Hacker Korea Utara Bidik 1.000 Pejabat Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan

Selasa, 27 Desember 2022 - 06:42 WIB
loading...
Hacker Korea Utara Bidik 1.000 Pejabat Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan
Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan bahwa para hacker Korea Utara yang bekerja untuk pemerintah, menargetkan 892 ahli kebijakan luar negeri di negara tersebut. Foto/vox
A A A
PYONGYANG - Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan bahwa para hacker Korea Utara yang bekerja untuk pemerintah, menargetkan 892 ahli kebijakan luar negeri di negara tersebut. Upaya tersebut difokuskan pada tokoh think tank dan akademisi, sejak April 2022.

Dalam menjalankan aksinya para peretas diduga menggunakan ransomeware, ini yang pertama dilakukan pemerintah Korea Utara. Serangan dimulai dengan email phishing, sering kali diklaim berasal dari tokoh-tokoh dalam sistem politik Korea Selatan.

Ini biasanya termasuk tautan ke situs palsu atau virus sebagai lampiran. Taktik itu, meski tidak terlalu canggih, cukup untuk membodohi setidaknya segelintir korban.



Hasilnya adalah beberapa pakar terkemuka kehilangan data pribadi, daftar email disusupi (mengekspos lebih banyak korban peretasan), dan 13 perusahaan (online retailers) menjadi korban ransomware.

Polisi hanya menerima 49 laporan yang benar-benar menyerahkan kredensial ke situs palsu dan hanya dua perusahaan yang membayar uang tebusan 2,5 juta won. Namun, polisi kesulitan untuk menilai secara penuh kerugian yang disebabkan aksi peretasan tersebut.

Dikutip dari laman engadget, Selasa (27/12/2022), pihak berwenang Korea Selatan belum mengetahui jelas sumber daya non-finansial yang diperoleh para peretas Korea Utara dari serangan terbaru ini. Tapi bisa dipastikan ini bukan serangan dunia maya terakhir dari tetangga Korea Selatan.

Korea Utara sebelumnya menargetkan peneliti keamanan untuk menemukan kerentanan yang belum diperbaiki. Bahkan mereka menggunakan tragedi Halloween di Itaewon sebagai alat untuk menargetkan warga Korea Selatan.



Peperangan dunia maya telah menjadi fokus utama Korea Utara selama bertahun-tahun, bahkan ketika negara itu berupaya menghalangi militer asing dengan metode yang lebih tradisional, seperti membuat senjata nuklir. Ini juga menjadi sumber pendapatan utama bagi negara yang terus-menerus mengalami krisis keuangan dan sebagian besar terputus dari pasar dunia.

Diperkirakan para peretas Korea Utara telah mencuri mata uang kripto senilai USD1,72 miliar sejak 2017. Dan tampaknya hal itu tidak akan membuat mereka takut karena jatuhnya kripto baru-baru ini, karena uang tebusan baru-baru ini juga dibayarkan dalam BitCoin.

Meskipun para peretas menutupi jejak mereka dengan cukup baik, target, taktik, dan alamat IP, ini membuat polisi menduga mereka adalah kelompok hacker yang sama ketika meretas Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Nuklir Korea pada tahun 2014. Polisi juga percaya bahwa para peretas tidak akan menghentikan aktivitas mereka hanya karena upaya mereka telah ditemukan.

Pihak berwenang mendesak orang-orang, terutama mereka yang bekerja di bidang sensitif seperti teknologi dan pemerintah, untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan dan ekstra waspada terhadap serangan hacker.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2617 seconds (0.1#10.140)