Penjualan Ponsel Xiaomi Turun 5,8%, Xiaomi Kebut Mobil Listrik di 2024

Kamis, 25 November 2021 - 16:05 WIB
loading...
Penjualan Ponsel Xiaomi Turun 5,8%, Xiaomi Kebut Mobil Listrik di 2024
Tampilan mobil listrik Xiaomi yang akan rilis pada 2024. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Xiaomi sudah fokus memasuki ruang EV pasar massal pada 2024 dan memiliki ambisi besar untuk menghadapi pemain mapan di industri otomotif. Foto: ist

Xiaomi menjadi salah satu dari beberapa merek elektronik yang siap memasuki industri otomotif. Terlihat jelas bahwa raksasa teknologi tersebut melihat ruang untuk mengambil segmen pada kendaraan listrik.



Baru-baru ini perusahaan telah mengkonfirmasi bahwa kendaraan listrik pertamanya akan memulai debutnya awal 2024. Akan tetapi dengan melirik kenaikan pendapatan kuartal ketiga yang lebih kecil dari perkiraan sebesar 8,2%, ada keraguan pada rencana ekspansi mereka.

Xiaomi sudah fokus memasuki ruang EV pasar massal pada 2024 dan memiliki ambisi besar untuk menghadapi pemain mapan di industri otomotif.

Meski menjadi raksasa di elektronik konsumen, banyak yang mengatakan bahwa hal tersebut tidak menjamin status yang sama di industri otomotif. Apalagi karena bisnis intinya membuat dan menjual smartphone akan melalui masa sulit.

Faktanya, pengiriman smartphone Xiaomi turun 5,8% di kuartal ketiga tahun ini menjadi 43,9 juta unit. Penurunan terjadi karena imbasnya kekurangan global chip dan semikonduktor menjadi masalah yang sama dan mengganggu hampir setiap merek mobil di seluruh dunia.

Dalam dunia mobilitas listrik, Tesla memimpin. Disusul Volkswagen, Ford, Hyundai, dan Toyota, beberapa pemain terkenal lainnya. Namun masuknya pemain baru seperti Xiaomi, Huawei, Apple dan lainnya dapat semakin meningkatkan persaingan, terutama di pasar EV yang terjangkau.

Hal itu juga dipercaya oleh para ahli akan menciptakan masalah semikonduktor akan terus berlanjut dan berangsur lama. Permintaan chip semikonduktor yang digunakan dalam produk seperti laptop, ponsel, TV pintar, dan bahkan kendaraan modern juga sangat tinggi.


Beberapa pemimpin industri bahkan memprediksi bahwa masalah ini diperkirakan akan bertahan hingga setidaknya dua tahun lagi, tepatnya di 2023.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8043 seconds (0.1#10.140)