Bak Senjata Makan Tuan, Pesawat Ruang Angkasa Rusia Bermanuver Hindari Sampah Antariksa

Sabtu, 18 Juni 2022 - 23:26 WIB
loading...
Bak Senjata Makan Tuan,...
Pesawat ruang angkasa kargo Rusia harus melakukan manuver yang tidak direncanakan untuk menghindari puing-puing sampah antariksa. Foto/Futurism/Sergey Korsakov
A A A
MOSKOW - Pesawat ruang angkasa kargo Rusia harus melakukan manuver yang tidak direncanakan untuk menghindari puing-puing sampah antariksa. Bak senjata makan tuan, sisa sampah luar angkasa itu ternyata berasal dari pecahan satelit Rusia yang hancur dalam uji coba penembakan rudal anti satelit tahun lalu.

Pesawat ulang-alik Progress MS-20 menghindari sampah luar angkasa sisa dari pesawat ruang angkasa Kosmos-1408 yang hancur ditembak rudal anti-satelit saat uji coba oleh Rusia. Pesawat ulang-alik Progress MS-20 diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome pada 3 Juni untuk mengirim pasokan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Tetapi ketika berada di ISS, pesawat ruang angkasa Progress MS-20 harus melakukan "manuver yang tidak terjadwal," menurut pembaruan Telegram oleh Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin. Anggota kru ISS Sergey Korsakov merekam video singkat ketika Progress MS-20 melakukan manuver, kemudian dibagikan oleh Rogozin di Telegram.

Baca juga; Rusia Konfirmasi Berhasil Menguji Sistem Anti-Satelit, Barat Makin Waswas

Menariknya, Rogozin menunjuk pesawat ruang angkasa Kosmos-1408, satelit yang diluncurkan dan dioperasikan oleh Uni Soviet pada awal 1980-an, sebagai penyebab Progress MS-20 harus bermanuver menembakkan pendorongnya. Dikutip SINDOnews dari laman futurism, Sabtu (18/6/2022), ini merupakan pengakuan yang langka dan langsung bahwa puing-puing ruang angkasa Rusia menjadi penyebabnya.

“Saya harus menyebutkan bahwa ini adalah pertama kalinya Roscosmos mengkonfirmasi bahwa puing-puing itu adalah kesalahan mereka. Biasanya, mereka mengatakan satelit atau roket mana yang akan digunakan hanya jika itu adalah yang asing. Jika itu Rusia, mereka menyebutnya 'puing-puing luar angkasa',” tulis reporter luar angkasa Katya Pavlushchenko.

Sama seperti AS, Rusia telah menjadi sumber utama puing-puing luar angkasa selama beberapa dekade. Tetapi secara khusus, uji coba rudal anti-satelit negara yang sangat kontroversial tahun lalu mengingatkan kembali untuk menemukan cara-cara mengurangi krisis sampah antariksa yang berkembang.

Baca juga; Rusia Uji Coba Penembakan Rudal Anti-Satelit, NASA Kecam Sebagai Tindakan Sembrono

Pada saat itu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyebut Rusia telah “secara sembrono melakukan uji coba destruktif rudal anti-satelit pendakian langsung terhadap salah satu satelitnya sendiri.”
Bak Senjata Makan Tuan, Pesawat Ruang Angkasa Rusia Bermanuver Hindari Sampah Antariksa

Foto/University of Warwick/Mark Garlick

Administrator NASA Bill Nelson juga menyebutnya sebagai tindakan tidak berbudi yang dapat membahayakan tidak hanya astronot mitra Amerika dan internasional di ISS, tetapi juga kosmonot Rusia. “Tindakan mereka sembrono dan berbahaya,” katanya.

Pejabat Rusia, bagaimanapun, mengklaim rudal itu "menghantam satelit dengan presisi tinggi," dan mengatakan bahwa pecahan itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi astronot karena waktu pengujian saat itu sudah diperhitungkan. Namun, sepertinya itu tidak terbukti, dilihat dari manuver terbaru ini.

Bahkan taruhannya sangat nyata. Rusia menuai apa yang ditaburnya, mengingat fakta bahwa mereka harus menghindari ladang puing ciptaannya sendiri.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa reaksi berantai dari puing-puing ruang angkasa yang bertabrakan dapat mengalir menjadi bencana, atau dikenal sebagai Sindrom Kessler. Dengan kata lain, puing-puing luar angkasa adalah bom waktu yang berdetak.

Tapi bukan hanya Rusia yang harus berhati-hati dengan orbit yang penuh sampah. Tidak ada negara penjelajah luar angkasa yang aman dari ancaman, yang dapat berdampak jangka panjang pada upaya penjelajahan luar angkasa.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dibantu Eropa, Diam-diam...
Dibantu Eropa, Diam-diam Ukraina Serang Rusia dari Luar Angkasa
Rusia Siapkan Platform...
Rusia Siapkan Platform Khusus untuk Blokir Nomor Telepon dan Website Berbahaya
Roket Rusia Angara-1.2...
Roket Rusia Angara-1.2 Bawa Perlengkapan Militer Melesat Menuju Antariksa
Komponen Roket Luar...
Komponen Roket Luar Angkasa Rusia Jatuh ke Bumi
Rusia Kembali Denda...
Rusia Kembali Denda Google karena Tidak Taat Aturan
Sampah Luar Angkasa...
Sampah Luar Angkasa Terdeteksi Akan Berjatuhan ke Bumi
Rusia: Ukraina Hanya...
Rusia: Ukraina Hanya Punya Satu Kesempatan Terakhir
Pertama Kalinya sejak...
Pertama Kalinya sejak Direbut dari Ukraina, Putin Berkunjung ke Kursk
Menteri Hukum: Rusia...
Menteri Hukum: Rusia Dukung Indonesia Menjadi Anggota HCCH
Rekomendasi
4 Pondok Pesantren di...
4 Pondok Pesantren di Jawa Barat Dapat Bantuan Fasilitas Sanitasi dan Air Bersih
Ayah Darius Sinathrya,...
Ayah Darius Sinathrya, Pudjono Sugiardho Kartoprawiro Meninggal Dunia
Kutukan Juara Pelatih...
Kutukan Juara Pelatih Manchester United Hantui Ruben Amorim Jelang Final Liga Europa
Berita Terkini
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Kuota Utama XL, Apakah Bisa?
China Bocor Halus: Robot...
China Bocor Halus: Robot Humanoid Tiangong Jadi Open Source, Siapa Saja Boleh Gunakan dan Kembangkan!
Era Baru Internet Tanpa...
Era Baru Internet Tanpa Kartu Fisik, Begini Jurus XLSMART Dorong Adopsi eSIM!
Varian JN.1 Picu Lonjakan...
Varian JN.1 Picu Lonjakan Drastis Kasus Covid-19 di Asia
Keseringan Menggunakan...
Keseringan Menggunakan Ponsel Diklaim Menyebabkan Kepala Tertunduk
Nama Baru Elon Musk...
Nama Baru Elon Musk di X Menyebabkan Kripto Tiba-tiba Melonjak
Infografis
Alasan AS Hindari Perlombaan...
Alasan AS Hindari Perlombaan Senjata Nuklir Lawan Rusia dan China
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved