Mengapa Prosesor Dimensity 700 Banyak Digunakan HP 5G Murah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - System on a chip (SoC) Dimensity 700 banyak jadi pilihan ponsel 5G dengan banderol terjangkau di angka Rp2 juta hingga Rp3 jutaan. Salah satunya Redmi Note 10 5G. Mengapa?
Penetrasi jaringan 5G di Indonesia sudah mulai marak. Karena itu, pengguna butuh smartphone yang sudah bisa mendukung jaringan 5G, tapi harganya benar-benar terjangkau.
Disinilah awal lahirnya chipset MediaTek Dimensity 700 yang “tugasnya” memang mendisrupsi pasar. Tepatnya, di akhir 2020 silam.
Bisa dibilang Dimensity 700 adalah chip yang bisa membawa kemampuan 5G ke masyarakat yang lebih luas, sambil tetap membawa fitur “high end” seperti layar dengan refresh rate tinggi, kemampuan multitasking, serta kamera dengan resolusi besar.
Keunggulan Dimensity 700
Dalam hal jaringan 5G, misalnya, Dimensity 700 sudah mendukung 2CC 5G Carrier Aggregation. Artinya, bisa menghantar data lebih cepat karena mudah berpindah dari satu BTS 5G ke BTS 5G lainnya.
Chip ini juga mendukung penggunaan dual SIM 5G yang keduanya sama-sama aktif. Termasuk juga mendukung frekuensi 5G yang aktif di Indonesia, yakni 2300 MHz dan 1800 MHz.
Chipset tersebut juga cukup powerful untuk mendukung layar full HD+ dengan refresh rate 90Hz. Redmi Note 10 5G, misalnya, mengusung konfigurasi layar 6.5” FHD+ dan refresh rate 90Hz. Sehingga lebih nyaman untuk ngegame atau menonton.
Beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan antara lain Reading Mode 3.0 yang berguna ketika konsumen banyak membaca di layar. Juga, teknologi AdaptiveSync supaya refresh rate layar bisa menyesuaikan dengan penggunaan.
Selain itu, Dimensity 700 juga mendukung sensor ISP kamera hingga 64 MP dan bisa dioptimalkan untuk AI.
Ini terlihat dari bagaimana Redmi Note 10 5G mengusung konfigurasi triple-camera dengan kamera utama 48MP, kamera makro 2MP dan depth sensor 2MP. Beberapa fitur yang bisa di akses antara lain night mode, slow motion, dan time-lapse video.
Arsitektur 7nm
Dimensity 700 unggul dibanding ponsel kelas entry level karena sudah mendukung arsitektur 7nm yang bisa dipakai di kelas mid-range.
Prosesor tersebut memakai dua core Cortex-A76 2,2GHz dan enam core Cortex-A55 2,0GHz.
Adapun GPU-nya sendiri memakai Mali-G57 MC2 dikombinasikan RAM LPDDR4X (2133MHz) serta memori internal UFS 2.2 dengan kecepatan transfer data 1GB/s.
Dalam uji pakai Redmi Note 10 5G, ada dua hal yang dirasakan Sindonews. Pertama, MediaTek Dimensity 700 terasa sangat responsif dibanding chipset di kelas entry level lainnya.
Ini terasa saat sedang multitasking atau ngegame. Rasanya lebih responsif dan smooth. Dari hasil pengujian Sindonews, skor AnTuTu-nya mencapai 328398 yang cukup baik.
Kedua, Dimensity 700 juga tidak panas dan hemat energi. Pemakaian yang cukup berat, bisa mencapai seharian. Karena ponsel ini dilengkapi baterai berkapasitas 5000mAh yang mendukung pengisian daya cepat 18W.
Jadi, memang ada alasan mengapa Dimensity 700 banyak difavoritkan pabrikan ponsel untuk membawa jaringan 5G ke kelas entry level.
Penetrasi jaringan 5G di Indonesia sudah mulai marak. Karena itu, pengguna butuh smartphone yang sudah bisa mendukung jaringan 5G, tapi harganya benar-benar terjangkau.
Disinilah awal lahirnya chipset MediaTek Dimensity 700 yang “tugasnya” memang mendisrupsi pasar. Tepatnya, di akhir 2020 silam.
Bisa dibilang Dimensity 700 adalah chip yang bisa membawa kemampuan 5G ke masyarakat yang lebih luas, sambil tetap membawa fitur “high end” seperti layar dengan refresh rate tinggi, kemampuan multitasking, serta kamera dengan resolusi besar.
Keunggulan Dimensity 700
Dalam hal jaringan 5G, misalnya, Dimensity 700 sudah mendukung 2CC 5G Carrier Aggregation. Artinya, bisa menghantar data lebih cepat karena mudah berpindah dari satu BTS 5G ke BTS 5G lainnya.
Chip ini juga mendukung penggunaan dual SIM 5G yang keduanya sama-sama aktif. Termasuk juga mendukung frekuensi 5G yang aktif di Indonesia, yakni 2300 MHz dan 1800 MHz.
Chipset tersebut juga cukup powerful untuk mendukung layar full HD+ dengan refresh rate 90Hz. Redmi Note 10 5G, misalnya, mengusung konfigurasi layar 6.5” FHD+ dan refresh rate 90Hz. Sehingga lebih nyaman untuk ngegame atau menonton.
Beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan antara lain Reading Mode 3.0 yang berguna ketika konsumen banyak membaca di layar. Juga, teknologi AdaptiveSync supaya refresh rate layar bisa menyesuaikan dengan penggunaan.
Selain itu, Dimensity 700 juga mendukung sensor ISP kamera hingga 64 MP dan bisa dioptimalkan untuk AI.
Ini terlihat dari bagaimana Redmi Note 10 5G mengusung konfigurasi triple-camera dengan kamera utama 48MP, kamera makro 2MP dan depth sensor 2MP. Beberapa fitur yang bisa di akses antara lain night mode, slow motion, dan time-lapse video.
Arsitektur 7nm
Dimensity 700 unggul dibanding ponsel kelas entry level karena sudah mendukung arsitektur 7nm yang bisa dipakai di kelas mid-range.
Prosesor tersebut memakai dua core Cortex-A76 2,2GHz dan enam core Cortex-A55 2,0GHz.
Adapun GPU-nya sendiri memakai Mali-G57 MC2 dikombinasikan RAM LPDDR4X (2133MHz) serta memori internal UFS 2.2 dengan kecepatan transfer data 1GB/s.
Dalam uji pakai Redmi Note 10 5G, ada dua hal yang dirasakan Sindonews. Pertama, MediaTek Dimensity 700 terasa sangat responsif dibanding chipset di kelas entry level lainnya.
Ini terasa saat sedang multitasking atau ngegame. Rasanya lebih responsif dan smooth. Dari hasil pengujian Sindonews, skor AnTuTu-nya mencapai 328398 yang cukup baik.
Kedua, Dimensity 700 juga tidak panas dan hemat energi. Pemakaian yang cukup berat, bisa mencapai seharian. Karena ponsel ini dilengkapi baterai berkapasitas 5000mAh yang mendukung pengisian daya cepat 18W.
Jadi, memang ada alasan mengapa Dimensity 700 banyak difavoritkan pabrikan ponsel untuk membawa jaringan 5G ke kelas entry level.
(dan)