Bekerja Bak Lebah, Drone Ini Bisa Membangun Rumah

Selasa, 27 September 2022 - 14:43 WIB
loading...
Bekerja Bak Lebah, Drone Ini Bisa Membangun Rumah
Drone-drone yang disebut Aerial Additive Manufacturing (Aerial-AM) bekerja bak lebah yang membangun sarang. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Di masa depan drone akan punya fungsi baru. Bukan mengantar barang. Bukan juga mengantar manusia. Tapi, membangun dan memperbaiki rumah, gedung, hingga bangunan tertentu. Drone-drone itu bekerja seperti lebah yang membangun sarang.

Dan memang para ilmuwan terinsipirasi dengan lebah. Para lebah bisa membangun sarang dengan sangat rapi. Bahkan, di lokasi yang sulit diakses sekalipun.

Tapi, bagaimana bisa drone membangun sesuatu? Ternyata, para ilmuwan membekali drone-drone itu dengan printer 3D . Printer 3D itu, menurut peneliti Richard Ball, menggunakan bahan seperti semen untuk mencetak bangunan.

Bahan ini dikembangkan oleh peneliti Bath yang dipimpin Imperial College London.

Bekerja Bak Lebah, Drone Ini Bisa Membangun Rumah

BuilDrones dan ScanDrones bekerja secara bersamaan. Foto: ist

Drone dengan 3D printer ini sudah mendapatkan momentum di industri konstruksi. Diharapkan bisa membangun gedung tinggi di lokasi ekstrim. Atau untuk membantu konstruksi bantuan pascabencana.

”Kami telah mengembangkan bahan mutakhir untuk karakter unik yang diperlukan untuk pembuatan aditif udara. Antara lain memiliki viskositas rendah, ringan, dan pengaturan cepat,” katanya, dilansir dari Metro, Selasa (27/9).

Drone pencetakan 3D dikenal sebagai Aerial Additive Manufacturing (Aerial-AM). Perangkat canggih ini beroperasi secara otonom atau tanpa awak, tetapi tetap dipantau oleh manusia.

Perangkatnya terdiri dari BuilDrones, yang menyimpan material selama penerbangan, dan ScanDrones yang tugasnya mengontrol kualitas sekaligus mengukur kinerja BuilDrones sembari menginformasikan langkah manufaktur mereka selanjutnya.

“Kami telah membuktikan bahwa drone dapat bekerja secara mandiri dan bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki gedung, setidaknya di lab,” ungkap Profesor Mirko Kovac, peneliti utama Departemen Aeronautika Imperial.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3209 seconds (0.1#10.140)