Hasil Riset Sebut Main Game Bisa Tingkatkan Kecakapan Hidup
loading...
A
A
A
CUPERTINO - Selama ini bermain game dicap sebagai kegiatan negatif yang sia-sia. Bahkan tidak sedikit yang menganggap sering bermain game dapat memberikan efek yang buruk pada kesehatan mental dan fisik seseorang.
Namun riset terbaru mengungkapkan bahwa ada banyak sisi positif yang bisa didapat ketika bermain game. Bermain game selama berjam-jam setiap minggu disebut dapat meningkatkan aktivitas otak.
Para peneliti di balik riset terbaru ini menyebut bermain game dapat melatih dan meningkatkan proses pengambilan keputusan yang cepat bagi otak yang mengalami kerusakan syaraf.
Selain itu, dapat meningkatkan keterampilan kognitif seseorang, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (28/7/2022).
"Sebagian besar remaja kita bermain game lebih dari tiga jam setiap minggu tetapi selama ini tidak terlihat efek menguntungkan dari aktivitas tersebut, kata ahli saraf Mukesh Dhamala dari Georgia State University.
"Tidak diketahui secara pasti apakah bermain game dapat meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Pekerjaan kami memberikan beberapa jawaban tentang hal itu," lanjutnya.
Riset dilakukan dengan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk mengukur aktivitas saraf pada 47 peserta usia remaja yang terdiri dari 28 orang yang secara teratur bermain video game dan 19 orang yang tidak.
Mereka yang bermain secara teratur sebagian besar terlibat dalam game real time yang sangat aktif, seperti strategi real time, game bergenre first person shooter, dan game-game yang kembutuhkan kecepatan lainnya.
Para sukarelawan ini diminta untuk menekan tombol sebagai respons terhadap arah gerakan serangkaian titik pada layar di depan mereka. Pemain video game biasa lebih cepat dan lebih akurat dalam merespons, dan hasil pemindaian fMRI menunjukkan bahwa ada juga peningkatan aktivitas di bagian tertentu dari otak mereka.
Bagian yang mengalami peningkatan aktivitas termasuk gyrus lingual kanan, talamus kiri, dan area motorik tambahan kanan. Semuanya merupakan bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan kognitif dan menghasilkan respons motorik terhadap input visual.
"Hasil ini menunjukkan bahwa bermain video game berpotensi meningkatkan beberapa subproses untuk sensasi, persepsi dan pemetaan tindakan untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan," terang Dhamala.
Meskipun hubungan antara video game dan peningkatan kognitif bukanlah hal baru, namun dengan setiap penelitian yang dilakukan maka akan semakin dekat untuk memahaminya.
Dengan begitu, masyarakat akan lebih tahu tahu bagaimana memanfaatkan game untuk memetik dampak positif, alih-alih hanya menganggap bermain game sebagai kegiatan sia-sia.
"Bermain video game dapat digunakan secara efektif untuk pelatihan - misalnya, pelatihan efisiensi pengambilan keputusan dan intervensi terapeutik setelah jaringan otak yang relevan diidentifikasi," pungkas Dhamala.
Namun riset terbaru mengungkapkan bahwa ada banyak sisi positif yang bisa didapat ketika bermain game. Bermain game selama berjam-jam setiap minggu disebut dapat meningkatkan aktivitas otak.
Para peneliti di balik riset terbaru ini menyebut bermain game dapat melatih dan meningkatkan proses pengambilan keputusan yang cepat bagi otak yang mengalami kerusakan syaraf.
Selain itu, dapat meningkatkan keterampilan kognitif seseorang, seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (28/7/2022).
"Sebagian besar remaja kita bermain game lebih dari tiga jam setiap minggu tetapi selama ini tidak terlihat efek menguntungkan dari aktivitas tersebut, kata ahli saraf Mukesh Dhamala dari Georgia State University.
"Tidak diketahui secara pasti apakah bermain game dapat meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Pekerjaan kami memberikan beberapa jawaban tentang hal itu," lanjutnya.
Riset dilakukan dengan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk mengukur aktivitas saraf pada 47 peserta usia remaja yang terdiri dari 28 orang yang secara teratur bermain video game dan 19 orang yang tidak.
Mereka yang bermain secara teratur sebagian besar terlibat dalam game real time yang sangat aktif, seperti strategi real time, game bergenre first person shooter, dan game-game yang kembutuhkan kecepatan lainnya.
Para sukarelawan ini diminta untuk menekan tombol sebagai respons terhadap arah gerakan serangkaian titik pada layar di depan mereka. Pemain video game biasa lebih cepat dan lebih akurat dalam merespons, dan hasil pemindaian fMRI menunjukkan bahwa ada juga peningkatan aktivitas di bagian tertentu dari otak mereka.
Bagian yang mengalami peningkatan aktivitas termasuk gyrus lingual kanan, talamus kiri, dan area motorik tambahan kanan. Semuanya merupakan bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan kognitif dan menghasilkan respons motorik terhadap input visual.
"Hasil ini menunjukkan bahwa bermain video game berpotensi meningkatkan beberapa subproses untuk sensasi, persepsi dan pemetaan tindakan untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan," terang Dhamala.
Meskipun hubungan antara video game dan peningkatan kognitif bukanlah hal baru, namun dengan setiap penelitian yang dilakukan maka akan semakin dekat untuk memahaminya.
Dengan begitu, masyarakat akan lebih tahu tahu bagaimana memanfaatkan game untuk memetik dampak positif, alih-alih hanya menganggap bermain game sebagai kegiatan sia-sia.
"Bermain video game dapat digunakan secara efektif untuk pelatihan - misalnya, pelatihan efisiensi pengambilan keputusan dan intervensi terapeutik setelah jaringan otak yang relevan diidentifikasi," pungkas Dhamala.
(wbs)