Jadi Buruan Interpol, Pendiri Kripto Terra Do Kwon: Saya Ngoding di Rumah dan Ngemall!
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Nama Do Kwon menjadi viral beberapa hari terakhir setelah Interpol merilis Red Notice, menjadikannya buronan internasional.
Kwon sendiri merupakan CEO dari Terraform Labs, pengembang mata uang kripto di Singapura. Perusahaan Kwon bertanggung jawab terhadap stablecoin terraUSD atau UST dan token Luna, yang jika digabungkan memiliki valuasi USD60 miliar. Pada Mei 2022, koin dan token tersebut hancur lebur dengan nilainya kini mendekati nol.
Hancurnya Luna ini menghebohkan industri kripto. Karena banyak sekali pemain yang merugi, termasuk perusahaan hedge fund seperti Three Arrows Capital.
Korea Selatan berupaya melakukan penangkapan terhadap Kwon sejak awal bulan ini. Jaksa di negara tersebut menuduh bahwa Kwon sedang dalam pelarian.
Selasa (27/9) kemarin, juru bicara Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul mengatakan kepada CNBC bahwa lembaga penegak hukum global Interpol telah mengeluarkan Red Notice.
Red Notice merupakan permintaan negara anggota Interpol kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan menangkap sementara seseorang. Yang juga bisa menyebabkan ekstradisi
Tapi, ternyata Kwon menanggapi hal ini dengan santai. Lewat cuitan di Twitter, ia mengatakan sedang tidak dalam pelarian.
“I’m writing code in my living room hbu (saya sedang ngoding di ruang tamu saya, bagaimana denganmu?),” tulis Kwon menjawab seseorang yang bertanya dimana lokasinya. Bahkan, Kwon juga menyebut bahwa ia sama sekali tidak berupaya untuk kabur atau sembunyi dengan berjalan-jalan dan pergi ke mall.
Kwon menyebut bahwa ia tidak melihat namanya di dalam daftar Red Notice Interpol. Dari cuitannya, terlihat bahwa lokasi Kwon ada di Singapura. Namun, awal bulan ini Kepolisian Singapura mengatakan bahwa bahwa Kwon tidak ada di negara tersebut.
Kwon sendiri merupakan CEO dari Terraform Labs, pengembang mata uang kripto di Singapura. Perusahaan Kwon bertanggung jawab terhadap stablecoin terraUSD atau UST dan token Luna, yang jika digabungkan memiliki valuasi USD60 miliar. Pada Mei 2022, koin dan token tersebut hancur lebur dengan nilainya kini mendekati nol.
Hancurnya Luna ini menghebohkan industri kripto. Karena banyak sekali pemain yang merugi, termasuk perusahaan hedge fund seperti Three Arrows Capital.
Korea Selatan berupaya melakukan penangkapan terhadap Kwon sejak awal bulan ini. Jaksa di negara tersebut menuduh bahwa Kwon sedang dalam pelarian.
Selasa (27/9) kemarin, juru bicara Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul mengatakan kepada CNBC bahwa lembaga penegak hukum global Interpol telah mengeluarkan Red Notice.
Red Notice merupakan permintaan negara anggota Interpol kepada penegak hukum di seluruh dunia untuk mencari dan menangkap sementara seseorang. Yang juga bisa menyebabkan ekstradisi
Tapi, ternyata Kwon menanggapi hal ini dengan santai. Lewat cuitan di Twitter, ia mengatakan sedang tidak dalam pelarian.
“I’m writing code in my living room hbu (saya sedang ngoding di ruang tamu saya, bagaimana denganmu?),” tulis Kwon menjawab seseorang yang bertanya dimana lokasinya. Bahkan, Kwon juga menyebut bahwa ia sama sekali tidak berupaya untuk kabur atau sembunyi dengan berjalan-jalan dan pergi ke mall.
Kwon menyebut bahwa ia tidak melihat namanya di dalam daftar Red Notice Interpol. Dari cuitannya, terlihat bahwa lokasi Kwon ada di Singapura. Namun, awal bulan ini Kepolisian Singapura mengatakan bahwa bahwa Kwon tidak ada di negara tersebut.
(dan)