Lokasi Wisata Banjir Manusia, Epidemiolog: Prokes Kendor, Tutup!

Sabtu, 15 Mei 2021 - 19:10 WIB
loading...
Lokasi Wisata Banjir...
Warga Jakarta di kawasan wisata Ancol, Pademangan, Jakarta Utara yang terlanjur datang dan kecewa karena ditutup. Foto: Sindonews/Yohannes Tobing
A A A
JAKARTA - Sejumlah lokasi wisata baik di Jakarta maupun daerah dipadati masyarakat yang mau berlibur lebaran. Lautan manusia terlihat dari beberapa foto yang viral di media sosial.

Misalnya saja situasi Pantai Batukaras di Pangandaran, kerumunan orang di Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah dengan jumlah pengunjung lebih dari 10 ribu orang, dan beberapa lokasi wisata lain yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Begini Cara Agar Konten Foto dan Video Soal Israel-Palestina Tidak Dihapus Instagram

Padahal, liburan kali ini masih dalam suasana pandemi yang artinya risiko penyebaran virus Covid-19 masih ada di masyarakat. Ketika protokol kesehatan abai dijalankan, maka kemungkinan terpapar virus bisa saja terjadi.

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, menerangkan bahwa penyebaran virus corona di Indonesia sudah pada level terburuk. Artinya, risiko penyebaran sangat mungkin terjadi.

"Indonesia sudah pada level penularan di komunitas. Itu level terburuk. Indonesia sudah satu tahun ada di level tersebut menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Jadi, kalau sudah ada aktivitas seperti itu, ya, kemungkinan besar ada penularan," terang Dicky pada MNC Portal Indonesia, Sabtu (15/5).

Namun, ia menyayangkan bahwa upaya 3T (tracing, tracking, testing) Indonesia masih sangat rendah, karena itu dia menyarankan pemerintah daerah yang memiliki tanggung jawab atas kondisi lokasi wisata yang dipenuhi masyarakat bisa melakukan tindakan antisipasi mencegah klaster lokasi wisata pasca lebaran yaitu dengan 8 poin yang sudah dia ramu.

Delapan poin tersebut dia harap dapat menekan angka penyebaran Covid-19 di setiap wilayah. Apa saja?

1. Respons cepat, kuat, dan terukur pada setiap level pemerintah dan sektor. Jadi, semua bersiap skenario terburuk.

2. Strategi komunikasi risiko dibangun dan dijaga kualitasnya untuk membangun persepsi risiko yang sama pada semua pihak.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kasus COVID-19 di Bali...
Kasus COVID-19 di Bali Turun, Penerapan Prokes Diminta Jangan Kendur
Apple Gelar WWDC 2021...
Apple Gelar WWDC 2021 7 Juni, Masih Digelar Virtual
Kuliah di Mana Cak Lontong?...
Kuliah di Mana Cak Lontong? Komedian yang Ditunjuk sebagai Komisaris Ancol
Ancol Rombak Jajaran...
Ancol Rombak Jajaran Komisaris: Mantan Bos Garuda Jadi Komut, Ada Juga Cak Lontong
Liburan Seru dan Hemat...
Liburan Seru dan Hemat di Jakarta, 4 Destinasi Murah Meriah untuk Long Weekend
Rekomendasi
Kekuatan Intelijen AS...
Kekuatan Intelijen AS Makin Melemah, Ternyata Ini Penyebab Utamanya
Comeback Manis Andy...
Comeback Manis Andy Prayoga di Pembuka 76 Indonesian Downhill 2025 Kudus
SIG Catatkan Pertumbuhan...
SIG Catatkan Pertumbuhan Penjualan Regional 13,8% di Kuartal I-2025
Berita Terkini
Gambar AI Donald Trump...
Gambar AI Donald Trump Jadi Paus Picu Reaksi Keras
Fenomena Alam Pemicu...
Fenomena Alam Pemicu Ratusan Gempa Bumi per-Hari Terdeteksi
Rekomendasi Link Tambah...
Rekomendasi Link Tambah Follower TikTok Gratis
Satelit Kubus Milik...
Satelit Kubus Milik Korea Selatan Bakal Ramaikan Misi Artemis
Elon Musk Samakan Dirinya...
Elon Musk Samakan Dirinya dengan Buddha
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Internet Tanpa Aplikasi
Infografis
Ilmuwan Ungkap Aktivitas...
Ilmuwan Ungkap Aktivitas Otak Manusia Menjelang Kematian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved