Akses Data Lebih Cepat, Perlukah In-Memory Database?

Minggu, 20 Juni 2021 - 23:23 WIB
loading...
Akses Data Lebih Cepat, Perlukah In-Memory Database?
Julyanto Sutandang, CEO Equnix Business Solutions. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Kinerja yang baik dari database management system (DBMS) mutlak diperlukan untuk menjamin ketepatan dan kecepatan penyampaian informasi. Belakangan, muncul sebuah konsep yang disebut in-memory database . Konsep ini dianggap menjadi solusi untuk "menambal" kinerja DBMS yang sudah ada.

"Memang banyak sekali pertanyaan muncul. Saya kira hal itu berasal dari kebutuhan kita semua akan database yang cepat, yang sangat responsif untuk menangani transaksi bisnis yang kita miliki," komentar Julyanto Sutandang, CEO Equnix Business Solutions, perusahaan penyedia solusi IT berbasis software open source di Asia Tenggara dalam keterangan persnya secara virtual di Jakarta.



Secara sederhana, in-memory database diperkenalkan sebagai solusi untuk mengantisipasi terjadinya masalah penurunan performa software DBMS yang digunakan, misalnya saat terjadi mati listrik. Konsepnya adalah, seluruh data yang ada diletakkan seluruhnya di memory.

Dengan demikian, saat DBMS lambat bekerja mengambil data, tidak perlu melakukan I/O disk untuk mencari data yang akan diolah, karena semua data sudah ada di memory. Hal ini tentunya akan berdampak pada kecepatan pengolahan data meski di saat kritis.

"In-memory database rawan terhadap situasi seperti mati listrik. Solusinya, kita harus melakukan mekanisme persistensi yang baik. Saya kira lebih tepat lagi tidak perlu menggunakan in-memory database," kata Julyanto, dalam webinar Equnix Weekly Tech Talk: In-Memory Database is Really Faster?

Sebaliknya, dia menyarankan untuk memaksimalkan pengaturan software DBMS yang digunakan, salah satunya software berbasis open source, PostgreSQL yang ditawarkan Equnix Business Solutions, agar fungsinya sama bahkan melampaui in-memory database.

"Gunakan PostgreSQL dengan tuning yang baik, dia akan punya performance yang tidak kalah cepat atau mungkin lebih cepat dari yang diklaim sebagai in-memory database. Ini berdasarkan riset dan pengalaman kami, yang kami implementasikan di perusahaan klien-klien kami," klaim Julyanto.

Di lapangan, banyak vendor DBMS kini berlomba mempromosikan konsep in-memory database. Diduga, hal ini dipicu oleh ketidaktahuan pengguna memaksimalkan software DBMS yang mereka gunakan.

"Sebenarnya database itu kalau kita tuning dengan baik, maka tidak perlu menggunakan apa yang digadang-gadang sebagai in-memory database," sebutnya.

Dia menambahkan, software DBMS canggih seperti PostgreSQL yang open source maupun yang berbayar, dibekali kemampuan yang memenuhi standar Atomicity Consistency Isolation Durability (ACID), sehingga 100% memiliki kemampuan sebuah RDBMS yang bisa menjaga transaksi dan integritas data.

"Dengan ACID yang dijamin seperti itu, PostgreSQL maupun software DBMS berbayar bisa menangani database transaksional dan sebagai database yang memiliki kemampuan menangani transaksi yang tinggi seperti halnya in-memory database," tutupnya.

Equnix Business Solutions secara rutin menggelar Equnix Weekly Tech Talk sekali dalam sepekan. Webinar ini bisa diikuti oleh komunitas IT secara umum dan merupakan salah satu upaya edukasi tentang bagaimana menggunakan teknologi yang baik terutama tentang open source dan PostgreSQL.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9104 seconds (0.1#10.140)