Huawei Tuding AS Berusaha Hancurkan Perusahaan Global Selain dari Negaranya

Selasa, 19 Mei 2020 - 16:03 WIB
loading...
Huawei Tuding AS Berusaha Hancurkan Perusahaan Global Selain dari Negaranya
Guo Ping, Rotating Chairman Huawei, saat jadi pembicara pada perhelatan Global Analyst Summit ke-17, di Shenzhen, China.
A A A
JAKARTA - Guo Ping, Rotating Chairman Huawei, menuding pemerintah Amerika Serikat secara sengaja menyerang perusahaan terkemuka global yang berasal dari negara lain, alih-alih merugikan pelanggan dan konsumen Huawei.

Hal ini dianggap bertolak belakang dengan klaim pemerintah AS, yang menyatakan bahwa tindakannya tersebut didasari oleh masalah keamanan jaringan. BACA JUGA - Ninja Kelahiran Indonesia Jadi Perbincangan Dunia

“AS memanfaatkan kekuatan teknologi mereka untuk menghancurkan perusahaan dari luar negara mereka,” tudingnya, dalam perhelatan Global Analyst Summit ke-17, di Shenzhen, China, yang disiarkan langsung secara streaming, Senin (18/5/2020).

Menurut Ping, langkah tersebut justru malah akan merusak kepercayaan perusahaan-perusahaan internasional terhadap teknologi dan rantai suplai dari pihak AS. Intinya, tindakan mereka justru akan merugikan AS sendiri.

Tudingan tersebut bukan tanpa alasan. Sejak 16 Mei 2019, pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar entitas mereka tanpa adanya justifikasi. Sejak saat itu pula, Huawei mengklaim tetap berkomitmen untuk terus mematuhi aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah AS.

Kemudian, pada Jumat pekan lalu, Departemen Perdagang AS mengubah kebijakannya dan lebih memperketat sanksi terhadap Huawei. Persiden AS, Donald Trump, menolak memasok desain semikonduktornya kepada raksasa teknologi China itu, karena dikembangkan menggunakan perangkat lunak dan teknologi AS.

“Keputusan ini jelas sewenang-wenang dan sangat merugikan, serta berpotensi membuat kekacauan bagi semua industri secara global,” tegas Ping.

Ping melanjutkan, aturan baru yang dikeluarkan AS tentu akan membawa dampak pada ekspansi, pemeliharaan, serta kelanjutan operasional jaringan senilai ratusan miliar dollar, yang telah dikucurkan Huawei kepada lebih dari 170 negara di dunia.

Merespon aturan tersbut, Huawei memutuskan untuk mengambil langkah komprehensif. Mau tidak mau, bisnis perusahaan tentu akan terganggu. Namun, Huawei akan terus berusaha mencari solusi-solusi atas permasalahan ini.(Baca juga: Realme TV Akan Dilengkapi Chip MediaTek dan Dolby Audio )

“Kami berharap pelanggan dan penyuplai kami akan terus berdiri bersama kami, sebagai upaya kami agar mampu meminimalisasi dampak adanya aturan diskriminatif ini,” tandas Ping.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1032 seconds (0.1#10.140)