Maksimalkan Beragam Fitur Sosmed, Brand Mahasiswa ini Tembus Negeri Tetangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dengan memanfaatkan fitur fitur canggih di media sosial , Mayoutfit, brand fashion lokal yang memiliki jutaan pengikut di social media dan ecommerce ini ternyata dirintis oleh tiga orang mahasiswa.
Cerita diawali dari tahun 2013 oleh Intan Fazria Kusumah, Sinthya Audi Poetri dan Aldi Yudistira yang berinisiatif menambah uang saku saat berkuliah di Bandung. Dengan memanfaatkan platform online yang belum sebanyak sekarang, mereka menawarkan produk yang ditemui di pasar melalui jejaring online seperti kakus, Facebook dan BBM.
Setelah merasa Mayoutfit cukup dikenal di pasar online, mereka memutuskan untuk membuka toko offline pertama dengan satu orang karyawan. Tak makan waktu lama, toko Mayoutfit pun semakin berkembang dengan menambah karyawan dan warehouse.
Berjarak dua tahun semenjak berdiri, sistem reseller sudah tidak mampu memenuhi permintaan pasar sehingga mereka mulai memproduksi produk dengan design sendiri pula. Dari sini berbagai inovasi dan usaha untuk membesarkan brandnya terus diusahakan.
Mulai dari mengendorse influencers hingga pembuatan konten foto dan video yang menarik dengan menggandeng kreator dan model-model lokal. Setiap minggunya Mayoutfit juga selalu mengeluarkan koleksi terbaru yang informasinya selalu diupdate di Instagram @mayoutfit dan @shop.mayoutfit," imbuh Sinthya Audi Poetri.
Meski belum menyandang title sarjana, kemampuan dalam menjalankan usaha membuat bisnis mereka berkembang. Satu persatu toko offline Mayoutfit berdiri di luar kota Bandung. Kini, Mayoutfit sudah memiliki 10 cabang toko di beberapa kota. Bahkan, penjualan online sudah lebih dulu mendarat di negeri tetangga, Malaysia.
Tak jarang Mayoutfit mendapat permintaan pengiriman produk dari beberapa negara di Asean seperti Thailand dan Filipina.
Sembari terus meningkatkan kualitas, ketiga founder memilih fokus memenuhi permintaan dalam negeri dan Malaysia terlebih dahulu.
Cerita diawali dari tahun 2013 oleh Intan Fazria Kusumah, Sinthya Audi Poetri dan Aldi Yudistira yang berinisiatif menambah uang saku saat berkuliah di Bandung. Dengan memanfaatkan platform online yang belum sebanyak sekarang, mereka menawarkan produk yang ditemui di pasar melalui jejaring online seperti kakus, Facebook dan BBM.
Setelah merasa Mayoutfit cukup dikenal di pasar online, mereka memutuskan untuk membuka toko offline pertama dengan satu orang karyawan. Tak makan waktu lama, toko Mayoutfit pun semakin berkembang dengan menambah karyawan dan warehouse.
Berjarak dua tahun semenjak berdiri, sistem reseller sudah tidak mampu memenuhi permintaan pasar sehingga mereka mulai memproduksi produk dengan design sendiri pula. Dari sini berbagai inovasi dan usaha untuk membesarkan brandnya terus diusahakan.
Mulai dari mengendorse influencers hingga pembuatan konten foto dan video yang menarik dengan menggandeng kreator dan model-model lokal. Setiap minggunya Mayoutfit juga selalu mengeluarkan koleksi terbaru yang informasinya selalu diupdate di Instagram @mayoutfit dan @shop.mayoutfit," imbuh Sinthya Audi Poetri.
Meski belum menyandang title sarjana, kemampuan dalam menjalankan usaha membuat bisnis mereka berkembang. Satu persatu toko offline Mayoutfit berdiri di luar kota Bandung. Kini, Mayoutfit sudah memiliki 10 cabang toko di beberapa kota. Bahkan, penjualan online sudah lebih dulu mendarat di negeri tetangga, Malaysia.
Tak jarang Mayoutfit mendapat permintaan pengiriman produk dari beberapa negara di Asean seperti Thailand dan Filipina.
Sembari terus meningkatkan kualitas, ketiga founder memilih fokus memenuhi permintaan dalam negeri dan Malaysia terlebih dahulu.
(wbs)