Gelombang Panas di China Pengaruhi Produksi Intel dan Foxconn
loading...
A
A
A
BEIJING - Gelombang panas dan kekeringan yang sedang berlangsung di China telah menyebabkan kekurangan listrik di provinsi Sichuan, yang sangat bergantung pada pembangkit listrik tenaga air.
Pemerintah pun memerintahkan beberapa pabrik di daerah itu untuk menghentikan produksi selama enam hari, yang berpotensi menyebabkan penundaan bagi beberapa pabrikan.
Banyak pabrik di provinsi Sichuan China telah menghentikan operasi dari Senin hingga Sabtu untuk meringankan beban jaringan listrik akibat gelombang panas yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Bagi yang belum tahu, Sichuan adalah pusat manufaktur utama dan salah satu provinsi terbesar di China dengan populasi 84 juta orang, melansir dari Techspot, Minggu (21/8/2022).
China saat ini sedang mengalami gelombang panas terkuat dalam enam dekade terakhir, dengan banyak kota mengalami kenaikan suhu lebih dari 40 derajat Celcius atau 104 derajat Fahrenheit.
Intel adalah salah satu produsen yang terkena dampak karena memiliki dua pabrik perakitan dan pengujian di Chengdu, Sichuan. Seluruh area pabrik Intel menggunakan sekitar 240 GWh energi tahun lalu.
Perlu diperhatikan kembali kemungkinan gangguan tersebut juga akan mempengaruhi harga dan ketersediaan produk Intel.
Kekurangan energi juga mempengaruhi pabrik milik perusahaan seperti Toyota, Volkswagen, Texas Instruments, Foxconn, dan raksasa baterai CATL, yang memasok baterai ke banyak produsen EV.
Menurut Bloomberg, VW hanya mengharapkan sedikit keterlambatan dalam pengiriman ke pelanggan, sementara Foxconn menyebutkan fasilitasnya hanya melihat "dampak terbatas" dari kekeringan.
Dalam berita terkait , Apple s edang mencoba untuk mengurangi ketergantungannya pada China dengan memindahkan beberapa manufakturnya ke negara lain seperti Vietnam dan India.
Pemerintah pun memerintahkan beberapa pabrik di daerah itu untuk menghentikan produksi selama enam hari, yang berpotensi menyebabkan penundaan bagi beberapa pabrikan.
Banyak pabrik di provinsi Sichuan China telah menghentikan operasi dari Senin hingga Sabtu untuk meringankan beban jaringan listrik akibat gelombang panas yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Bagi yang belum tahu, Sichuan adalah pusat manufaktur utama dan salah satu provinsi terbesar di China dengan populasi 84 juta orang, melansir dari Techspot, Minggu (21/8/2022).
China saat ini sedang mengalami gelombang panas terkuat dalam enam dekade terakhir, dengan banyak kota mengalami kenaikan suhu lebih dari 40 derajat Celcius atau 104 derajat Fahrenheit.
Intel adalah salah satu produsen yang terkena dampak karena memiliki dua pabrik perakitan dan pengujian di Chengdu, Sichuan. Seluruh area pabrik Intel menggunakan sekitar 240 GWh energi tahun lalu.
Perlu diperhatikan kembali kemungkinan gangguan tersebut juga akan mempengaruhi harga dan ketersediaan produk Intel.
Kekurangan energi juga mempengaruhi pabrik milik perusahaan seperti Toyota, Volkswagen, Texas Instruments, Foxconn, dan raksasa baterai CATL, yang memasok baterai ke banyak produsen EV.
Menurut Bloomberg, VW hanya mengharapkan sedikit keterlambatan dalam pengiriman ke pelanggan, sementara Foxconn menyebutkan fasilitasnya hanya melihat "dampak terbatas" dari kekeringan.
Dalam berita terkait , Apple s edang mencoba untuk mengurangi ketergantungannya pada China dengan memindahkan beberapa manufakturnya ke negara lain seperti Vietnam dan India.
(wbs)