Ada 150 Ribu Titik Pelayanan Masyarakat yang Belum Tersedia Internet
loading...
A
A
A
Pemerintah telah memiliki rancangan atau roadmap pembangunan infrastruktur digital, guna memenuhi pelayanan publik yang lebih baik. Namun, dari 501 ribu titik pusat layanan publik di seluruh Indonesia, masih ada sekitar 150 ribu titik belum tersedia akses internet.
Proyek Palapa Ring yang membentangkan lebih dari 342 ribu kilometer kabel serat optik jaringan pita lebar atau backbone network di seluruh Indonesia, baik di darat maupun di laut, belum sepenuhnya menjangkau wilayah pemukiman dan pelayanan bagi masyarakat.
Adapun 150 ribu titik pelayanan di Indonesia yang belum terjaring internet itu meliput kantor desa, sekolah, puskesmas, pusat layanan kamtibmas, kepolisian dan lainnya, yang cenderung berada di garis terdepan Indonesia.
Berangkat dari hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, menuturkan bahwa mulai tahun lalu pemerintah telah merancang pola pembangun yang terbalik. Jadi, bukan dari hulu dan menyambung ke hilir, tapi justru dari hilir untuk mengukur dan melihat wilayah mana saja yang coverage sinyalnya belum tersedia.
"Kami juga memanfaatkan 9 satelit yang terletak di orbit, 5 satelit nasional kita dan 4 satelit asing yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan internet atau telekomunikasi nasional kita,” ungkap Johnny, dalam keterangan resmi Kementerian Kominfo, Rabu (24/2/2021).
Selain itu, politikus Partai Nasdemi ini juga mengutarakan, pemerintah telah merancang dan berharap melalui Satelit Satria 1 sebagai salah satu dari lima satelit terbesar di dunia, yang berkapasitas 150 Gbps, bisa menjadi solusi untuk melayani kebutuhan internet di titik-titik tersebut.
Pemerintah optimis Satelit Multi Fungsi atau Satelit Satria 1 nantinya akan sukses diletakkan di orbit, dan untuk comersial operation date dilakukan pada kuartal ketiga tahun 2023 nanti.
“Kepada pimpinan kepala daerah dan masyarakat di seluruh Indonesia harap bersabar," pungkasnya.
Proyek Palapa Ring yang membentangkan lebih dari 342 ribu kilometer kabel serat optik jaringan pita lebar atau backbone network di seluruh Indonesia, baik di darat maupun di laut, belum sepenuhnya menjangkau wilayah pemukiman dan pelayanan bagi masyarakat.
Adapun 150 ribu titik pelayanan di Indonesia yang belum terjaring internet itu meliput kantor desa, sekolah, puskesmas, pusat layanan kamtibmas, kepolisian dan lainnya, yang cenderung berada di garis terdepan Indonesia.
Berangkat dari hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, menuturkan bahwa mulai tahun lalu pemerintah telah merancang pola pembangun yang terbalik. Jadi, bukan dari hulu dan menyambung ke hilir, tapi justru dari hilir untuk mengukur dan melihat wilayah mana saja yang coverage sinyalnya belum tersedia.
"Kami juga memanfaatkan 9 satelit yang terletak di orbit, 5 satelit nasional kita dan 4 satelit asing yang saat ini digunakan untuk mendukung kebutuhan internet atau telekomunikasi nasional kita,” ungkap Johnny, dalam keterangan resmi Kementerian Kominfo, Rabu (24/2/2021).
Selain itu, politikus Partai Nasdemi ini juga mengutarakan, pemerintah telah merancang dan berharap melalui Satelit Satria 1 sebagai salah satu dari lima satelit terbesar di dunia, yang berkapasitas 150 Gbps, bisa menjadi solusi untuk melayani kebutuhan internet di titik-titik tersebut.
Pemerintah optimis Satelit Multi Fungsi atau Satelit Satria 1 nantinya akan sukses diletakkan di orbit, dan untuk comersial operation date dilakukan pada kuartal ketiga tahun 2023 nanti.
“Kepada pimpinan kepala daerah dan masyarakat di seluruh Indonesia harap bersabar," pungkasnya.
(wbs)