Mengenal Fenomena Catfishing, Penipuan dengan Identitas Palsu

Selasa, 08 Maret 2022 - 20:22 WIB
loading...
Mengenal Fenomena Catfishing, Penipuan dengan Identitas Palsu
Catfishing marak terjadi dan memanfaatkan warganet yang lengah, tidak teliti, serta mudah percaya. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Banyak warganet yang tidak sadar bahwa mereka menjadi korban penipuan ini: catfishing atau penipuan lewat pemalsuan identitas . Apa itu catfishing dan bagaimana menghindarinya?

Catfishing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penipuan yang menggunakan identitas online palsu untuk mengelabuhi korban.

Bagaimana itu terjadi? Biasanya, penipu menggunakan foto dan informasi orang lain untuk menciptakan persona online yang dapat dipercaya. Lalu, memikat korban untuk selanjutnya korban dijebak dalam berbagai penipuan dan berujung pada tindakan kriminal.

Contoh, tiba-tiba Anda mendapat pesan WhatsApp tidak dikenal dari orang yang mengaku sebagai teman lama, saudara, atau rekan kerja di kantor. Alasannya, sedang dalam kondisi darurat, nomor lama hilang, sedang memakai nomor baru, dan lainnya.

Lalu, setelah membuat Anda percaya, penipu mulai melancarkan “jurus” untuk meminta uang, berhutang, meminta transfer, dan lainnya.

Risiko Tinggi di Aplikasi Kencan
Ternyata, fenomena catfishing ini jadi risiko besar bagi para pengguna aplikasi kencan. Dari hasil studi, 65% dari total 18.000 responden di 27 negara, termasuk Indonesia, mengaku khawatir saat memakai aplikasi kencan. Mereka takut ditipu.

Yang menyedihkan, 15% dari total responden melaporkan bahwa mereka pernah mengalami penipuan.

Dari berbagai modus penipuan, catfishing menjadi modus operandi nomor satu dengan 51% dari mereka yang menjadi sasaran pernah terjebak di dalamnya.

Dewan Pengarah Siberkreasi/ICT Watch Donny B.U mengatakan, kebebasan internet memungkinkan siapa saja untuk membuat identitasnya sendiri. Sehingga, siapa pun dapat menjadi karakter apa pun yang diinginkan secara daring.

”Internet memungkinkan orang melakukan identity play. Artinya, seseorang bisa membuat identitasnya sendiri. Sehingga ia bisa menjadi apa saja karakter yang diinginkan di dunia maya. Nah, banyak oknum yang menyalahgunakannya untuk melakukan sejumlah penipuan,” ujar Donny dalam Obral Obrol liTerasi Digital: Mengenal Fenomena Penipuan Catfishing yang dihelat oleh Kemenkominfo belum lama ini.
.
Ciri-Ciri Catfishing
Pemeriksa Fakta MAFINDO Bentang Febrylian menyebut bahwa catfishing bisa dikenali. Sebab, penipuan catfishing sebenarnya bisa dikenali atau diidentifikasi.

Pertama, penipu akan menolak melakukan video call. Lalu, ia juga menghindari pertemuan tatap muka. Dan terakhir, penipu akan membatasi komunikasi hanya melalui chat dan voice call.

”Kemungkinan besar pelaku catfishing berperilaku seperti itu untuk melindungi identitasnya agar tidak terbongkar. Jadi, korban tidak akan tahu wajah pelaku catfishing yang sebenarnya,” ujar Bentang.

Kebingungan Identitas
Fenomena catfishing terjadi ketika orang tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Sehingga pelaku tidak dapat menunjukkan pribadi aslinya tanpa penyamaran.

”Dari sudut pandang psikologi, ini disebut identity confusion,” ujar Relationship Expert & Psikolog Dian Wisnuwardhani.

”Jadi mereka bingung dengan diri mereka sendiri. Ketika kita menggunakan Facebook atau Instagram, lalu sering mengambil foto dengan menggunakan filter dibandingkan tampil alami, ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan kepribadian orang tersebut,” tambah Dian.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1674 seconds (0.1#10.140)