Akun Twitter Jurnalis Diblokir, Eropa Sentil Elon Musk
loading...
Uni Eropa kritis keras Elon Musk terkait kebijakannya yang memblokir akun Twitter jurnalis. FOTO/ IST
A
A
A
BRUSSELS - Keputusan Elon Musk memblokir sejumlah jurnalis Eropa yang mengkritisi kebijakannya mengundang reaksi keras Uni Eropa (UE).
BACA JUGA - Akun Twitter Baru Harus Tunggu 90 Hari untuk Berlangganan Twitter Blue
Eropa memperingatkan miliarder Elon Musk bahwa Twitter dapat dikenai sanksi berdasarkan undang-undang media massa setelah penangguhan beberapa akun jurnalis dari platform tersebut yang "mengkhawatirkan".
“Berita tentang penangguhan akun jurnalis di Twitter secara sewenang-wenang sangat mengkhawatirkan.
Undang-Undang Layanan Digital (DSA) UE mewajibkan penghormatan terhadap kebebasan media dan hak asasi manusia. Hal ini diperkuat oleh Undang-Undang Kebebasan Media (MFA) kami.
"Elon Musk harus menyadarinya. Segera ada garis merah dan sanksi," kata Komisioner Uni Eropa Vera Jourova lewat cuitan di Twitter.
Peringatan Jourova didukung oleh dua undang-undang Uni Eropa, salah satunya belum diadopsi.
DSA menetapkan bahwa perusahaan yang menyediakan layanan kepada pengguna web Eropa harus memenuhi standar yang ketat terhadap algoritme manipulatif, misinformasi, dan lainnya.
Ketentuan tersebut mulai berlaku pada 16 November, tetapi tidak sepenuhnya berlaku di 27 negara UE hingga Maret mendatang dan tidak terkecuali Twitter.
BACA JUGA - Akun Twitter Baru Harus Tunggu 90 Hari untuk Berlangganan Twitter Blue
Eropa memperingatkan miliarder Elon Musk bahwa Twitter dapat dikenai sanksi berdasarkan undang-undang media massa setelah penangguhan beberapa akun jurnalis dari platform tersebut yang "mengkhawatirkan".
“Berita tentang penangguhan akun jurnalis di Twitter secara sewenang-wenang sangat mengkhawatirkan.
Undang-Undang Layanan Digital (DSA) UE mewajibkan penghormatan terhadap kebebasan media dan hak asasi manusia. Hal ini diperkuat oleh Undang-Undang Kebebasan Media (MFA) kami.
"Elon Musk harus menyadarinya. Segera ada garis merah dan sanksi," kata Komisioner Uni Eropa Vera Jourova lewat cuitan di Twitter.
Peringatan Jourova didukung oleh dua undang-undang Uni Eropa, salah satunya belum diadopsi.
DSA menetapkan bahwa perusahaan yang menyediakan layanan kepada pengguna web Eropa harus memenuhi standar yang ketat terhadap algoritme manipulatif, misinformasi, dan lainnya.
Ketentuan tersebut mulai berlaku pada 16 November, tetapi tidak sepenuhnya berlaku di 27 negara UE hingga Maret mendatang dan tidak terkecuali Twitter.
(wbs)
Lihat Juga :
