Milestone Day SSI, Batch 5: Startup Perlu Biasakan Bootstrapping

Selasa, 13 Desember 2022 - 13:56 WIB
loading...
A A A
Dengan kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif, sebagian orang menyebut bahwa periode ini merupakan tech winter, fase dimana bisnis sektor teknologi mengalami penurunan pertumbuhan dan pendanaan.

Kondisi ini menuntut para startup untuk merestrukturisasi perusahaan, mengevaluasi bisnis secara keseluruhan, dan melakukan beberapa perubahan fundamental.

Misalnya saja, per Desember 2022, lebih dari 20 startup Indonesia telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada ratusan karyawannya, demi mengerek efisiensi biaya operasional.

Berbeda dengan 8 tahun lalu, investor sekarang ingin melihat net revenue yang positif setelah semua biaya marketing dan subsidi. Sehingga perusahaan dapat lebih cepat profitable. Hal ini yg kami sudah lakukan sejak dahulu sehingga kami tidak memerlukan investasi dalam jumlah besar untuk mengembangkan Dekoruma. Fokus kami selalu membangun fondasi bisnis yang sustainable.” ujar Dimas Harry Priawan, CEO dan Co-founder Dekoruma. “Bootstraping juga bisa menjadi strategi yang baik bagi kita untuk saling mengenal partner bisnis, fokus hiring roles esensial, dan belajar berbagai aspek lainnya terutama saat di awal.”

Startup yang baru saja menerima dana segar investor pun perlu memprioritaskan penggunaannya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, misalnya untuk riset dan memahami kebutuhan konsumen, alih-alih untuk mengejar kompetitor atau tren.

Sebagai acuan, startup bisa menggunakan formula 60-30-10 — dimana 60% dana untuk pengembangan fitur yang ada, 30% untuk inovasi fitur baru, dan 10% untuk eksperimen solusi baru. Formula ini bisa membantu startup untuk lebih fokus mencapai PMF tanpa terlalu agresif dengan pengeluaran dana.

Afra Sausan, Co-Founder dan CMO Biteship, menjelaskan pengalaman Biteship yang baru menerima funding,

'' Kami menghindari penggunaan dana funding untuk menutupi biaya operasional ataupun hutang, karena hal tersebut bisa membuat startup bergantung pada dana eksternal untuk menjalankan bisnis. Dan yang perlu dihindari juga adalah membuat keputusan yang terburu-buru atau terlalu berisiko, karena perkembangan di tahap awal (early stage) adalah masa yang paling krusial, sehingga harus berhati-hati dan strategis dalam mengelola apa yang kita punya.” jelas Afra.

Untuk membantu startup tahap awal dalam menavigasi lanskap ekonomi digital yang terus berubah, Kominfo akan terus melanjutkan program Startup Studio Indonesia dengan target meluluskan 150 startup digital di tahun 2024. Harapannya, para startup alumni SSI mampu mengembangkan skala bisnisnya – baik dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital – pasca mengikuti pelatihan.

Product-market fit adalah fase umum dimana perusahaan rintisan berupaya untuk mempersolid tawaran produk digitalnya, agar dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan pengguna.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2471 seconds (0.1#10.140)