Perjalanan SSI saat Mengikuti Program Inkubasi Startup Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertama kali diluncurkan pada September 2020, Startup Studio Indonesia (SSI) merupakan program inkubasi startup persembahan .
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bertujuan untuk mendampingi para startup tahap awal (early-stage) agar dapat mencapai product-market fit.
'' SSI membekali startup dengan sesi pelatihan eksklusif, seperti Founders Camp, 1-on-1 Coaching dengan praktisi berpengalaman di lanskap startup Indonesia, hingga Milestone Day, dimana mereka dapat mempresentasikan profil bisnis serta pencapaian selama mengikuti program SSI,'' tutur salah satu dewan kurator SSI Italo Gani dalam keterangan persnya Jumat (2/11/2022).
Selama kurang lebih dua tahun, SSI telah menerima pendaftaran dari total 10.160 startup, dengan tingkat penerimaan rata-rata 0,79%. Jika dirinci lebih jauh, tingkat penerimaan di Batch 1 adalah 2,99%, Batch 2 (1,39%), Batch 3 (0,26%), Batch 4 (1,26%), dan Batch 5 (1%). Ini membuktikan bahwa SSI telah menjadi program inkubasi yang prestisius serta kompetitif, dengan skala terbesar secara nasional.
SSI pun berhasil mengumpulkan sebanyak lebih dari 100 coaches yang terdiri dari para pendiri, eksekutif, dan praktisi startup Indonesia ternama, untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka bagi para peserta. Di Batch 1, terdapat 40 coach, Batch 2 terdapat 60, Batch 3 terdapat 70, Batch 4 terdapat 59, dan Batch 5 memiliki 89 coach.
Tingginya jumlah coach ini sejalan dengan konsep SSI yaitu “More Brainstorming, Less Classes”, yang memfokuskan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis, dan menitikberatkan pada coaching dan mentoring langsung dari para praktisi terkemuka di industri startup.
Menurut data, sektor startup yang mendominasi pendaftaran SSI sejak tahun pertama adalah pendidikan (24,9%), kesehatan (11,6%), dan pariwisata (9,6%). Di luar itu, terdapat pula 37,8% proporsi startup yang bergerak di sektor beragam (lain-lain).
Dalam proses seleksi dan evaluasi menentukan startup terpilih, SSI memiliki empat faktor penilaian utama, yaitu: profil dan pengalaman founder; product-market fit; potensi pasar dan potensi untuk scale-up; serta faktor diferensiasi dan lokalitas. Keempat faktor ini krusial dalam menentukan startup mana yang siap dibina ke level yang lebih tinggi.
Dari lima kali penyelenggaraan, dewan kurator SSI yang terdiri dari para ahli dan pelaku startup serta perusahaan ventura kapital telah mengidentifikasi empat tantangan utama yang dihadapi oleh startup tahap awal di Indonesia.
Yang paling utama adalah faktor diferensiasi (69%), dimana startup belum memiliki poin keunggulan dibandingkan kompetitor lokal & global, atau kesulitan membentuk produk yang sesuai dengan karakteristik dan preferensi masyarakat Indonesia.
Selain itu, 3 dari 5 startup (60%) masih kesulitan dalam mengidentifikasi target pasar dan pain points-nya, sehingga pertumbuhan bisnis terhambat (kurang dari 10% per bulan atau menunjukkan tren penurunan).
Faktor lain yang kerap menjadi hambatan adalah rekam jejak para founder. Lebih dari setengah startup (54%) dijalankan oleh founder yang kurang/belum berpengalaman dalam sektor teknologi/bisnis. Sebagian diantaranya juga belum memiliki penguasaan mindset kewirausahaan yang baik untuk mengambil keputusan bisnis strategis.
Selain itu, 45% startup tahap awal beroperasi di sektor pasar yang belum matang, terlalu niche, atau memiliki barrier of entry yang tinggi, sehingga membutuhkan edukasi pasar intensif. Hal ini akan membuat startup tersebut kesulitan untuk scale up dan mengembangkan lini bisnis mereka. Faktor-faktor inilah yang menjadi pertimbangan tim juri SSI dalam menentukan jajaran startup finalis yang siap untuk dibina.
Hingga Batch 5 yang kini tengah berjalan, program inkubasi SSI secara total telah menelurkan 80 alumni startup yang terus berkembang pesat pasca-pelatihan. Tercatat, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp332,1 miliar.
Tak hanya itu, dari setiap batch, 30-40% diantaranya pun berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Beberapa diantaranya adalah Justika dan Praktis (SSI 01); Finku, Gajiku, Keyta, Zi.Care, Dibimbing, Powerbrain, serta Fishlog (SSI 03).
Sementara itu, Verihubs, Deall Sejuta Cita (SSI 02), Finku dan Sribuu (SSI 03) ikut terpilih menjadi wakil Indonesia dalam program inkubator bergengsi di Silicon Valley, Y Combinator.
Beberapa startup lain seperti Shieldtag (SSI 02) berhasil meningkatkan jumlah pengguna hingga 10x lipat dan Paygua (SSI 04) mencatatkan pertumbuhan bisnis organik >200% pasca lulus dari program – membuktikan bahwa SSI turut menyediakan bekal penting bagi pembentukan serta improvement bisnis yang sangat dibutuhkan startup tahap awal.
Hingga saat ini, Startup Studio Indonesia tengah membuka pendaftaran bagi early-stage founders untuk program batch ke-6 hingga tanggal 1 Februari 2023.
Baca Juga
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bertujuan untuk mendampingi para startup tahap awal (early-stage) agar dapat mencapai product-market fit.
'' SSI membekali startup dengan sesi pelatihan eksklusif, seperti Founders Camp, 1-on-1 Coaching dengan praktisi berpengalaman di lanskap startup Indonesia, hingga Milestone Day, dimana mereka dapat mempresentasikan profil bisnis serta pencapaian selama mengikuti program SSI,'' tutur salah satu dewan kurator SSI Italo Gani dalam keterangan persnya Jumat (2/11/2022).
Selama kurang lebih dua tahun, SSI telah menerima pendaftaran dari total 10.160 startup, dengan tingkat penerimaan rata-rata 0,79%. Jika dirinci lebih jauh, tingkat penerimaan di Batch 1 adalah 2,99%, Batch 2 (1,39%), Batch 3 (0,26%), Batch 4 (1,26%), dan Batch 5 (1%). Ini membuktikan bahwa SSI telah menjadi program inkubasi yang prestisius serta kompetitif, dengan skala terbesar secara nasional.
SSI pun berhasil mengumpulkan sebanyak lebih dari 100 coaches yang terdiri dari para pendiri, eksekutif, dan praktisi startup Indonesia ternama, untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka bagi para peserta. Di Batch 1, terdapat 40 coach, Batch 2 terdapat 60, Batch 3 terdapat 70, Batch 4 terdapat 59, dan Batch 5 memiliki 89 coach.
Tingginya jumlah coach ini sejalan dengan konsep SSI yaitu “More Brainstorming, Less Classes”, yang memfokuskan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis, dan menitikberatkan pada coaching dan mentoring langsung dari para praktisi terkemuka di industri startup.
Menurut data, sektor startup yang mendominasi pendaftaran SSI sejak tahun pertama adalah pendidikan (24,9%), kesehatan (11,6%), dan pariwisata (9,6%). Di luar itu, terdapat pula 37,8% proporsi startup yang bergerak di sektor beragam (lain-lain).
Dalam proses seleksi dan evaluasi menentukan startup terpilih, SSI memiliki empat faktor penilaian utama, yaitu: profil dan pengalaman founder; product-market fit; potensi pasar dan potensi untuk scale-up; serta faktor diferensiasi dan lokalitas. Keempat faktor ini krusial dalam menentukan startup mana yang siap dibina ke level yang lebih tinggi.
Dari lima kali penyelenggaraan, dewan kurator SSI yang terdiri dari para ahli dan pelaku startup serta perusahaan ventura kapital telah mengidentifikasi empat tantangan utama yang dihadapi oleh startup tahap awal di Indonesia.
Yang paling utama adalah faktor diferensiasi (69%), dimana startup belum memiliki poin keunggulan dibandingkan kompetitor lokal & global, atau kesulitan membentuk produk yang sesuai dengan karakteristik dan preferensi masyarakat Indonesia.
Selain itu, 3 dari 5 startup (60%) masih kesulitan dalam mengidentifikasi target pasar dan pain points-nya, sehingga pertumbuhan bisnis terhambat (kurang dari 10% per bulan atau menunjukkan tren penurunan).
Faktor lain yang kerap menjadi hambatan adalah rekam jejak para founder. Lebih dari setengah startup (54%) dijalankan oleh founder yang kurang/belum berpengalaman dalam sektor teknologi/bisnis. Sebagian diantaranya juga belum memiliki penguasaan mindset kewirausahaan yang baik untuk mengambil keputusan bisnis strategis.
Selain itu, 45% startup tahap awal beroperasi di sektor pasar yang belum matang, terlalu niche, atau memiliki barrier of entry yang tinggi, sehingga membutuhkan edukasi pasar intensif. Hal ini akan membuat startup tersebut kesulitan untuk scale up dan mengembangkan lini bisnis mereka. Faktor-faktor inilah yang menjadi pertimbangan tim juri SSI dalam menentukan jajaran startup finalis yang siap untuk dibina.
Hingga Batch 5 yang kini tengah berjalan, program inkubasi SSI secara total telah menelurkan 80 alumni startup yang terus berkembang pesat pasca-pelatihan. Tercatat, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp332,1 miliar.
Tak hanya itu, dari setiap batch, 30-40% diantaranya pun berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah mengikuti SSI. Beberapa diantaranya adalah Justika dan Praktis (SSI 01); Finku, Gajiku, Keyta, Zi.Care, Dibimbing, Powerbrain, serta Fishlog (SSI 03).
Sementara itu, Verihubs, Deall Sejuta Cita (SSI 02), Finku dan Sribuu (SSI 03) ikut terpilih menjadi wakil Indonesia dalam program inkubator bergengsi di Silicon Valley, Y Combinator.
Beberapa startup lain seperti Shieldtag (SSI 02) berhasil meningkatkan jumlah pengguna hingga 10x lipat dan Paygua (SSI 04) mencatatkan pertumbuhan bisnis organik >200% pasca lulus dari program – membuktikan bahwa SSI turut menyediakan bekal penting bagi pembentukan serta improvement bisnis yang sangat dibutuhkan startup tahap awal.
Hingga saat ini, Startup Studio Indonesia tengah membuka pendaftaran bagi early-stage founders untuk program batch ke-6 hingga tanggal 1 Februari 2023.
(wbs)