Bergabung dalam Perburuan UFO, NASA Diberi Waktu 9 Bulan untuk Jelaskan secara Ilmiah

Jum'at, 10 Juni 2022 - 14:28 WIB
loading...
Bergabung dalam Perburuan...
Fenomena udara tak dikenal (unidentified aerial phenomena/UAP), yang tertangkap dalam perangkat sensor pesawat jet Angkatan Laut AS. Foto/DoD/Angkatan Laut AS/Space.com
A A A
FLORIDA - NASA mengumumkan akan bergabung dalam perburuan UFO (unidentified flying object) untuk mempelajari dan menjelaskan secara ilmiah kepada publik. NASA diberi waktu sekitar 9 bulan dengan biaya tidak lebih dari USD100.000 sekitar Rp1,45 miliar.

NASA melibatkan para ahli dalam penelitian ini untuk menggali data yang relevan dari penampakan, yang dalam beberapa pertemuan Departemen Pertahanan AS disebut sebagai fenomena udara tak dikenal (unidentified aerial phenomena/UAP). Ini sesuai permintaan anggota parlemen agar dua pakar intelijen dan pertahanan senior dilibatkan untuk meneliti berbagai laporan oleh pilot militer terkait fenomena UAP.

Dalam sidang kongres difokuskan pada laporan Pentagon Juni 2021 tentang 144 penampakan UAP yang didokumentasikan oleh pilot Angkatan Laut AS sejak 2004. Laporan itu sebagian besar disimpulkan oleh Departemen Pertahanan mungkin memang mewakili objek fisik.



Dari 144 penampakan UAP, 18 dilaporkan saksi mata dari pilot Angkatan Laut, memiliki perilaku penerbangan yang sangat tidak biasa. Objek tak dikenal tampak tetap diam di atas angin, bergerak melawan angin, bermanuver tiba-tiba atau bergerak dengan kecepatan tinggi, tanpa alat penggerak yang terlihat.

Para ahli yang terlibat dalam penelitian ini akan menggali data yang relevan dari penampakan fenomena udara tak dikenal (UAP). Mencari cara terbaik untuk merekam UAP semacam itu di masa mendatang; dan menentukan bagaimana NASA dapat menggunakan informasi baru untuk meningkatkan pemahaman ilmiah tentang objek misterius tersebut.

Dalam studi baru ini NASAmenyebutkan bukan bagian dari Grup Sinkronisasi Identifikasi dan Manajemen Objek Lintas Udara (AOIMSG) Pentagon atau pendahulunya, Gugus Tugas Fenomena Udara Tak Dikenal (UAPTF). Tim yang dibentuk NASA akan dipimpin oleh ahli astrofisika David Spergel dan Asisten Deputi Administrator Asosiasi untuk Penelitian di Direktorat Misi Sains NASA Daniel Evans.

“Mengingat kurangnya pengamatan, tugas pertama kami hanyalah mengumpulkan kumpulan data paling kuat yang kami bisa. Kami akan mengidentifikasi data apa saja yang ada, dari warga sipil, pemerintah, organisasi nirlaba, dan perusahaan, yang harus kami kumpulkan kemudian mencari cara terbaik untuk menganalisisnya,” kata Spergel dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Jumat (10/6/2022).



Sebelumnya, para pejabat NASA menekankan bahwa tidak ada bukti bahwa fenomena udara tak dikenal (UAP) berasal dari luar bumi. Meskipun kasus ini menarik bagi pemerintah AS dengan alasan keamanan nasional dan keselamatan udara.

Kesaksian ahli pertahanan pada sidang Mei menggambarkan bagaimana UAP terlibat dalam 11 tabrakan hampir dengan pesawat militer AS. Subkomite juga mendengar bahwa beberapa pertemuan bahkan dikabarkan telah terjadi di atas fasilitas nuklir yang sensitif, seperti dugaan insiden di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom di Montana yang melihat 10 rudal balistik antarbenua (ICBM) nuklir tidak dapat dioperasikan setelah bola merah menyala terlihat di atas kepala.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Teleskop Hubble Tangkap...
Teleskop Hubble Tangkap Struktur Tersembunyi Berjuluk Pilar Penciptaan
Apple Pindahkan produksi...
Apple Pindahkan produksi iPhone untuk Pasar AS ke India
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
Donald Trump Pastikan...
Donald Trump Pastikan HP dan Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Baru
Barang Elektronik Tak...
Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Impor Trump, Ini Alasannya
NASA Kewalahan Membersihkan...
NASA Kewalahan Membersihkan Kotoran Manusia yang Menumpuk di Luar Angkasa
Buntut Tarif Baru Trump,...
Buntut Tarif Baru Trump, Razer Tutup Layanan Online di AS
Rekomendasi
KPK Sita 65 Bidang Tanah...
KPK Sita 65 Bidang Tanah Terkait Kasus Dugaan Korupsi Jalan Tol Trans Sumatera
Profil Safnoviar Tiasdi...
Profil Safnoviar Tiasdi Suami Dilan Janiyar yang Selingkuh dengan 10 Wanita Pakai Uang Istrinya
William Scull Ancam...
William Scull Ancam Rusak Duel Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford demi Juara Tak Terbantahkan
Berita Terkini
Lebih dari Sekadar Layar,...
Lebih dari Sekadar Layar, HUAWEI Mate XT dan X6 Mengantarkan Era Keemasan Ponsel Lipat
7 jam yang lalu
XLSMART Perluas dan...
XLSMART Perluas dan Perkuat Layanan di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara
12 jam yang lalu
Lebih dulu Sunscreen...
Lebih dulu Sunscreen atau Moisturizer? untuk Kesehatan Kulit Wajah
13 jam yang lalu
Bagaimana Cara Reset...
Bagaimana Cara Reset HP Oppo yang Lupa Kata Sandi?
14 jam yang lalu
Apa itu fitur Dynamic...
Apa itu fitur Dynamic Island di iPhone?
15 jam yang lalu
Cara Mengatasi HP Redmi...
Cara Mengatasi HP Redmi Fastboot Beserta Penyebabnya
16 jam yang lalu
Infografis
Waktu Paling Tepat untuk...
Waktu Paling Tepat untuk Minum Kopi saat Puasa Ramadan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved