Lithuania Minta Warganya Tak Pakai 2 Merek Smartphone Buatan China
loading...
A
A
A
VILNIUS - Pakar keamanan siber Lithuania mendesak lembaga pemerintah negara itu untuk meninggalkan penggunaan 2 merek smartphone buatan China.
Hal ini diungkap setelah adanya penyelidikan mengidentifikasi kerentanan kemanan dan masalah sensor dengan perangkat tertentu. 50MP
Mengutip dari APnews, Kamis (23/9/2021), pusat Keamanan Siber Nasional Lituania mengatakan telah menemukan empat risiko keamanan siber utama di perangkat yang dibuat oleh Huawei dan Xiaomi.
Termasuk, dua yang berkaitan dengan aplikasi pra-instal dan satu yang melibatkan kebocoran data pribadi. Untuk itu mereka memperingatkan agar tidak menggunakan kedua merek ini.
Ada juga risiko kemungkinan pembatasan kebebasan berekspresi dengan ponsel Xiaomi, yang berisi fitur penyaringan konten untuk 449 kata kunci atau grup kata kunci dalam karakter China.
Mereka memperingatkan bahwa fungsi tersebut dapat diaktifkan kapan saja dan tidak menutup kemungkinan bahwa kata-kata yang menggunakan karakter Latin dapat ditambahkan. Menurut laporan Lithuania, aplikasi menerima daftar kata dan frasa yang disensor dan mampu memblokirnya.
Pusat keamanan siber yang merupakan lembaga Kementerian Pertahanan juga menyelidiki ponsel buatan perusahaan China lainnya, OnePlus, tetapi tidak menemukan masalah.
“Kami sangat menyarankan agar lembaga negara dan publik tidak menggunakan perangkat itu dan berencana untuk memulai undang-undang yang mengatur pengadaan perangkat tertentu untuk kementerian dan berbagai lembaga negara.” kata Wakil Menteri Pertahanan Margiris Abukevicius.
Seorang juru bicara Huawei di Lithuania membantah tuduhan tersebut. Sementara Xiaomi menolak berkomentar.
Hal ini diungkap setelah adanya penyelidikan mengidentifikasi kerentanan kemanan dan masalah sensor dengan perangkat tertentu. 50MP
Mengutip dari APnews, Kamis (23/9/2021), pusat Keamanan Siber Nasional Lituania mengatakan telah menemukan empat risiko keamanan siber utama di perangkat yang dibuat oleh Huawei dan Xiaomi.
Termasuk, dua yang berkaitan dengan aplikasi pra-instal dan satu yang melibatkan kebocoran data pribadi. Untuk itu mereka memperingatkan agar tidak menggunakan kedua merek ini.
Ada juga risiko kemungkinan pembatasan kebebasan berekspresi dengan ponsel Xiaomi, yang berisi fitur penyaringan konten untuk 449 kata kunci atau grup kata kunci dalam karakter China.
Mereka memperingatkan bahwa fungsi tersebut dapat diaktifkan kapan saja dan tidak menutup kemungkinan bahwa kata-kata yang menggunakan karakter Latin dapat ditambahkan. Menurut laporan Lithuania, aplikasi menerima daftar kata dan frasa yang disensor dan mampu memblokirnya.
Pusat keamanan siber yang merupakan lembaga Kementerian Pertahanan juga menyelidiki ponsel buatan perusahaan China lainnya, OnePlus, tetapi tidak menemukan masalah.
“Kami sangat menyarankan agar lembaga negara dan publik tidak menggunakan perangkat itu dan berencana untuk memulai undang-undang yang mengatur pengadaan perangkat tertentu untuk kementerian dan berbagai lembaga negara.” kata Wakil Menteri Pertahanan Margiris Abukevicius.
Seorang juru bicara Huawei di Lithuania membantah tuduhan tersebut. Sementara Xiaomi menolak berkomentar.
(wbs)