Perangi Hoaks, Twitter Akan Tandai Tweet Bohong

Sabtu, 29 Januari 2022 - 17:19 WIB
loading...
Perangi Hoaks, Twitter Akan Tandai Tweet Bohong
Twitter Akan tandai ocehan bohong. FOTO/ IST
A A A
MENLO PARK - Hoaks semakin merajalela, untuk memerangi tweet yang tidak benar atau hoaks, Twitter luncurkan fitur baru yang bisa menandai tweet sebagai informasi bohong.

Fitur ini diuji coba di Amerika Serikat, Korea Selatan dan Australia pada bulan Agustus 2021 lalu. Sekarang, fitur ini mulai diperluas di Brazil, Spanyol dan Filipina.



Seperti dilansir dari The Verge, sejak diuji coba, Twitter mengklaim ada 3 juta laporan masuk. Sayangnya, tidak ada informasi jelas apakah laporan tersebut benar-benar diproses.

Menurut Twitter, fitur ini bisa membantu untuk memahami tren misinformasi yang kini beredar dengan cepat.
Twitter
Fitur seperti ini, bukan hanya Twitter yang memakainya. Karena, beberapa sosial media lainnya juga punya aturan tegas dengan misinformasi.

Seperti Facebook yang mulai uji sebuah fitur, dimana sebelum pesan atau artikel dibagiian ke linimasa pengguna akan membacanya terlebih dahulu.

Kemudian Google, dengan memperbaharui kebijakan monetisasi pada pengiklan atau kreator konten. Jika konten atau iklan mereka memuat misinformasi tentang perubahan iklim, maka Google bakal menghapusnya.

Ada juga Facebook yang mulai menguji fitur yang memungkinkan pengguna membaca artikel lebih dulu sebelum membagikannya di linimasa.

Kemudian ada Google yang memperbarui kebijakan monetisasi pada pengiklan atau kreator konten.

Jika konten atau iklan mereka memuat misinformasi tentang perubahan iklim, maka Google bakal menghapusnya.

Facebook sendiri sebelumnya menginvestasikan 100 juta dolar (Rp1,6 triliun) untuk memerangi kabar bohong alias hoaks seputar covid-19.

Facebook bahkan melarang taktik eksploitatif dalam iklan, dan melarang iklan untuk masker medis, pembersih tangan, tisu desinfektan, dan kit uji covid-19 di platform-nya.

Media sosial terbesar di dunia itu juga memastikan semua orang memiliki akses informasi akurat dan menghapus konten berbahaya.

"Menghubungkan orang ke informasi yang kredibel di Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp," kata Facebook soal upayanya di semua platform miliknya
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2142 seconds (0.1#10.140)