Space Force AS Luncurkan Satelit Pendeteksi Nuklir dan Komunikasi Laser

Rabu, 08 Desember 2021 - 10:45 WIB
loading...
Space Force AS Luncurkan...
Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat meluncurkan dua satelit eksperimental untuk mendeteksi ledakan nuklir dan komunikasi laser dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida. Foto/NASA/breakingdefense
A A A
FLORIDA - Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (United States Space Force/USSF) meluncurkan dua satelit eksperimental untuk mendeteksi ledakan nuklir dan komunikasi laser . Misi yang dijuluki Space Test Program-3 (STP-3) diluncurkan dengan roket United Launch Alliance (ULA) Atlas V 551 dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida, pada 7 Desember 2021 pukul 05.19 waktu setempat.

Misi STP-3 membawa dua satelit yang dibangun oleh Northrup Grumman, yaitu Space Test Program Satellite (STPSat)-6 dan Long Duration Propulsive Evolved Expendable Launch Vehicle (EELV) Secondary Payload Adapter (ESPA), yang dikenal sebagai LDPE-1 untuk jangka pendek. Kedua satelit itu akan beroperasi di Geosynchronous Orbit (GEO) atau di ketinggian sekitar 36.000 km selama delapan dan tiga tahun.

Kedua satelit membawa sejumlah muatan. Pada satelit STPSat-6 membawa dua muatan utama, yaitu detektor nuklir NNSA dan tautan komunikasi laser NASA, serta sejumlah eksperimen Departemen Pertahanan lainnya. Pada satelit LDPE-1 membawa adaptor muatan cincin ESPA dan sistem propulsi. (Baca juga; Ini Kehebatan Satelit Militer Rusia, Mampu Deteksi Penembakan Rudal Balistik )

“Misi STP-3 untuk memajukan tujuan eksperimen militer dan sipil dengan mendemonstrasikan teknologi ruang angkasa generasi terbaru. Tujuannya menyediakan data penting yang diperlukan untuk mengurangi risiko program luar angkasa di masa depan,” kata Kolonel Brian Denaro, pejabat eksekutif program untuk Pengembangan Luar Angkasa di Komando Sistem Luar Angkasa (SSC), dalam siaran pers dikutip SINDOnews dari laman breakingdefense .

Detektor nuklir NNSA merupakan sistem operasional untuk mendeteksi ledakan nuklir menggunakan perangkat Space and Atmospheric Burst Reporting System 3 (SABRS-3). Perangkat yang disebut NUDET seperti itu sangat penting bagi kemampuan pemerintah AS untuk memantau kepatuhan terhadap perjanjian pengendalian senjata nuklir. (Baca juga; China Meluncurkan Dua Satelit Militer Rahasia )

“Di antaranya Perjanjian Larangan Uji Terbatas 1963 yang melarang peledakan senjata nuklir di ruang angkasa, atmosfer atau di bawah laut,” kata situs web NNSA. SABR-3 selanjutnya akan mendukung misi perang nuklir Komando Strategis. (Baca juga; Rusia dan China Dituduh Serang Satelit AS Setiap Hari dengan Cara Ini )

Sedangkan tautan komunikasi laser NASA bermuatan Laser Communication Relay Demonstration (LCRD) yang dirancang untuk menguji teknologi satelit relai data generasi berikutnya. Selama misi dua tahun, para peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA pertama-tama akan menguji kemampuan LCRD untuk mengirim data antara stasiun bumi di California dan Hawaii ke satelit. Kemudian akan digunakan untuk berkomunikasi dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Space Force AS Luncurkan Satelit Pendeteksi Nuklir dan Komunikasi Laser

“Menggunakan laser untuk mengirimkan data dapat dilakukan dengan kecepatan 10 hingga 100 kali lebih baik daripada sistem radio saat ini. Sebagai contoh, mengurangi waktu transmisi ke Mars dari minggu ke hari,” kata NASA.

Komunikasi radio saat ini terlalu lambat untuk mengakomodasi komunikasi suara yang tepat waktu pada jarak tersebut, apalagi transmisi data berdensitas tinggi seperti peta 3D. Komunikasi optik akan menjadi elemen dasar untuk eksplorasi yang direncanakan NASA di Bulan dan Mars, termasuk Angkatan Luar Angkasa untuk memperluas operasinya dari GEO hingga orbit luar Bulan.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tentara Robotik China...
Tentara Robotik China Bikin Para Ahli Khawatir
Spesies Kepiting China...
Spesies Kepiting China Ditemukan di Sungai AS
Teleskop Hubble Tangkap...
Teleskop Hubble Tangkap Struktur Tersembunyi Berjuluk Pilar Penciptaan
Apple Pindahkan produksi...
Apple Pindahkan produksi iPhone untuk Pasar AS ke India
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
China Negara Pertama...
China Negara Pertama yang Rutin Menggunakan Reaktor Nuklir Thorium
Saham Perusahaan Teknologi...
Saham Perusahaan Teknologi AS Anjlok Imbas Tarif Trump
China Hentikan Ekspor...
China Hentikan Ekspor Unsur Tanah dan Magnet untuk Industri Chip AS
Donald Trump Pastikan...
Donald Trump Pastikan HP dan Barang Elektronik Tak Akan Bebas dari Tarif Baru
Rekomendasi
Pidato Mendagri di Qatar...
Pidato Mendagri di Qatar Soroti Peran Non State Actors dalam Stabilitas Keamanan Global
Profil Duta Sheila On...
Profil Duta Sheila On 7 yang Ultah ke-45, Tetap Awet Muda dan Tampil Sederhana
Tolak PHK Massal dan...
Tolak PHK Massal dan Gelar Pahlawan bagi Soeharto, Musisi Indie Ramaikan Aksi Hari Buruh di Jakarta
Berita Terkini
Bahan Kimia dalam Plastik...
Bahan Kimia dalam Plastik Dikaitkan dengan Kematian Akibat Penyakit Jantung
2 jam yang lalu
15 Kebakaran Hutan Terbesar...
15 Kebakaran Hutan Terbesar dalam Sejarah Dunia, Israel Nomor Berapa?
4 jam yang lalu
Lenovo Hadirkan 2 Laptop...
Lenovo Hadirkan 2 Laptop Bersertifikasi TKDN Indonesia Pertama
5 jam yang lalu
Hiu Goblin Superlangka...
Hiu Goblin Superlangka Difilmkan untuk Pertama Kalinya
6 jam yang lalu
Menambang Bitcoin Diklaim...
Menambang Bitcoin Diklaim Kini Tidak Lagi Menguntungkan
8 jam yang lalu
Rekomendasi HP Android...
Rekomendasi HP Android dengan Kamera setara iPhone
10 jam yang lalu
Infografis
Elon Musk: Drone Murah...
Elon Musk: Drone Murah China Bisa Hancurkan Jet Tempur F-35 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved