Fantastis, BuddyKu Fest Chapter 1 Online Dihadiri Lebih 1.500 Peserta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Merayakan ulang tahun BuddyKu yang pertama dengan mengadakan acara BuddyKu Fest (24/11/22) acara yang disponsori oleh Le Minerale, Telkomsel dan Sasa tersebut terbagi menjadi 6 sesi tersebut berlangsung secara meriah. Dilaksanakan secara streaming melalui zoom meeting tidak membuat peserta kehilangan antusiasme.
Dipandu oleh Tasya Kurniawan sebagai host BuddyKu Fest, kata sambutan disampaikan oleh moderator yakni Tommy Tjokro selaku Chief of Content BuddyKu pada awal dibukanya acara BuddyKu Fest tersebut. Dalam pembukaan sesi pertama yang bertemakan “Media in Challenges” pada pukul 10.30-12.00 dalam acara BuddyKu Fest tersebut, Tommy Tjokro memulai pembahasan sesi pertama acara BuddyKu Fest dengan menjabarkan mengenai permasalahan media dimana media saat ini mengikuti yang trending saja, tidak melalui penggalian lebih dalam terkait informasi yang lain.
Narasumber pertama yakni, Joko Panji Sasongko yang berprofesi sebagai Pelaksana Harian Asumsi.co) memaparkan bahwa dinamika media saat ini bisa dimanfaatkan sebagai platfrom politik untuk menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat luas dengan berbagai macam gimmick, narasumber juga memberikan contoh seperti para calon presiden saat ini sering sekali memanfaatkan media sosial dibanding konferensi pers.
Dilanjut oleh narasumber kedua dan ketiga yakni Firsty Hestyarini yang berprofesi sebagai Pemimpin Redaksi RM.id dan Fahmy Fotaleno yang berprofesi sebagai Deputy Managing Editor Indozone yang melihat permasalahan media saat ini dapat memberikan disinformasi kepada masyarakat dikarenakan terkadang informasi yang beredar pada media hanya mengambil dan mengutip melalui media sosial tanpa adanya konfirmasi terkait informasi atau kutipan yang diambil melalui media sosial. Untuk itu sebagai solusi diperlukan adanya filterisasi fenomena yang ada di media sosial maupun di lapangan, yang dipastikan tidak mempolitisasi identitas.
Lalu, acara dilanjut ke sesi kedua yang bertema “Live Your Passion as Content Creators” pada pukul 13.00-14.00 yang dimoderatori oleh Chindy Salsabila dengan seru memulai membahas mengenai fungsi dan peluang media sosial untuk berkarya dan memulai karir untuk menjadi content creator.
Narasumber pertama yakni dr. R.A. Adaninggar, Sp.PD yang berprofesi sebagai Internist & Health Educator, Content Creator membahas mengenai dirinya yang berprofesi sebagai seorang dokter namun tetap menggunakan waktu luang disela-sela kesibukannya menjadi seorang content creator. “penting ternyata media sosial untuk menyampaikan informasi terutama kesehatan, karena cepat sekali sampainya.” Ujar dr. R.A Adaninggar.
Narasumber kedua yang hadir yakni Stefani Gabriela yang berprofesi sebagai content creator TikTok melakukan sharing dan memberikan tips menjadi content creator yang bukan hanya sukses tetapi juga berkualitas. “Menjadi content creator itu bukan hanya haus pujian, tetapi kita juga harus berani kritik diri kita.” Ujar Stefani. “Menjadi content creator itu juga perlu menjaga nama baik, ga terlalu perlu mengejar viral, tapi kita juga harus kasih value terus disetiap konten-konten kita," lanjutnya.
Sesi ketiga pada pukul 14.00-15.00 bertemakan “Dunia Jurnalis Zaman Now.” Dihadiri oleh 2 narasumber yang berkompeten di dunia jurnalistik yakni Annisa Dasuki yakni seorang Executive Producer & News Anchor iNews dan Fanni Imaniar yang merupakan seorang EP MNC News & News Anchor MNC News &iNews dimoderatori oleh Ahmed dari BuddyKu.
Pembahasan diawali dengan kegelisahan yang dirasakan oleh para jurnalistik saat ini dikarenakan pada saat ini kita masuk di era digitalisasi yang juga merubah dinamika dunia jurnalistik. “Jurnalis zaman now adalah jurnalis yang bergerak di bidang digitalisasi dan adanya kehadiran citizen jurnalisme/warga jurnalisme," ujar Fanni Imaniar.
Lebih lanjut Fanni Maniar menyampaikan sisi positif dengan adanya citizen journalism saat ini masyarakat sangat membantu dalam memberikan konten informasi. Informasi tersebut dapat berupa bencana alam maupun kejadian yang sedang terjadi di daerah sekitarnya. Namun di sisi negatif nya ialah banyaknya berita atau konten yang diterima atau disebarkan melalui media sosial bersifat hoax terlebih menjelang pemilihan umum.
Narasumber kedua, Annisa Dasuki melihat mudahnya tersebar berita hoax ialah karena pada saat hampir semua masyarakat memiliki smartphone dan dengan mudah begitu saja menyebarkan informasi palsu. Hal tersebut berbeda dengan seorang jurnalis yang memang memiliki kode etik.
“Kita terikat dengan UUD Pers, dan kita gamungkin menyebarkan informasi bohong.” Ujar Annisa Dasuki.
Di akhir kedua narasumber bersepakat jika saat ini, sebagai jurnalis wajib mengedukasi masyarakat terkait informasi yang didapat melalui jejaring internet.
Acara BuddyKu Fest berlangsung secara meriah dan interaktif, banyak dari peserta yang mengajukan pertanyaan dan mendapatkan hadiah dari kuis yang diberikan oleh BuddyKu.
Dipandu oleh Tasya Kurniawan sebagai host BuddyKu Fest, kata sambutan disampaikan oleh moderator yakni Tommy Tjokro selaku Chief of Content BuddyKu pada awal dibukanya acara BuddyKu Fest tersebut. Dalam pembukaan sesi pertama yang bertemakan “Media in Challenges” pada pukul 10.30-12.00 dalam acara BuddyKu Fest tersebut, Tommy Tjokro memulai pembahasan sesi pertama acara BuddyKu Fest dengan menjabarkan mengenai permasalahan media dimana media saat ini mengikuti yang trending saja, tidak melalui penggalian lebih dalam terkait informasi yang lain.
Narasumber pertama yakni, Joko Panji Sasongko yang berprofesi sebagai Pelaksana Harian Asumsi.co) memaparkan bahwa dinamika media saat ini bisa dimanfaatkan sebagai platfrom politik untuk menyebarkan sebuah informasi kepada masyarakat luas dengan berbagai macam gimmick, narasumber juga memberikan contoh seperti para calon presiden saat ini sering sekali memanfaatkan media sosial dibanding konferensi pers.
Dilanjut oleh narasumber kedua dan ketiga yakni Firsty Hestyarini yang berprofesi sebagai Pemimpin Redaksi RM.id dan Fahmy Fotaleno yang berprofesi sebagai Deputy Managing Editor Indozone yang melihat permasalahan media saat ini dapat memberikan disinformasi kepada masyarakat dikarenakan terkadang informasi yang beredar pada media hanya mengambil dan mengutip melalui media sosial tanpa adanya konfirmasi terkait informasi atau kutipan yang diambil melalui media sosial. Untuk itu sebagai solusi diperlukan adanya filterisasi fenomena yang ada di media sosial maupun di lapangan, yang dipastikan tidak mempolitisasi identitas.
Lalu, acara dilanjut ke sesi kedua yang bertema “Live Your Passion as Content Creators” pada pukul 13.00-14.00 yang dimoderatori oleh Chindy Salsabila dengan seru memulai membahas mengenai fungsi dan peluang media sosial untuk berkarya dan memulai karir untuk menjadi content creator.
Narasumber pertama yakni dr. R.A. Adaninggar, Sp.PD yang berprofesi sebagai Internist & Health Educator, Content Creator membahas mengenai dirinya yang berprofesi sebagai seorang dokter namun tetap menggunakan waktu luang disela-sela kesibukannya menjadi seorang content creator. “penting ternyata media sosial untuk menyampaikan informasi terutama kesehatan, karena cepat sekali sampainya.” Ujar dr. R.A Adaninggar.
Narasumber kedua yang hadir yakni Stefani Gabriela yang berprofesi sebagai content creator TikTok melakukan sharing dan memberikan tips menjadi content creator yang bukan hanya sukses tetapi juga berkualitas. “Menjadi content creator itu bukan hanya haus pujian, tetapi kita juga harus berani kritik diri kita.” Ujar Stefani. “Menjadi content creator itu juga perlu menjaga nama baik, ga terlalu perlu mengejar viral, tapi kita juga harus kasih value terus disetiap konten-konten kita," lanjutnya.
Sesi ketiga pada pukul 14.00-15.00 bertemakan “Dunia Jurnalis Zaman Now.” Dihadiri oleh 2 narasumber yang berkompeten di dunia jurnalistik yakni Annisa Dasuki yakni seorang Executive Producer & News Anchor iNews dan Fanni Imaniar yang merupakan seorang EP MNC News & News Anchor MNC News &iNews dimoderatori oleh Ahmed dari BuddyKu.
Pembahasan diawali dengan kegelisahan yang dirasakan oleh para jurnalistik saat ini dikarenakan pada saat ini kita masuk di era digitalisasi yang juga merubah dinamika dunia jurnalistik. “Jurnalis zaman now adalah jurnalis yang bergerak di bidang digitalisasi dan adanya kehadiran citizen jurnalisme/warga jurnalisme," ujar Fanni Imaniar.
Lebih lanjut Fanni Maniar menyampaikan sisi positif dengan adanya citizen journalism saat ini masyarakat sangat membantu dalam memberikan konten informasi. Informasi tersebut dapat berupa bencana alam maupun kejadian yang sedang terjadi di daerah sekitarnya. Namun di sisi negatif nya ialah banyaknya berita atau konten yang diterima atau disebarkan melalui media sosial bersifat hoax terlebih menjelang pemilihan umum.
Narasumber kedua, Annisa Dasuki melihat mudahnya tersebar berita hoax ialah karena pada saat hampir semua masyarakat memiliki smartphone dan dengan mudah begitu saja menyebarkan informasi palsu. Hal tersebut berbeda dengan seorang jurnalis yang memang memiliki kode etik.
“Kita terikat dengan UUD Pers, dan kita gamungkin menyebarkan informasi bohong.” Ujar Annisa Dasuki.
Di akhir kedua narasumber bersepakat jika saat ini, sebagai jurnalis wajib mengedukasi masyarakat terkait informasi yang didapat melalui jejaring internet.
Acara BuddyKu Fest berlangsung secara meriah dan interaktif, banyak dari peserta yang mengajukan pertanyaan dan mendapatkan hadiah dari kuis yang diberikan oleh BuddyKu.
(wsb)