Tren Belanja Ramadan 2021: Konsumen Belanja lewat e-Wallet, Bayar Streaming, dan Pesan-Antar Makanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riset menunjukkan masyarakat Indonesia berencana meningkatkan belanja online dan pesan-antar makanan selama Ramadan 2021.
Ramadan merupakan salah satu perayaan yang dinantikan oleh umat Islam Indonesia. Riset terbaru perusahaan teknologi periklanan global, The Trade Desk memperlihatkan adanya rencana peningkatan belanja online dan pesan-antar makanan selama Ramadan .
Sebab, hampir 1 dari 2 orang Indonesia berencana untuk tidak melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan tradisi mudik.
Dengan adanya rencana tidak melakukan perjalanan, masyarakat Indonesia akan mengalokasikan kembali dana perjalanan mudik mereka.
Faktanya, 63 persen dari responden yang biasanya berbelanja selama Ramadan, mengatakan bahwa mereka akan melakukan lebih banyak belanja Ramadan secara online dibanding tahun lalu. Angka tersebut naik hingga 68 persen untuk millennial, kelompok usia yang sangat diidamkan bagi kalangan pengiklan.
Selain itu, responden juga berencana meningkatkan jumlah makanan pesan antar yang dipesan secara online untuk menyesuaikan perayaan Ramadan mereka di era Covid-19.
Di antara pengguna aplikasi pesan-antar makanan, hampir 6 dari 10 responden mengatakan mereka akan lebih sering menggunakan aplikasi pesan-antar makanan tahun ini dibanding tahun lalu.
Tren ini sangat menonjol di antara keluarga yang memiliki anak-anak karena mereka tidak dapat pergi keluar sebanyak yang biasanya dilakukan selama buka puasa. Riset juga memperlihatkan bahwa E-wallet telah memiliki daya tarik di Indonesia: 1 dari 3 masyarakat Indonesia telah menggunakan E-wallet untuk membayar pengeluaran harian mereka.
Karena itu, pengiklan harus memikirkan kembali bagaimana memperoleh data mengenai pesan-antar makanan, tren belanja bahan makanan dan produk, serta pembelian di dalam toko dengan E-wallet untuk mengimbangi penggunaan E-wallet yang terus bertambah.
Meningkatnya penggunaan e-wallet menawarkan peluang kepada mereka untuk memahami bagaimana iklan digital diubah menjadi penjualan.
Florencia Eka, Country Manager, Indonesia, menilai pergeseran selama Ramadan sebagai peluang bagi pengiklan untuk mempertajam strategi medianya. “Saat masyarakat Indonesia menghabiskan Ramadan dan Idul Fitri di rumah, mereka juga memilih menghabiskan lebih banyak waktu dan uang secara online, hal tersebut menciptakan peluang untuk menjangkau dan melibatkan konsumen saat mereka berbelanja, makan, dan membayar kebutuhan sehari-hari menggunakan kanal digital,” ujarnya.
Terkait konsumsi media, riset The Trade Desk memperlihatkan bahwa streaming video online juga akan meningkat selama Ramadan 2021.
Satu dari dua masyarakat Indonesia yang disurvei menyatakan untuk berencana menghabiskan waktu luang Ramadan dengan menonton film dan serial TV (48 persen), sementara jumlah yang hampir setara berencana untuk streaming musik online (42 persen).
Dengan kehadiran 40 juta konsumen Indonesia pada platform OTT yang didukung iklan, mereka dapat memanfaatkan saluran baru ini agar senantiasa menjadi top-of-mind. "Pergeseran perilaku konsumen saat Ramadan dengan meningkatnya belanja online dan pesan-antar makanan, serta konsumsi tayangan OTT, menunjukkan tren lebih besar yang telah kami amati meningkat selama pandemi, dan kami tidak melihat ini berbalik," kata Eka.
“Karena semakin banyak orang Indonesia yang terus beralih ke saluran digital baru seperti E-wallet dan streaming video OTT, lebih banyak pengiklan akan mengikuti ke mana konsumen membawanya,” ujarnya.
Ramadan merupakan salah satu perayaan yang dinantikan oleh umat Islam Indonesia. Riset terbaru perusahaan teknologi periklanan global, The Trade Desk memperlihatkan adanya rencana peningkatan belanja online dan pesan-antar makanan selama Ramadan .
Sebab, hampir 1 dari 2 orang Indonesia berencana untuk tidak melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan tradisi mudik.
Dengan adanya rencana tidak melakukan perjalanan, masyarakat Indonesia akan mengalokasikan kembali dana perjalanan mudik mereka.
Faktanya, 63 persen dari responden yang biasanya berbelanja selama Ramadan, mengatakan bahwa mereka akan melakukan lebih banyak belanja Ramadan secara online dibanding tahun lalu. Angka tersebut naik hingga 68 persen untuk millennial, kelompok usia yang sangat diidamkan bagi kalangan pengiklan.
Selain itu, responden juga berencana meningkatkan jumlah makanan pesan antar yang dipesan secara online untuk menyesuaikan perayaan Ramadan mereka di era Covid-19.
Di antara pengguna aplikasi pesan-antar makanan, hampir 6 dari 10 responden mengatakan mereka akan lebih sering menggunakan aplikasi pesan-antar makanan tahun ini dibanding tahun lalu.
Tren ini sangat menonjol di antara keluarga yang memiliki anak-anak karena mereka tidak dapat pergi keluar sebanyak yang biasanya dilakukan selama buka puasa. Riset juga memperlihatkan bahwa E-wallet telah memiliki daya tarik di Indonesia: 1 dari 3 masyarakat Indonesia telah menggunakan E-wallet untuk membayar pengeluaran harian mereka.
Karena itu, pengiklan harus memikirkan kembali bagaimana memperoleh data mengenai pesan-antar makanan, tren belanja bahan makanan dan produk, serta pembelian di dalam toko dengan E-wallet untuk mengimbangi penggunaan E-wallet yang terus bertambah.
Meningkatnya penggunaan e-wallet menawarkan peluang kepada mereka untuk memahami bagaimana iklan digital diubah menjadi penjualan.
Florencia Eka, Country Manager, Indonesia, menilai pergeseran selama Ramadan sebagai peluang bagi pengiklan untuk mempertajam strategi medianya. “Saat masyarakat Indonesia menghabiskan Ramadan dan Idul Fitri di rumah, mereka juga memilih menghabiskan lebih banyak waktu dan uang secara online, hal tersebut menciptakan peluang untuk menjangkau dan melibatkan konsumen saat mereka berbelanja, makan, dan membayar kebutuhan sehari-hari menggunakan kanal digital,” ujarnya.
Terkait konsumsi media, riset The Trade Desk memperlihatkan bahwa streaming video online juga akan meningkat selama Ramadan 2021.
Satu dari dua masyarakat Indonesia yang disurvei menyatakan untuk berencana menghabiskan waktu luang Ramadan dengan menonton film dan serial TV (48 persen), sementara jumlah yang hampir setara berencana untuk streaming musik online (42 persen).
Dengan kehadiran 40 juta konsumen Indonesia pada platform OTT yang didukung iklan, mereka dapat memanfaatkan saluran baru ini agar senantiasa menjadi top-of-mind. "Pergeseran perilaku konsumen saat Ramadan dengan meningkatnya belanja online dan pesan-antar makanan, serta konsumsi tayangan OTT, menunjukkan tren lebih besar yang telah kami amati meningkat selama pandemi, dan kami tidak melihat ini berbalik," kata Eka.
“Karena semakin banyak orang Indonesia yang terus beralih ke saluran digital baru seperti E-wallet dan streaming video OTT, lebih banyak pengiklan akan mengikuti ke mana konsumen membawanya,” ujarnya.
(dan)