Waspada, Ini Ciri-Ciri Anda Sedang Berhadapan dengan Penipu Online
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penipuan online masih terus marak terjadi. Berbagai cara dan modus baru dilakukan, membuat para korban seringnya tidak sadar bahwa mereka sedang dalam jebakan para pelaku kejahatan siber.
Nah, seberapa pun canggih skemanya, selalu ada cara untuk mengenali penipuan sebelum terlambat. Pakar keamanan Kaspersky Roman Dedenok membagikan lima tanda umum penipuan online untuk membantu Anda terhindar dari kejahatan. Apa saja?
1. Hadiah menarik hingga rasa takut
Skema pertama, mereka biasanya menjanjikan calon korban hadiah luar biasa, misalnya tunjangan pemerintah yang besar atau aset kripto gratis.
Skema kedua, melibatkan intimidasi, seperti ancaman untuk mengirim video korban yang menonton film porno ke seluruh kontak atau merusak reputasi situs web perusahaan mereka.
”Dalam kedua kasus tersebut, para pelaku kejahatan siber mencoba memangkas kemampuan korban mereka merespons secara rasional,” kata Dedenok.
Jika, setelah membaca email semacam itu Anda merasa ingin melakukan persis seperti yang diminta pengirim seperti mengikuti tautan, mengirim uang, hingga menelepon nomor tertentu, itu sebenarnya adalah tanda peringatan.
Dedenok menyarankan Anda membaca kembali pesan dengan seksama. Jika Anda curiga pesan itu penipuan, maka jangan hiraukan.
2. Waktu yang sangat sempit
Jika situasi yang melibatkan emosi dapat menyebabkan orang kehilangan daya berpikir kritis, maka rasa “terburu-buru” juga sama.
Scammers mengeksploitasi perasaan tersebut juga, misalnya dengan menetapkan tenggat waktu.
Jika sebuah pesan mengatakan Anda hanya memiliki beberapa hari, jam, atau bahkan menit untuk mengklaim hadiah atau pembelian barang sebelum terjual habis, sekali lagi, itu mungkin penipuan.
3. Desain amatir
Kesalahan dalam sebuah pesan adalah tanda bahaya lainnya. Beberapa mungkin menunjukkan salah eja yang disengaja atau penggantian huruf dengan nomor yang tampak serupa hingga menggunakan rekan optik dari alfabet lain untuk mengelabui filter spam. Apa pun alasan kesalahan ketik, janji "0ne ĐĽilIion d0llars" adalah tanda bahaya yang pasti.
4. Mencari database
Ketika calon korban mengunjungi situs web penipuan dari email atau pesan obrolan, penipu biasanya mencoba menarik mereka melalui serangkaian tugas sederhana.
Mereka mungkin melibatkan survei singkat atau memilih sejumlah kotak yang diduga berisi hadiah, misalnya. Cukup sering para penipu online ini akan memperlihatkan animasi yang diduga menunjukkan pencarian basis data (untuk status pemenang hadiah mereka, misalnya) dan meminta korban untuk mengisi formulir.
Saat situs web yang menjanjikan tunjangan besar meminta terlalu banyak data konfidensial yang tidak diperlukan, ia pun menyarankan Anda segera menutup laman tersebut.
5. Meminta biaya di awal
Modus lainnya setelah menggaet korban adalah meminta biaya. Para penipu online ini biasanya akan meminta korban untuk melakukan transfer demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database.
Tanpa itu, penipu bersikeras, bahwa korban tidak dapat menerima hadiah yang dijanjikan. Jumlah yang diminta biasanya cukup kecil dan tidak signifikan dan bahkan mungkin datang dengan jaminan pengembalian di kemudian hari.
Para pelaku kejahatan siber terus-menerus menemukan cara baru untuk memonetisasi kepercayaan dan kelemahan para pengguna.
”Cukup dengan mengenali lima bendera merah (red flag) ini, Anda dapat menghindari sebagian besar skema penipuan,” pungkasnya
Nah, seberapa pun canggih skemanya, selalu ada cara untuk mengenali penipuan sebelum terlambat. Pakar keamanan Kaspersky Roman Dedenok membagikan lima tanda umum penipuan online untuk membantu Anda terhindar dari kejahatan. Apa saja?
1. Hadiah menarik hingga rasa takut
Skema pertama, mereka biasanya menjanjikan calon korban hadiah luar biasa, misalnya tunjangan pemerintah yang besar atau aset kripto gratis.
Skema kedua, melibatkan intimidasi, seperti ancaman untuk mengirim video korban yang menonton film porno ke seluruh kontak atau merusak reputasi situs web perusahaan mereka.
”Dalam kedua kasus tersebut, para pelaku kejahatan siber mencoba memangkas kemampuan korban mereka merespons secara rasional,” kata Dedenok.
Jika, setelah membaca email semacam itu Anda merasa ingin melakukan persis seperti yang diminta pengirim seperti mengikuti tautan, mengirim uang, hingga menelepon nomor tertentu, itu sebenarnya adalah tanda peringatan.
Dedenok menyarankan Anda membaca kembali pesan dengan seksama. Jika Anda curiga pesan itu penipuan, maka jangan hiraukan.
2. Waktu yang sangat sempit
Jika situasi yang melibatkan emosi dapat menyebabkan orang kehilangan daya berpikir kritis, maka rasa “terburu-buru” juga sama.
Scammers mengeksploitasi perasaan tersebut juga, misalnya dengan menetapkan tenggat waktu.
Jika sebuah pesan mengatakan Anda hanya memiliki beberapa hari, jam, atau bahkan menit untuk mengklaim hadiah atau pembelian barang sebelum terjual habis, sekali lagi, itu mungkin penipuan.
3. Desain amatir
Kesalahan dalam sebuah pesan adalah tanda bahaya lainnya. Beberapa mungkin menunjukkan salah eja yang disengaja atau penggantian huruf dengan nomor yang tampak serupa hingga menggunakan rekan optik dari alfabet lain untuk mengelabui filter spam. Apa pun alasan kesalahan ketik, janji "0ne ĐĽilIion d0llars" adalah tanda bahaya yang pasti.
4. Mencari database
Ketika calon korban mengunjungi situs web penipuan dari email atau pesan obrolan, penipu biasanya mencoba menarik mereka melalui serangkaian tugas sederhana.
Mereka mungkin melibatkan survei singkat atau memilih sejumlah kotak yang diduga berisi hadiah, misalnya. Cukup sering para penipu online ini akan memperlihatkan animasi yang diduga menunjukkan pencarian basis data (untuk status pemenang hadiah mereka, misalnya) dan meminta korban untuk mengisi formulir.
Saat situs web yang menjanjikan tunjangan besar meminta terlalu banyak data konfidensial yang tidak diperlukan, ia pun menyarankan Anda segera menutup laman tersebut.
5. Meminta biaya di awal
Modus lainnya setelah menggaet korban adalah meminta biaya. Para penipu online ini biasanya akan meminta korban untuk melakukan transfer demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database.
Tanpa itu, penipu bersikeras, bahwa korban tidak dapat menerima hadiah yang dijanjikan. Jumlah yang diminta biasanya cukup kecil dan tidak signifikan dan bahkan mungkin datang dengan jaminan pengembalian di kemudian hari.
Para pelaku kejahatan siber terus-menerus menemukan cara baru untuk memonetisasi kepercayaan dan kelemahan para pengguna.
”Cukup dengan mengenali lima bendera merah (red flag) ini, Anda dapat menghindari sebagian besar skema penipuan,” pungkasnya
(dan)