Kurangi Jejak Karbon, Gojek Gunakan AI dan IoT untuk Tanam 1.500 Pohon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada Desember 2020 lalu, Gojek dan startup Jejak.in telah meluncurkan program GoGreen Carbon Offset . Program ini diciptakan untuk menyerap j ejak karbon di Indonesia dan mengajak pengguna Gojek peduli terhadap lingkungan.
Sejak peluncurannya, Gojek telah berhasil menanam 1.500 pohon bakau di tiga lokasi, yakni Jakarta, Demak, dan Banten. Melihat besarnya antusias dari penggunanya, Gojek pengembangan fitur baru terhadap program ini.
Group Head of Sustainability Gojek, Tanah Sullivan, memaparkan, ada tiga pengembangan yang dilakukan oleh Gojek seiring dengan fitur barunya. Pertama penambahan empat jenis karbon yang diserap.
"Selain menyerap jejak karbon kendaraan bermotor, sekarang pelanggan juga dapat mendukung penyerapan jejak karbon pada barang elektronik seperti televisi, AC, dan laptop, yang semakin banyak digunakan selama pandemi," jelas Tanah, saat peluncuran fitur secara virtual, Kamis (4/2/).
Penambahan kedua adalah wilayah penanamannya, yakni menambah dua lokasi baru di wilayah Semarang dan Surabaya. Ketiga adalah penambahan jumlah pohon yang ditanam konsumen di lima lokasi tersebut.
Sementara itu, Yoanita Simanjuntak, Senior Lead Sustainability & Strategy Gojek, menjelaskan, pengembangan fitur ini melengkapi layanan sebelumnya, yakni meliputi kalkulator karbon ilmiah yang merujuk pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kemudian konverai hasil perhitungan jejak karbon ke jumlah pohon yang dibutuhkan. Lalu monitoring dashboard untuk melihat status kesehatan pohon, yang bisa diakses di manapun dan kapanpun," kata Yoanita, pada kesempatan yang sama.
Pada kesempatan itu juga, Arfan Arlanda, Founder dan CEO Jejak.in, memaparkan, sejak 2018 pihaknya telah menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Thing (IoT) untuk lingkungan.
Arfan mengaku, sejauh sudah banyak pihak yang dibantu perusahaannya untuk proses monitoring dan memastikan tumbuh kembang pohon, serta mengukur dampak keanekaragaman hayati di lokasi aksi iklim tersebut.
Sejak peluncurannya, Gojek telah berhasil menanam 1.500 pohon bakau di tiga lokasi, yakni Jakarta, Demak, dan Banten. Melihat besarnya antusias dari penggunanya, Gojek pengembangan fitur baru terhadap program ini.
Group Head of Sustainability Gojek, Tanah Sullivan, memaparkan, ada tiga pengembangan yang dilakukan oleh Gojek seiring dengan fitur barunya. Pertama penambahan empat jenis karbon yang diserap.
"Selain menyerap jejak karbon kendaraan bermotor, sekarang pelanggan juga dapat mendukung penyerapan jejak karbon pada barang elektronik seperti televisi, AC, dan laptop, yang semakin banyak digunakan selama pandemi," jelas Tanah, saat peluncuran fitur secara virtual, Kamis (4/2/).
Penambahan kedua adalah wilayah penanamannya, yakni menambah dua lokasi baru di wilayah Semarang dan Surabaya. Ketiga adalah penambahan jumlah pohon yang ditanam konsumen di lima lokasi tersebut.
Sementara itu, Yoanita Simanjuntak, Senior Lead Sustainability & Strategy Gojek, menjelaskan, pengembangan fitur ini melengkapi layanan sebelumnya, yakni meliputi kalkulator karbon ilmiah yang merujuk pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kemudian konverai hasil perhitungan jejak karbon ke jumlah pohon yang dibutuhkan. Lalu monitoring dashboard untuk melihat status kesehatan pohon, yang bisa diakses di manapun dan kapanpun," kata Yoanita, pada kesempatan yang sama.
Pada kesempatan itu juga, Arfan Arlanda, Founder dan CEO Jejak.in, memaparkan, sejak 2018 pihaknya telah menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Thing (IoT) untuk lingkungan.
Arfan mengaku, sejauh sudah banyak pihak yang dibantu perusahaannya untuk proses monitoring dan memastikan tumbuh kembang pohon, serta mengukur dampak keanekaragaman hayati di lokasi aksi iklim tersebut.