Rp10 Jutaan, Apakah Sony Alpha ZV-E10 Kamera Terbaik untuk Vlogger Pemula?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kamera Sony dikenal dengan hasil videonya yang terbaik. Dan Sony Alpha ZV-E10 dirancang sebagai kamera ideal untuk vlogger dan content creator pemula yang ingin mendapatkan hasil profesional.
Jika seorang vlogger atau content creator sudah mendapatkan audiens, sudah memiliki traksi di channel YouTube-nya, maka yang dilakukan selanjutnya biasanya ini: mencari kamera lebih baik untuk membuat hasil videonya lebih sinematik, lebih profesional, dan lebih nyaman ditonton.
Tapi, tentu saja, pilihan mereka dibatasi oleh bujet. Dan bujet “aman” untuk mencari kamera profesional bagi pemilik channel yang baru tumbuh mungkin ada di angka Rp10 jutaan. Tidak terlalu mahal, juga tidak murahan.
Nah, Sony Alpha ZV-E10 mengisi rentang itu. Kamera ini dibanderol USD700 (Rp10 juta) body only atau USD800 (Rp11,6 juta) jika membelinya dengan lensa kit Sony 16-50mm f/3.5-5.6 OSS. Ini termasuk harga yang cukup awajar.
Lantas apa keunggulan kamera ini dibanding produk yang ada di pasaran? Alpha ZV-E10 memiliki fitur khusus video yang populer di ZV-1. Termasuk, fitur “Background Defocus” yang dapat beralih antara latar belakang buram (bokeh) dan tajam dengan mulus.
Juga, mode “Product Showcase Setting” yang memungkinkan kamera mengalihkan fokus dari wajah subjek ke objek yang disorot secara otomatis.
Menurut Presiden Direktur PT Sony Indonesia Kazuteru Makiyama, Alpha ZV-E10 merupakan alat ideal untuk para kreator foto dan video yang ingin naik kelas. Misalnya, mulanya mereka hanya memakai kamera ponsel, action cam, atau kamera saku digital. Sekarang, ingin naik kelas ke konten yang lebih sinematik.
Nah, menariknya, Sony menaruh perhatian besar pada kebutuhan video. Bisa dilihat dari ukurannya yang ringkas, dengan barat hanya 343 gram. Sehingga mudah dibawa-bawa saat traveling.
Lalu, desainnya pun video-first, misalnya dengan Layar LCD Vari-angle bukaan samping yang memungkinkan kreator menghubungkan mikrofon eksternal di atas kamera.
Jika seorang vlogger atau content creator sudah mendapatkan audiens, sudah memiliki traksi di channel YouTube-nya, maka yang dilakukan selanjutnya biasanya ini: mencari kamera lebih baik untuk membuat hasil videonya lebih sinematik, lebih profesional, dan lebih nyaman ditonton.
Tapi, tentu saja, pilihan mereka dibatasi oleh bujet. Dan bujet “aman” untuk mencari kamera profesional bagi pemilik channel yang baru tumbuh mungkin ada di angka Rp10 jutaan. Tidak terlalu mahal, juga tidak murahan.
Nah, Sony Alpha ZV-E10 mengisi rentang itu. Kamera ini dibanderol USD700 (Rp10 juta) body only atau USD800 (Rp11,6 juta) jika membelinya dengan lensa kit Sony 16-50mm f/3.5-5.6 OSS. Ini termasuk harga yang cukup awajar.
Lantas apa keunggulan kamera ini dibanding produk yang ada di pasaran? Alpha ZV-E10 memiliki fitur khusus video yang populer di ZV-1. Termasuk, fitur “Background Defocus” yang dapat beralih antara latar belakang buram (bokeh) dan tajam dengan mulus.
Juga, mode “Product Showcase Setting” yang memungkinkan kamera mengalihkan fokus dari wajah subjek ke objek yang disorot secara otomatis.
Menurut Presiden Direktur PT Sony Indonesia Kazuteru Makiyama, Alpha ZV-E10 merupakan alat ideal untuk para kreator foto dan video yang ingin naik kelas. Misalnya, mulanya mereka hanya memakai kamera ponsel, action cam, atau kamera saku digital. Sekarang, ingin naik kelas ke konten yang lebih sinematik.
Nah, menariknya, Sony menaruh perhatian besar pada kebutuhan video. Bisa dilihat dari ukurannya yang ringkas, dengan barat hanya 343 gram. Sehingga mudah dibawa-bawa saat traveling.
Lalu, desainnya pun video-first, misalnya dengan Layar LCD Vari-angle bukaan samping yang memungkinkan kreator menghubungkan mikrofon eksternal di atas kamera.