terungkap, Dipicu Virus Mematikan


Dari serigala hitam tersebut, hanya 5 persen yang memiliki dua salinan varian gen CPD103 berbulu hitam. Hal ini menunjukkan bahwa serigala yang memilih pasangan dengan warna yang berlawanan memiliki peluang keberhasilan reproduksi yang lebih baik, dan keturunannya selamat dari penyakit anjing.

Namun, ini hanya berfungsi di daerah yang pernah mengalami wabah penyakit anjing. Menurut pemodelan matematika tim, keunggulan kompetitif memilih pasangan warna yang berlawanan menghilang jika distemper anjing tidak menjadi masalah.

“Ketika pewarnaan ditentukan secara genetik dan resistensi penyakit diwariskan dan terkait dengan pewarnaan, maka preferensi untuk pasangan dengan warna tertentu akan meningkatkan kebugaran. Termasuk memaksimalkan kemungkinan menghasilkan keturunan yang resisten di lingkungan dengan patogen yang cukup sering dan ganas,” tulis para peneliti.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ilmuwan Hidupkan Kembali...
Ilmuwan Hidupkan Kembali Serigala Raksasa di Serial Game of Thrones lewat DNA Kuno
lmuwan Ungkap Penyebab...
lmuwan Ungkap Penyebab 1 Keluarga Berjalan seperti Beruang
Sama-sama dari China,...
Sama-sama dari China, Ahli Pastikan HMPV Berbeda dengan Covid-19
Tiga Penyakit Ini Diprediksi...
Tiga Penyakit Ini Diprediksi Akan Menjadi Teror pada Tahun 2025
Penyakit Misterius Menyebabkan...
Penyakit Misterius Menyebabkan 300 Warga Uganda Gemetar Tak Terkendali
Menewaskan 57 Orang...
Menewaskan 57 Orang dalam 2 Minggu, Penyakit X di Kongo Belum Teridentifikasi
Waspada! 5 Gejala di...
Waspada! 5 Gejala di Kaki Ini Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Serius
Vaksin TBC Diuji Coba,...
Vaksin TBC Diuji Coba, Ini Gejala Tuberkulosis yang Patut Diwaspadai
7 Penyakit Akibat Kekurangan...
7 Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin C, Kenali Gejalanya
Rekomendasi
Wujud Kepedulian dan...
Wujud Kepedulian dan Empati, Next Hotel Yogya dan MNC Peduli Salurkan Donasi ke Panti Asuhan Disabilitas
Kisah Jenderal Kopassus...
Kisah Jenderal Kopassus Lucky Avianto, Ahli Perang Hutan yang Sukses Sikat Belasan OPM
2 Staf Kedubes Israel...
2 Staf Kedubes Israel Ditembak Mati di Dekat Museum Yahudi AS
Berita Terkini
Cara Melakukan Drop...
Cara Melakukan Drop Pin di Google Maps dan Apa Saja Fungsinya?
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Kamis 22 Mei 2025, Klaim Sekarang!
Mengapa Video dan Situs...
Mengapa Video dan Situs Dewasa Tak Bisa Diputar di Indonesia?
Nvidia: AS Gagal Total...
Nvidia: AS Gagal Total Bikin China Sengsara, Justru Perusahaan Kami yang Merana!
Cek Cara Mendapatkan...
Cek Cara Mendapatkan Potongan Rp7.000 untuk Bayar Listrik dan Paket Data di Aplikasi Moxa
Spesifikasi dan Fitur...
Spesifikasi dan Fitur Redmi A5, HP Sejutaan Paling Layak Beli di 2025?
Infografis
Bisa Mematikan Manusia,...
Bisa Mematikan Manusia, Virus Baru dari Kelelawar Ditemukan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved