533 Juta Data Pengguna Facebook Dilaporkan Bocor, 130 Ribu dari Indonesia
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Sebanyak 533 juta data pengguna Facebook dilaporkan bocor, di antaranya adalah nomor telepon, nama lengkap, ID, lokasi, tanggal lahir, bahkan alamat email.
Dilaporkan ada 106 negara yang terkena imbas kebocoran tersebut. Kebocoran terjadi di Amerika Serikat hingga lebih dari 32 juta pengguna, 11 juta pengguna di Inggris, dan 6 juta pengguna di India. Sementara di Indonesia terkena lebih dari 130 ribu.
Pihak Facebook membenarkan telah terjadi kebocoran tersebut. Juru Bicara Facebook, menjelas bahwa kebocoran melanda data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019.
"Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019," jelasnya Facebook dilansir BBC, Minggu (4/4).
Facebook mengaku sudah menambal kerentanan tersebut, meskipun malah menimbulkan potensi kebocoran. Jadi, ketika di luar dari jaringan Facebook, perusahaan tak memiliki kekuatan lebih untuk menghentikan penyebarannya secara daring.
Meski sudah terjadi dua tahun lalu, data pengguna Facebook yang bocor dapat memberikan informasi berharga bagi penjahat siber yang menggunakan informasi pribadi seseorang untuk menyamar atau melakukan penipuan.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Dilaporkan ada 106 negara yang terkena imbas kebocoran tersebut. Kebocoran terjadi di Amerika Serikat hingga lebih dari 32 juta pengguna, 11 juta pengguna di Inggris, dan 6 juta pengguna di India. Sementara di Indonesia terkena lebih dari 130 ribu.
Pihak Facebook membenarkan telah terjadi kebocoran tersebut. Juru Bicara Facebook, menjelas bahwa kebocoran melanda data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019.
"Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019," jelasnya Facebook dilansir BBC, Minggu (4/4).
Facebook mengaku sudah menambal kerentanan tersebut, meskipun malah menimbulkan potensi kebocoran. Jadi, ketika di luar dari jaringan Facebook, perusahaan tak memiliki kekuatan lebih untuk menghentikan penyebarannya secara daring.
Meski sudah terjadi dua tahun lalu, data pengguna Facebook yang bocor dapat memberikan informasi berharga bagi penjahat siber yang menggunakan informasi pribadi seseorang untuk menyamar atau melakukan penipuan.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(dan)