Dugaan Database KPAI Bocor, Pengamat: Kemungkinan Besar Datanya Valid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Database milik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di duga dan diperjualbelikan di forum online. Seorang pengunggah dengan username C77 menawarkan database tersebut pada 13 Oktober 2021.
Pemilik akun C77 menawarkan dua file database untuk dijual, yakni kpai_pengaduan_csv dan kpai_pengaduan2_csv. Sesuai namanya, kedua database ini kemungkinan berisi pengaduan masyarakat di Tanah Air.
Mengenai data yang dijual ini, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons A Tanujaya, mengungkapkan kebenarannya. Data yang dijual menurut pengecekan Vaksincom adalah benar data kependudukan yang sah.
Namun, soal apakah itu data KPAI, menurut Alfons, ada baiknya pihak KPAI memberikan klarifikasi atas masalah ini dan melakukan pencocokan dengan data base pelaporan mereka. ”Kemungkinan besar sih datanya valid kalau melihat kualitas data dan penamaan file data basenya,” kata Alfons saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (21/10).
Alfons menilai, peretasan adalah sebuah keniscayaan dan siapapun yang mengelola data di Indonesia harusnya bertanggung jawab menjaga data yang menjadi tanggung jawabnya dengan sebaik mungkin. ”Jadi memang ini merupakan suatu kerja keras dan usaha yang tidak berkesudahan,” pungkasnya.
Pemilik akun C77 menawarkan dua file database untuk dijual, yakni kpai_pengaduan_csv dan kpai_pengaduan2_csv. Sesuai namanya, kedua database ini kemungkinan berisi pengaduan masyarakat di Tanah Air.
Mengenai data yang dijual ini, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons A Tanujaya, mengungkapkan kebenarannya. Data yang dijual menurut pengecekan Vaksincom adalah benar data kependudukan yang sah.
Namun, soal apakah itu data KPAI, menurut Alfons, ada baiknya pihak KPAI memberikan klarifikasi atas masalah ini dan melakukan pencocokan dengan data base pelaporan mereka. ”Kemungkinan besar sih datanya valid kalau melihat kualitas data dan penamaan file data basenya,” kata Alfons saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (21/10).
Alfons menilai, peretasan adalah sebuah keniscayaan dan siapapun yang mengelola data di Indonesia harusnya bertanggung jawab menjaga data yang menjadi tanggung jawabnya dengan sebaik mungkin. ”Jadi memang ini merupakan suatu kerja keras dan usaha yang tidak berkesudahan,” pungkasnya.
(dan)