Facebook Blokir Akun Akademisi yang Teliti Transparansi Iklan di Platformnya

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 12:07 WIB
loading...
Facebook Blokir Akun...
Facebook memblokir akun pribadi akademisi yang meneliti transparansi iklan dan penyebaran informasi yang salah di platformnya. Foto: dok/Reuters
A A A
MENLO PARK - Facebook memblokir akun pribadi akademisi yang meneliti transparansi iklan dan penyebaran informasi yang salah di platformnya.

Facebook mengatakan kelompok akademisi itu melanggar Ketentuan Layanan mereka dengan menggunakan data pengguna tanpa izin.

Namun para akademisi mengatakan mereka akan dibungkam karena mengungkap masalah di platform Facebook.

BACA: Dua Mantan Bos WhatsApp Buat Jejaring Sosial HalloApp

Para peneliti itu merupakan bagian dari NYU Ad Observatory, sebuah proyek untuk mempelajari asal-usul dan distribusi iklan politik di Facebook.

Seperti yang dinyatakan kelompok tersebut dalam sebuah posting blog pada Mei lalu, tujuan mereka adalah untuk mengetahui siapa yang membayar iklan politik dan bagaimana cara kerjanya.

Pekerjaan ini memiliki implikasi penting untuk memahami penyebaran disinformasi di Facebook karena perusahaan tidak memverifikasi fakta iklan politik.

Untuk membantu pekerjaan mereka, para peneliti mengembangkan plugin browser yang disebut Pengamat Iklan, yang secara otomatis mengumpulkan data tentang iklan politik mana yang ditampilkan kepada pengguna dan mengapa iklan tersebut ditargetkan kepada mereka.

Menurut situs webnya, plugin tidak mengumpulkan informasi pengenal pribadi apa pun, termasuk nama pengguna, ID Facebook, atau daftar teman.

Laura Edelson, seorang peneliti NYU yang terlibat dalam proyek yang akun pribadinya telah diblokir dari Facebook, mengatakan perusahaan berencana untuk mengakhiri tinjauan independen terhadap platformnya.

“Facebook membungkam kami karena pekerjaan kami sering membawa perhatian pada masalah di platformnya,” kata Edelson kepada Bloomberg, dikutip dari The Verge, Jumat (6/8/2021).

BACA JUGA: Ngeri, Begini Kondisi Paru-paru Pasien yang Sudah dan Belum Divaksin

Facebook mengatakan telah melarang para peneliti karena melanggar persyaratan layanan jaringan sosial dan bahwa plugin Pengamat Iklan “mengumpulkan data tentang pengguna Facebook yang tidak menginstal koleksi atau yang tidak menyetujui koleksi”.

Facebook disebut memiliki alasan tersendiri untuk berhati-hati ketika pihak ketiga mengumpulkan data dari situs webnya.

Belajar dari skandal Cambridge Analytica, dimana perusahaan tidak memiliki pengawasan yang memadai tentang bagaimana informasi dapat diambil dari platformnya. Kejadian ni mengakibatkan denda $ 5 miliar untuk perusahaan dan ulasan privasi baru oleh FTC.

Facebook sekarang mengatakan perlu untuk melarang peneliti NYC di bawah pedoman FTC ini, serta menonaktifkan akses halaman dan platform terkait.

BACA JUGA: Hapus Akun Telegram dengan Cara Nggak Ribet

Perusahaan mengatakan telah berulang kali menawarkan untuk bekerja sama dengan para peneliti NYU dengan memberikan data yang mereka butuhkan secara langsung, Facebook juga telah memperingatkan peneliti bahwa mereka akan dilarang dari platform sejak tahun lalu.
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
ByteDance Bertekad Kalahkan...
ByteDance Bertekad Kalahkan Meta Tahun 2025
Aturan Penggunaan Media...
Aturan Penggunaan Media Sosial di ASEAN Didesak untuk Dibuat
Mark Zuckerberg Tegaskan...
Mark Zuckerberg Tegaskan Era Sosmed Akan segera Berakhir
Meta Lakukan Update...
Meta Lakukan Update untuk Aplikasi Edits
Instagram Uji Coba Fitur...
Instagram Uji Coba Fitur Terkunci dengan Kode Akses Terbaru
Meta Gunakan AI untuk...
Meta Gunakan AI untuk Deteksi Umur Pengguna di Bawah Umur
Breaking News! Polri...
Breaking News! Polri Tangkap 6 Pelaku Grup Facebook Fantasi Sedarah
Viral Grup Inses di...
Viral Grup Inses di Facebook, Komisi III DPR: Melanggar Hukum dan Norma Kesusilaan
Tegas! Polisi Minta...
Tegas! Polisi Minta Netizen Berhenti Sebarkan Konten Grup Facebook Fantasi Sedarah
Rekomendasi
Jet Tempur dan Rudal...
Jet Tempur dan Rudal China Unggul Hadapi Pesawat Barat India, Beijing Makin Pede Rebut Taiwan
Final Liga Europa: Ketegangan...
Final Liga Europa: Ketegangan Kota Bilbao Menyambut Invasi Suporter Inggris
Polemik Ijazah Jokowi,...
Polemik Ijazah Jokowi, Politikus PSI Ungkit Pendaftaran Calon Wali Kota Solo
Berita Terkini
Era Baru Internet Tanpa...
Era Baru Internet Tanpa Kartu Fisik, Begini Jurus XLSMART Dorong Adopsi eSIM!
Varian JN.1 Picu Lonjakan...
Varian JN.1 Picu Lonjakan Drastis Kasus Covid-19 di Asia
Keseringan Menggunakan...
Keseringan Menggunakan Ponsel Diklaim Menyebabkan Kepala Tertunduk
Nama Baru Elon Musk...
Nama Baru Elon Musk di X Menyebabkan Kripto Tiba-tiba Melonjak
Heboh HP Tak Kasat Mata...
Heboh HP Tak Kasat Mata Viral di TikTok
Switch 2 Hadirkan Fitur...
Switch 2 Hadirkan Fitur Pencarian Joy Con 2 Mirip Apple Find My
Infografis
Tempe Orek Masuk Daftar...
Tempe Orek Masuk Daftar Tumisan Terenak di Dunia versi TasteAtlas
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved