Sembarangan Main Ponsel di Medan Perang, Baru 5 Detik Langsung Dicocor Rudal

Senin, 11 April 2022 - 23:46 WIB
loading...
Sembarangan Main Ponsel...
Rusia menggunakan sistem peperangan elektronik Leer-3, terdiri dari dua drone dan truk komando, sebagai sarana untuk menemukan pasukan Ukraina. Foto/News.Sky
A A A
KIEV - Perang elektronik memainkan peran penting dalam pertempuran antara Rusia dan Ukraina . Saking menentukannya, tentara di garis depan dilarang menggunakan ponsel sembarangan karena bisa menjadi mangsa empuk rudal musuh.

Bukti terbaru menunjukkan jaringan seluler sekarang dapat digunakan sebagai alat perang dalam konflik Rusia Ukraina, karena masing-masing pihak melacak jaringan telepon pasukan musuh. Tentara Ukraina menggambarkan betapa bahayanya menggunakan ponsel di garis depan dalam konflik dengan separatis yang didukung Rusia.

"Ketika Anda mendengar drone, Anda memiliki waktu sekitar lima detik untuk meninggalkan posisi Anda dan berlari. Roket akan terbang secepat itu," kata sumber kepada News.Sky yang dikutip SINDOnews, Senin (11/4/2022).



Diketahui Rusia menggunakan sistem peperangan elektronik Leer-3, terdiri dari dua drone dan truk komando, sebagai sarana untuk menemukan pasukan Ukraina. Sistem ini dapat mengambil lebih dari 2.000 sinyal telepon dalam jarak 3,7 mil, berpotensi menemukan seluruh posisi musuh.

Pasukan Ukraina juga diyakini menggunakan teknologi serupa. Pada pertengahan Maret 2022, para pejabat AS mengatakan kepada New York Times bahwa setidaknya satu jenderal Rusia tewas setelah melakukan panggilan telepon seluler yang terdeteksi intelijen Ukraina.

“Kehadiran sistem peperangan elektronik ini berarti bahwa dering telepon selular bisa dideteksi. Ini seperti menyalakan sebatang rokok secara sembarangan di malam hari," menurut para peneliti di Universitas Kopenhagen.



Perang elektronik memainkan peran penting dalam pertempuran di Ukraina dan mungkin membantu menjelaskan beberapa taktik militer Rusia. Beberapa sistem dapat secara langsung mengidentifikasi lokasi telepon selular ketika simulator terhubung dengannya, misalnya dengan mengakses sistem GPS internal telepon.

Mungkin ini juga menjadi salah satu jawaban mengapa jangkauan jaringan seluler Ukraina tetap luas selama perang. Kemungkinan Rusia belum menyerang infrastruktur telekomunikasi secara total agar bisa mengumpulkan data intelijen dari panggilan pasukan Ukraina.

Sebaliknya, kondisi ini memungkinkan Ukraina dan angkatan bersenjata mereka untuk menggunakannya untuk kepentingan serupa. Mengingat sistem komunikasi terenkripsi Rusia - yang disebut ERA - belum bekerja dengan baik, sehingga memaksa mereka untuk menggunakan frekuensi radio terbuka dan telepon sipil.
Sembarangan Main Ponsel di Medan Perang, Baru 5 Detik Langsung Dicocor Rudal


Penggunaan telepon selular di medan perang menjadi dilema, apalagi kebosanan bisa menyergap setiap personel militer di garis depan. Kemudian mereka mengaktifkan telepon selular untuk membunuh rasa bosan di garis depan.



Apalagi berhasil menggunakan perangkat telepon selular tanpa mengundang serangan rudal, membuat mereka lengah karena merasa tidak terdeteksi. Padahal bisa jadi musuh sudah mendeteksi posisinya, namun tidak digunakan untuk menyerang tapi untuk menggali informasi.

"Mungkin mereka bukan target yang cukup berharga untuk segera dikirimi rudal, tetapi mereka mungkin cukup berharga untuk dilacak dan dikumpulkan data intelijennya," kata John Scott Railton, seorang peneliti senior di Citizen Lab Universitas Toronto.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Gunakan Starlink, Elon...
Gunakan Starlink, Elon Musk Ancam Ukraina untuk Berhenti Perang
Komponen Roket Luar...
Komponen Roket Luar Angkasa Rusia Jatuh ke Bumi
Banyak Pilihan Perangkat...
Banyak Pilihan Perangkat Elektronik, AQUA Hadirkan Sweat Heart
Rusia Kembali Denda...
Rusia Kembali Denda Google karena Tidak Taat Aturan
Bantah Menutup Pabrik,...
Bantah Menutup Pabrik, Sanken Pastikan Akan Tetap Produksi Alat Elektronik
Bulan dalam Posisi Berbahaya,...
Bulan dalam Posisi Berbahaya, WMF Ungkap Masalahnya
Toshiba Gandeng Distributor...
Toshiba Gandeng Distributor Baru untuk Hard Drives Internal di Pasar Indonesia
Lewat Facebook, Ukraina...
Lewat Facebook, Ukraina Beberkan Cara China Kirim Drone ke Rusia
Ramalan Baba Vanga Tahun...
Ramalan Baba Vanga Tahun 2025 Diklaim yang Paling Mengerikan
Rekomendasi
The Westin Resort Nusa...
The Westin Resort Nusa Dua Hadirkan Gastronomi Kelas Dunia
BLT BBM Rp300.000 Cair...
BLT BBM Rp300.000 Cair Bulan Ini, Begini Cara Cek Penerima Bansos hingga Pencairannya
11 Petarung UFC Terbaik...
11 Petarung UFC Terbaik Rusia Sepanjang Masa: Magomed Ankalaev Urutan Berapa?
Berita Terkini
Kastil Berusia 640 Tahun...
Kastil Berusia 640 Tahun Ditemukan di Bawah Bangunan Hotel
4 menit yang lalu
Gunakan Starlink, Elon...
Gunakan Starlink, Elon Musk Ancam Ukraina untuk Berhenti Perang
4 jam yang lalu
Jerman Ciptakan Teknologi...
Jerman Ciptakan Teknologi yang Diklaim Bisa Hidupkan Orang Mati
9 jam yang lalu
Universitas di Jepang...
Universitas di Jepang Siapkan Jurusan AI untuk Calon Dokter
12 jam yang lalu
Apple Umumkan Tunda...
Apple Umumkan Tunda Sematkan Fitur AI di Siri
15 jam yang lalu
Konten Telegram Kini...
Konten Telegram Kini Bisa Disebar lewat Google Cast
17 jam yang lalu
Infografis
5 Negara dengan Umat...
5 Negara dengan Umat Islam Terbanyak di Dunia Tahun 2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved